Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah
Gejala masuk angin adalah kondisi yang pernah dialami oleh banyak orang. Sebagian orang merasakan itu sebagai gejala penyakit ringan yang akan sembuh dengan sendirinya. Namun bagi beberapa orang, masuk angin adalah tanda-tanda gejala penyakit berat, seperti jantung, yang harus ditangani secepatnya.
Selain penyakit jantung, juga ada beberapa penyakit berbahaya lainnya yang gejalanya adalah masuk angin.
Masuk angin tidak ditemukan dalam istilah medis. Masuk angin adalah istilah yang biasanya digunakan oleh masyarakat, secara turun temurun, untuk menunjuk pada gejala demam, panas dalam, sakit kepala, atau batuk.
Sedangkan dalam istilah medis, gejala-gejala tersebut pada umumnya disebut dengan gejala serupa flu atau flu like symptoms, sebagai gejala awal dari infeksi virus. Atau secara medis juga bisa jadi menunjuk pada gejala gangguan pencernaan, terutama dispepsia.
Secara umum, gejala masuk angin atau flu like symptoms, meliputi demam, menggigil, keringat dingin, perut kembung, lebih sering kentut dan bersendawa dari biasanya, pilek, mual dan muntah, nafsu makan menurun, sakit kepala, dan lemas.
Di masa pandemi COVID-19 tentunya kita harus selalu waspada dan berhati-hati, terutama ketika gejala umum maupun gejala serius COVID-19 sedang menyerang tubuh kita.
Dilansir dari situs Badan Kesehatan Dunia (WHO), gejala umum dari COVID-19 di seluruh dunia adalah termasuk di dalamnya demam dan batuk.
WHO mengatakan, COVID-19 mempengaruhi masing-masing orang dengan cara yang berbeda. Kebanyakan orang yang terinfeksi akan mengembangkan penyakit ringan sampai sedang dan sembuh tanpa rawat inap.
Gejala yang paling umum adalah demam, batuk, kelelahan, hilangnya rasa atau bau.
Adapun gejala yang kurang umum, adalah sakit tenggorokan, sakit kepala, sakit dan nyeri, diare, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki, mata merah atau iritasi.
Sedangkan untuk gejala serius adalah kesulitan bernapas atau sesak napas, kehilangan kemampuan bicara atau mobilitas, atau kebingungan, dan nyeri dada.
Menurut WHO, rata-rata dibutuhkan 5-6 hari sejak seseorang terinfeksi virus untuk menunjukkan gejala, namun bisa memakan waktu hingga 14 hari.
Bila gejala masuk angin yang kamu rasakan disertai dengan gejala serius di atas, maka segeralah untuk mencari pertolongan medis.
Kamu bisa berkonsultasi dengan dokter secara online melalui OkeKlinik. Konsultasi telemedicine ini bisa dilakukan setiap saat. Kamu hanya perlu mengunduh aplikasi OkeKlinik di Play Store lalu melakukan registrasi lebih dahulu sebelum menggunakan fasilitas telemedicine terbaru ini.
Angina atau angin duduk merupakan nyeri dada yang muncul akibat adanya gangguan aliran darah ke jaringan otot jantung. Angin duduk atau angina pectoris bersumber dari penyempitan pembuluh darah jantung (koroner).
Pembuluh koroner jantung berfungsi untuk mengalirkan darah dan oksigen ke otot jantung sehingga jantung dapat bekerja dengan baik. Ketika pembuluh tersebut mengalami penyempitan, suplai oksigen untuk otot jantung akan terganggu. Akibatnya, jantung tidak dapat memompa darah dengan maksimal. Inilah yang dikatakan penyakit jantung koroner.
Nyeri yang timbul akibat angin duduk dapat menyebar ke bagian tubuh lain, seperti leher, lengan, bahu, punggung, rahang, dan gigi. Pada wanita, terkadang nyeri dada dapat terasa seperti ditusuk benda tajam.
Beberapa gejala lain yang dapat menyertai nyeri dada pada saat angin duduk adalah keringat dingin, mual, pusing, lemas, dan sesak napas. Gejala tersebut mirip dengan masuk angin.
