Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

14 Penyebab Kram Perut dan Penanganannya

Artikel dipublikasikan : 10 Mei 2022 17:11
Dibaca : 503 kali

 

Kram perut bisa menyerang  tiba-tiba. Setiap orang bisa saja mengalami rasa tegang di otot-otot perut ini. Apa penyebabnya dan bagaimana mengobatinya ? 

Salah satu gejala sakit perut yang bisa dialami oleh siapa saja adalah kram perut. Orang yang mengalami kram perut biasanya akan merasa sakit perut secara tiba-tiba, tidak terkendali, dan timbul perasaan tegang di otot-otot perut. 

Pada umumnya, kram perut tidak serius dan tidak perlu didiagnosis. Namun jika sering terjadi, parah, atau berlangsung lebih dari satu hari, hal ini bisa menjadi pertanda masalah medis yang lebih berbahaya. 

Baca Juga: Penyebab dan Obat Sakit Perut Melilit

Penyebab kram perut 

Dilansir dari berbagai sumber, penyebab kram perut adalah sebagai berikut: 

  1. Keracunan makanan

Melansir WebMD Makanan yang terkontaminasi kuman tertentu dapat menyebabkan terjadinya kram perut. Kram perut hanya salah satu gejala keracunan makanan tersebut. Selain kram, mungkin kamu juga akan  mengalami sakit perut, mual, muntah, diare, demam. 

Munculnya gejala keracunan makanan tersebut mungkin perlu waktu beberapa menit, jam, atau hari.  

Orang dewasa lanjut usia, anak-anak di bawah 5 tahun, wanita hamil, dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah lebih mungkin mengalami keracunan makanan. 

Penanganan

Saat mengalami kram perut karenan keracunan makanan, segeralah beristirahat dan jangan teruskan makan makanan penyebab kram perut.  

Jika disertai dengan muntah atau mengalami diare, dianjurkan untuk memperbanyak minum air putih, untuk menghindari dehidrasi. 

Segera pergi menemui dokter jika gejala yang kamu alami menjadi lebih serius, seperti :

  • Ada darah di kotoran 

  • Demam tinggi (suhu lebih dari 38,3 derajat Celcius F )

  • Muntah berkali-kali, yang dapat menyebabkan dehidrasi

  • Tanda-tanda dehidrasi (kencing lebih sedikit, pusing, mulut dan tenggorokan sangat kering)

  • Diare yang berlangsung lebih dari beberapa hari 

Pada anak di bawah 6 bulan atau untuk orang dewasa lanjut usia yang mengalami diare dengan masalah medis kronis atau sistem kekebalan yang lemah, juga segera hubungi dokter.  

  1. Virus perut

Pernah mendengar dokter menyebut virus gastroenteritis virus? Virus ini juga sering disebut dengan flu perut, tapi bukan disebabkan oleh virus flu. Ada berbagai jenis virus perut. Norovirus adalah yang paling umum di Amerika Serikat.

Kamu bisa terpapar virus perut melalui kontak dekat dengan seseorang yang memiliki virus. Misalnya, saat berbagi makanan atau peralatan dapur, seperti garpu atau pisau. Bisa juga karena mendapatkan virus dengan makan atau minum makanan dan air yang tidak aman. 

Tak seperti keracunan makanan, virus dapat menyebar dengan mudah ke orang lain -- setidaknya selama beberapa hari sejak pertama kamu terinfeksi.

Virus perut dan keracunan makanan memiliki gejala yang mirip, seperti kram perut. Sedangkan gejala lain, meliputi diare berair, sakit perut, sakit perut dan muntah, sakit otot atau sakit kepala, dan demam ringan. 

Penanganan

Tidak ada perawatan medis untuk virus perut. Beberapa hal yang dapat dilakukan di rumah adalah untuk menangkal dehidrasi dan membuat kamu merasa lebih baik. Hindari makanan padat. Perbanyak asupan cairan, minum kaldu bening, atau minuman olahraga bebas kafein.

Sebaiknya makanlah makanan yang mudah dicerna, seperti biskuit, roti panggang, pisang, nasi, dan ayam. Segera hentikan makan bila kamu merasa sakit lagi.

Perbanyak istirahat setelah mengalami  dehidrasi yang mungkin membuat kamu lemas dan lelah.

Pada umumnya orang yang terserang virus perut ini akan menjadi lebih baik dalam beberapa hari. Dehidrasi menjadi perhatian serius. Kamu mungkin harus pergi ke rumah sakit dan hubungi dokter jika  mengalami dehidrasi.

Baca Juga: Cara Mengatasi Sakit Perut Yang Tak Kunjung Sembuh

  1. Alergi makanan

Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh berusaha mempertahankan diri terhadap makanan yang dianggap berbahaya. 

Alergi makanan yang paling umum adalah terhadap protein,  seperti kerang, ikan, telur, susu, dan kacang kacangan. 

Penanganan 

Reaksi alergi berbahaya yang disebut anafilaksis dapat menyebabkan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, kesulitan menelan, dan sesak napas. Jika tidak segera diobati, bisa berakibat fatal.

  1. Intoleransi makanan

Intoleransi makanan terjadi ketika makanan mengiritasi sistem pencernaan. Dengan kata lain tubuh mengalami kesulitan memecahnya. Laktosa atau gula yang ditemukan dalam susu dan makanan olahan susu lainnya adalah intoleransi makanan yang paling umum. 

