Biotekstil adalah struktur yang terdiri dari serat tekstil yang dirancang untuk digunakan dalam lingkungan biologis tertentu yang kinerjanya bergantung pada biokompatibilitas dan bio stabilitas dengan sel dan cairan biologis.

Biotekstil bukan istilah anyar,  manfaatnya pun sudah dirasakan manusia, seiring perkembangan bidang tekstil yang lumrah berkaitan dengan pakaian.

Tekstil berkembang luas ke produk non-sandang, di antaranya pembuatan berbagai peralatan medis seperti masker, jubah bedah, pakaian APD, juga Implan organ dalam tubuh yang sakit atau terluka.

Tekstil disebut lembaran, terlepas apakah tekstil ini diperoleh dari tenun atau rajut, dan juga dari compress (tekanan).

Sebelum menjadi lembaran seratnya diolah dari bahan baku alami seperti kapas, serat rami, bulu hewan, dan benang sutra.

Seiring waktu, berkembang tekstil modern atau tekstil produk berteknologi tinggi. Dalam komposisi material tertentu, mereka menawarkan kualitas tekstil unggul.

Sebagai contoh, pakaian astronot untuk ruang angkasa, yang tidak sembarang bahan dan proses, tetapi harus memenuhi syarat.

Pakaian astronot memakai bahan tahan terhadap tekanan udara, tahan api, tidak menyimpan listrik, tidak mudah sobek, tidak mudah jebol, tidak panas dalam arti pemakainya tidak merasa gerah, ringan, kuat, serta tidak perlu dicuci dan disetrika.

Begitu juga APD, apalagi di masa pandemi Covid-19.  APD wajib tidak mudah ditembus oleh virus, tidak tembus air, ringan, kuat, tidak ribet untuk memakainya, serta bagaimana supaya tahan udara tapi tetap nyaman dipakai, karena virus kan bisa menyebar lewat udara, sementara kalau udara tidak bisa masuk nanti pemakainya merasa gerah.

Jadi tekstil unggul tergantung apa tujuannya, ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi.

Biotekstil

Berbicara tekstil unggul, biotekstil termasuk salah satu yang bahan telah banyak dipakai untuk alat medis. Manfaat biotekstil juga masih intensif diteliti sampai saat ini.

Biotekstil adalah teknologi terkini untuk industri tekstil dimana enzim digunakan dalam berbagai proses untuk mencapai tujuan yang berbeda. Organisme hidup digunakan untuk melakukan proses enzimatik.

Tekstil ini dirancang khusus dan dibuat untuk berhubungan dengan tubuh manusia sedemikian rupa sehingga meningkatkan penyembuhan, kenyamanan, dan keamanan, tekstil ini dirancang dan diproduksi secara khusus.

Produk biotekstil harus mampu bekerja dalam lingkungan biologis yang relatif agresif.

Perbedaan Tekstil Medis dengan Biotekstil

Tekstil medis, merupakan produk yang digunakan di luar tubuh, tidak bersentuhan dengan darah yang beredar.

Contoh tekstil medis antara lain pembalut, penutup mata, produk kebersihan wanita, perban, popok, bantalan inkontinensia, gendongan, bantalan kasa, dipan jari, dan gips eksternal. Produk lainnya yaitu penyangga untuk mengendalikan rasa sakit atau membatasi gerakan yang ditimbulkan oleh penyakit seperti radang sendi, sakit punggung, radang kandung lendir, atau sindrom terowongan karpal.

Tekstil biomedis  berteknologi tinggi yang tahan terhadap berbagai macam bakteri, jamur, api, kotoran, dan air.

Produksi kain-kain ini memerlukan penelitian dan pengembangan yang besar untuk menghasilkan barang-barang khusus yang memenuhi persyaratan perawatan kesehatan.

Sementara produk biotekstil mempunyai kegunaan tertentu di dalam tubuh atau berhubungan dengan sirkulasi darah atau cairan tubuh.

Produk biotekstil harus mampu bekerja dalam lingkungan biologis yang relatif agresif. Contoh produk biotekstil adalah cangkok, katup jantung, jaring perbaikan hernia dan prolaps, penyangga alat jantung, serta ligamen dan tendon prostetik.

Karakteristik unik dari biotekstil, seperti biokompatibilitas, daya tahan, dan kemampuan untuk mengendalikan faktor-faktor seperti kelembaban dan pelepasan obat, menjadikannya berharga dalam berbagai aplikasi medis.

Ambil contoh, biomaterial alami seperti protein SF diproduksi oleh laba-laba, ulat sutera, lebah madu, tawon, dan sayap renda. PVA merupakan polimer sintetik yang larut dalam air, tidak beracun, dan bersifat semikristalin.