Gejala serupa dengan masuk angin dan angin duduk adalah serangan jantung. Pasien merasakan keluhan nyeri di dada kiri, mual dan nyeri ulu hati yang mirip gejala maag, berkeringat dingin dan perasaan mudah lelah, pusing atau sakit kepala.
Gejala infeksi saluran pernafasan adalah pilek, tenggorokan nyeri, pegal-pegal, nyeri kepala, demam ringan, dan penurunan nafsu makan. Gejala-gejala tersebut mirip dengan kondisi masuk angin. Penyakit infeksi saluran pernapasan terjadi ketika saluran pernapasan terkena infeksi virus atau bakteri. Infeksi tersebut dapat berlangsung singkat atau akut, serta berkelanjutan atau kronis.
Mirip juga gejalanya dengan masuk angin, adalah infeksi saluran pencernaan. Gejala yang dirasakan pasien adalah mual, muntah, perut kembung, diare, dan sembelit. Infeksi saluran pencernaan dapat terjadi saat organ pencernaan mengalami peradangan, baik akibat infeksi virus atau bakteri maupun kondisi-kondisi lainnya.
Saat terkena Demam berdarah dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti, gejala seperti masuk angin juga dirasakan. Misalnya, demam, badan lemas, nyeri otot dan sendi, serta pegal-pegal.
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit menular melalui jalur fekal-oral ini gejalanya adalah nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, batuk, badan lemas, dan perut kembung. Gejala-gejala tersebut seringkali dianggap hanya masuk angin.
Pada umumnya seseorang yang mengeluhkan gejala seperti demam, keringat dingin, perut kembung, nyeri otot, batuk, akan menyimpulkan bahwa dirinya sedang masuk angin.
Namun, saat dilakukan pemeriksaan oleh dokter, kemungkinan pasien tidak akan mendapatkan diagnosis masuk angin. Tetapi, dokter akan memberikan diagnosis berupa keadaan lain yang gejalanya paling menyerupai gejala yang pasien rasakan.
Penanganan terhadap masuk angin pada umumnya dilakukan dengan pengobatan simptomatik, melalui obat pereda gejala yang dirasakan penderita. Mungkin bisa diberikan obat penurun demam, anti-mual, anti-nyeri untuk sakit kepala, dan lain-lain.
Apabila tak kunjung sembuh, maka segeralah periksa ke dokter. Selain ke dokter umum, kamu juga bisa memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam, untuk mengetahui kemungkinan adanya kondisi tertentu yang dirasakan.
Perbanyak istirahat dan makan yang cukup. Itu penting dilakukan untuk menangani masuk angin. Perbanyak makanan yang sehat dan bergizi, berkuah dan hangat seperti sup.
Perbanyak minum, namun hindari kafein dan alkohol. Banyak minum air putih dapat membantu mengencerkan dahak. Sebaliknya, kafein atau alkohol membuat seseorang kehilangan banyak cairan sehingga berisiko dehidrasi.
Jika masuk angin disertai dengan hidung tersumbat, lakukan metode menghirup uap untuk membantu mengatasi gejala hidung tersumbat.
Perlu juga mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin C. Hal ini dapat membantu kerja sistem imunitas tubuh dalam melawan penyakit.
Pencegahan masuk angin dapat dilakukan dengan cara menjaga stamina dan daya tahan serta kekebalan imunitas tubuh, agar virus tubuh tidak masuk menginfeksi tubuh. Melakukan pola hidup sehat, rutin berolahraga, hindari alkohol dan rokok, adalah cara pencegahan yang umumnya dilakukan untuk mencegah masuk angin.
Pencegahan masuk angin yang disebabkan gejala peningkatan asam lambung pada kasus dispepsia adalah dengan menjaga jadwal waktu makan sebaik-baiknya, jangan sampai terlambat makan, serta menghindari makanan asam dan pedas.
_______________
Referensi :
Heart.org (diakses pada 2022), Angina Pektoris.
NHS UK (diakses pada 2022), Angina.
Mayo Clinic (diakses pada 2022), Angina.
AskMayoExpert. Stable ischemic heart disease. Mayo Clinic; 2020.
Simons M, et al. New therapies for angina. https://www.uptodate.com/contents/search. Mankad R (expert opinion). Mayo Clinic. Feb. 24, 2020.