Gejala intoleransi makanan mungkin hanya muncul ketika kamu makan makanan bermasalah dalam jumlah besar.

Penanganan 

Obat antasida bisa digunakan untuk mengobati gejala intoleransi makanan lainnya seperti mulas atau sakit perut.

  1. Pra menstruasi

Wanita juga bisa mengalami kram perut selama masa pra menstruasi atau menjelang menstruasi. Sakit perut ini menimbulkan rasa nyeri pada perut bagian bawah. Nyerinya bisa berdenyut, terasa seperti tertekan benda tumpul, atau terasa tajam. Kram perut pra menstruasi juga bisa bertahan selama menstruasi.

Penanganan 

Kram perut pada masa pre menstruasi bisa diatasi dengan cara berendam dalam air hangat atau mengompres area perut dengan kompres hangat. Jika tidak mereda rasa sakitnya, cobalah mengonsumsi obat anti nyeri seperti paracetamol.

Baca Juga: Penyebab Sakit Perut Bagian Bawah Pada Wanita

  1. Hipokalemia

Rendahnya kadar kalium atau potasium dalam darah atau hipokalemia dapat menimbulkan kram perut. Penyebab hipokalemia adalah gangguan makan, seperti anorexia atau bulimia, diare, serta penggunaan obat pencahar jangka panjang.

Selain menimbulkan kram perut, hipokalemia juga dapat menimbulkan keluhan berupa lemas, tidak bersemangat, palpitasi atau berdebar-debar, bahkan keluhan psikis, seperti halusinasi atau depresi.

  1. Hipokalsemia

Hipokalsemia adalah kondisi rendahnya kadar kalsium dalam darah. Hipokalsemia bisa menyebabkan gangguan pada sistem saraf dan otot, termasuk pada otot perut. Selain menimbulkan kram perut, kekurangan kalsium juga bisa menyebabkan kesemutan, baal, sulit menelan atau disfagia, perubahan suara akibat kekakuan otot laring, lemas, bahkan kejang.

Penyebab hipokalsemia adalah kurangnya asupan kalsium dalam jangka waktu yang lama, efek samping obat-obatan tertentu, perubahan hormonal, dan kondisi genetik.

Penanganan 

Kram perut yang disebabkan oleh hipokalemia dan hipokalsemia perlu mendapat penanganan langsung dari dokter. Dokter bisa memberikan obat anti nyeri untuk meredakan rasa sakit.

  1. Penumpukan gas di dalam perut 

Kram perut juga bisa terjadi karena adanya gas yang menumpuk di perut. Selain akan memicu  kram perut,  penumpukan gas di perut juga dapat menimbulkan perut kembung, begah, dan sering bersendawa atau kentut. 

  1. Penyakit radang usus 

Bila terjadi kram perut yang tak kunjung sembuh, mungkin penyebab kram perut berkepanjangan ini berkaitan dengan peradangan kronis usus, seperti penyakit crohn dan kolitis ulserativa. 

  1. Sindrom iritasi usus besar 

Orang yang mengalami sindrom iritasi usus besar juga dapat merasakan kram perut. Selain itu, penderita juga merasakan kembung, sembelit atau diare bergantian, dan perut begah. Sindrom iritasi usus besar dapat menyebabkan gangguan jaringan usus, seperti penyakit radang usus. 

  1. Penyakit radang lambung 

Peradangan lambung terkait penyakit gastritis atau gastroenteritis bisa menyebabkan gejala kram perut, mual dan muntah, atau diare. Penyakit ini biasanya disebabkan infeksi virus atau bakteri. 

  1. Sembelit 

Saat mengalami sembelit atau susah buang air besar, terjadi tekanan ekstra pada usus. Hal ini dapat menyebabkan kram perut. 

  1. Gastroparesis 

Gastroparesis adalah gangguan otot lambung yang menyebabkan gerakan pencernaan melambat. Kondisi ini pada umumnya dirasakan oleh penderita diabetes. Gejala yang dirasakan, adalah kram perut setelah makan. 

  1. Kehamilan 

Ibu hamil juga biasanya akan mengalami kram perut. Kondisi ini dipengaruhi efek samping pelepasan hormon progesteron, pergerakan bayi, dan otot perut yang meregang. Apabila kram perut terasa parah atau terus-menerus, segera konsultasikan pada dokter.

Tips mengatasi kram perut 

Dilansir dari Kompas, beberapa tips praktis yang bisa dilakukan  untuk membantu meredakan kram perut, diantaranya adalah : 

  • Tempelkan penyeka perut, bantalan pemanas, atau koyo untuk membantu mengendurkan otot-otot perut yang tegang 

  • Minum seduhan teh chamomile untuk menenangkan kram perut 

  • Minum banyak air putih atau cairan elektrolit apabila kram perut terkait dehidrasi Konsumsi obat penghilang rasa sakit. 

  • Untuk ibu hamil, orang punya gangguan lambung, atau masalah kesehatan lain, ada baiknya konsultasi ke dokter terkait jenis obat penghilang rasa sakit yang paling tepat. 

  • Istirahatkan otot perut agar tidak tegang, sementara hindari dulu olahraga atau gerakan olahraga yang banyak mengandalkan otot perut. 



 

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com