Bahan Ini telah diterapkan dalam beberapa aplikasi biomedis tingkat lanjut, termasuk pembalut luka, sistem penghantaran obat, organ buatan, dan lensa kontak. PVA merupakan polimer sintetik yang larut dalam air, tidak beracun, dan bersifat semikristalin.

Polimer yang dapat diserap bertujuan untuk memperbaiki aktivitas jaringan yang terinfeksi. Ini hanya digunakan untuk dukungan sementara. Contoh penggunaan polimer yang dapat diserap adalah polimer glikolat dan asam laktat.

Penelitian dan pengembangan saat ini di bidang biotekstil terus diadakan guna meningkatkan penggunaannya dalam industri medis untuk meningkatkan perawatan dan hasil pasien.

Pemintalan serat dan pencetakan 3D juga dimanfaatkan sebagai contoh metode yang sangat menjanjikan untuk memproduksi biotekstil.

Awal Istilah Biotekstil

Pada 30 tahun lalu, Profesor Martin King, yang mengawali istilah biotekstil.

Ahli biotekstil dan teknologi tekstil di Fakultas Tekstil Universitas Negeri Carolina Utara itu mengatakan, banyak perusahaan yang membuat peralatan medis memiliki dengan bahan seperti plastik, logam, dan keramik. “Kami memiliki peran unik dalam membantu pengembangan produk tekstil medis baru,” kata King, yang juga bekerja di fakultas kedokteran Universitas Laval di Kota Quebec, Kanada.

Produk tersebut meliputi arteri buatan, stent, katup jantung, filter darah, bantalan tulang belakang yang dapat disisipkan di antara tulang belakang untuk menggantikan cakram degeneratif, atau perangkat pendukung jantung untuk orang yang menderita gagal jantung kongestif.

“Hal yang menakjubkan tentang beberapa perangkat ini adalah Anda dapat mengirimkannya ke tempat yang seharusnya di dalam tubuh dengan menggunakan prosedur bedah yang tidak terlalu invasif,” kata King.

Misalnya, sayatan kecil di paha dan pemasangan probe kateter, yang dapat dilihat secara radiologis, dapat menempatkan stent di tempat yang tepat di arteri, dibandingkan harus membuat sayatan yang panjang dan dalam seperti yang biasa dilakukan di masa lalu. menggunakan operasi terbuka.

Masa Depan Biotekstil

Di masa depan, biotekstil diharapkan dapat dipakai untuk pengobatan regeneratif yaitu rekayasa, atau regenerasi sel manusia, jaringan atau organ untuk memulihkan atau membangun fungsi normal.

Teknologi tekstil dapat dimanfaatkan untuk merancang dan mengembangkan struktur perancah berserat untuk berbagai aplikasi rekayasa jaringan.

Struktur tekstil yang berbeda memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan arsitekturnya, memungkinkan untuk mengontrol sifat unik termasuk ukuran dan orientasi serat, ukuran dan bentuk matriks, ukuran dan geometri pori, porositas total dan interkonektivitas pori, serta topografi permukaan.

Karenanya, perlu kerja sama interdisipliner dengan bidang teknis lainnya, dan perwakilan dari kedokteran merupakan landasan yang menentukan untuk pekerjaan penelitian berkelanjutan di bidang berikut:
 

• Pengembangan dan penelitian untuk teknologi biomedis berbasis tekstil (produk intracorporeal) dan tekstil medis inovatif (produk extracorporeal).

• Pengembangan mesin (modifikasi mesin yang ada, pembangunan mesin baru, desain jalur produksi baru) untuk produksi tekstil medis, pengembangan material dan produk (benang, struktur, perancah, implan).

• Pengembangan bioreaktor, metode pengujian baru, dan perangkat pengujian.

• Pengembangan biosensor dan desain jaringan sensor.

______________________________ 

Referensi : 

Online Clothing Study (2020), Bio Based Fibres in Textile & Bio-Fabrics.

M,Fredzman, Slide Share (2021), Material Teknik Hospitality Textil (Tekstil Medis). 

Wikipedia (diakses pada 2024), Biotextile. 

Ashiq, Mohiuddin, Linkedin (2023), Biotextile In Medical Science. 

Swicofil (diakses pada 2024), BIO-MEDICAL TEXTILES.

Science Direct (diakses pada 2024), Medical Fibers and Biotextiles.

Frontiers (2022), Nanomaterials in the future biotextile industry: A new cosmovision to obtain smart biotextiles.