Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Terapi Uap untuk Penyakit Pernapasan: Inhaler atau Nebulizer?

Artikel dipublikasikan : 27 Juni 2024 08:19
Dibaca : 175 kali

Peran paru-paru dalam sistem pernapasan manusia, sangat penting untuk memastikan kita bernapas dengan baik. Oleh karena itu, perlu sekali memahami berbagai jenis penyakit paru-paru yang ada, termasuk ragam jenis alat terapinya.

Beberapa orang secara genetis lebih mungkin terkena penyakit pernapasan, namun tempat kerja atau paparan lingkungan dapat memainkan peran yang besar. Satu hal yang pasti, merokok adalah penyebab paling umum penyakit pernapasan.

Bagi penderita paru-paru atau penyakit pernapasan mungkin familiar dengan  nebulizer dan inhaler. Kedua alat ini adalah alat bantu terapi uap bagi penderita penyakit pernapasan. 

Meskipun sesama alat pengendali obat terapi penyakit pernapasan, keduanya punya ukuran, jenis, dan cara kerja berbeda.

Sebelum membahas lebih jauh tentang terapi uap dan alat-alat medis untuk pengidap penyakit pernapasan, berikut sekelumit mengupas soal jenis penyakit paru-paru termasuk gejalanya.

4 Jenis Penyakit Paru-Paru Teratas

1. Asma

Asma didefinisikan sebagai suatu kondisi pernapasan kronis dan umum yang menyebabkan kesulitan bernapas akibat peradangan pada saluran pernapasan. 

Gejala asma antara lain batuk kering, mengi, dada terasa sesak, dan sesak napas. Reaksi alergi, infeksi dan polusi semuanya dapat memicu serangan asma.

“Setiap orang yang menderita asma perlu memiliki inhaler penyelamat untuk membuka saluran udara dengan cepat,” kata Ahli Paru UnityPoint Health, Jim Meyer, DO.

Biasanya, asma dimulai pada masa kanak-kanak dan berlanjut hingga dewasa. Namun, beberapa orang berusia 60-an, 70-an, dan 80-an dapat terkena asma pada usia dewasa. 

Dr. Meyer mengatakan asma adalah penyakit paru obstruktif yang dapat disembuhkan. Ia telah melihat pasien asma yang mampu meningkatkan laju pernapasan mereka lebih baik daripada mereka yang menderita penyakit pernapasan yang dikenal sebagai Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).

2. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

PPOK adalah istilah umum yang mencakup beberapa penyakit pernapasan yang menyebabkan sesak napas, atau ketidakmampuan untuk mengeluarkan napas secara normal. 

Orang biasanya mengalami gejala, antara lain sesak napas, dan biasanya batuk berdahak (lendir dari paru-paru), terutama di pagi hari. Bagi sebagian orang, PPOK mungkin sulit dikenali karena gejalanya sering disalahartikan sebagai proses penuaan bertahap dan kerusakan tubuh. Faktanya, PPOK dapat berkembang dalam waktu beberapa tahun tanpa adanya tanda-tanda sesak napas. 

Oleh karena itu, Dr. Meyer mengatakan PPOK sering kali tidak terdeteksi dalam jangka waktu yang terlalu lama. Penyakit ini biasanya dimulai saat seseorang berusia 30-an atau 40-an dan kemudian mencapai puncaknya pada usia 50-an, 60-an, dan 70-an.

Penyakit ini umumnya dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Jarang sekali melihat penderita PPOK yang belum pernah terpapar rokok. 

Orang dapat mengalami berbagai tingkat keparahan PPOK. Yang paling parah, hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

3. Bronkitis Kronis

Bronkitis kronis adalah salah satu bentuk PPOK yang ditandai dengan batuk kronis. Biasanya orang mengalami batuk berdahak (lendir dari paru-paru), terutama pada pagi hari. Hal ini terjadi karena kelenjar lendir di saluran udara meningkatkan produksinya, dan pasien harus mengeluarkan cairan berlebih tersebut dengan batuk. 

Karena bronkitis kronis adalah salah satu bentuk PPOK, pengobatannya dilakukan dengan cara yang sama. 

Orang juga dapat terserang bronkitis akut, yang bukan merupakan penyakit jangka panjang namun merupakan masalah menular. Penyakit ini berkembang dari infeksi virus atau bakteri dan dapat diobati dengan antibiotik. 

Gejala yang berhubungan dengan bronkitis akut akan mereda setelah infeksinya teratasi.

4. Pneumonia (Paru-Paru Basah) 

Pneumonia atau paru-paru basah, adalah bagian dari jenis Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). ISPA terjadi akibat meradangnya kantung udara dalam paru-paru (alveolus).

Masyarakat lebih mengenal paru-paru basah karena penyakit pernapasan ini membuat kantung udara dalam organ tersebut dipenuhi oleh cairan atau nanah. Penyebab penyakit paru-paru yaitu infeksi virus maupun bakteri.

Perawatan untuk Penyakit Pernapasan

Dasar teknik inhalasi saat ini yaitu Inhaler dan Nebulizer sebenarnya sudah ada sejak zaman Yunani, yaitu dengan teknik pengobatan yang menggunakan uap dari bahan ramuan yang dihirup. 

Hingga kini sebagian orang masih memakai cara inhalasi tradisional untuk meringankan gejala batuk pilek. Terapi tradisional cukup sederhana. Sediakan baskom berisi air hangat lalu campur sedikit minyak kayu putih. Gunakan handuk sebagai tutup kepala saat menghirup udara dari uap air hangat tersebut.

Terapi cara tradisional ini hanya untuk mengurangi sumbatan pada hidung dan tidak dapat menggantikan inhalasi dari alat Inhaler dan Nebulizer.

Inhaler adalah alat berisi obat yang diminum dengan cara menarik napas (inhaling). Inhaler merupakan pengobatan utama asma dan membantu mengendalikan gejala asma. 

Ada banyak jenis inhaler yang berbeda. Berikut beberapa macam terapi inhalasi:

1. Metered Dose Inhaler (MDI)

Metered Dose Inhaler (MDI) atau Inhaler dosis terukur adalah alat yang mengalirkan obat dalam jumlah tertentu ke paru-paru dalam bentuk obat aerosol dalam waktu singkat yang biasanya diberikan sendiri oleh pasien melalui inhalasi. Ini adalah sistem pengiriman yang paling umum digunakan untuk mengobati asma , penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan penyakit pernafasan lainnya. 

Obat dalam inhaler dosis terukur paling sering berupa bronkodilator , kortikosteroid , atau kombinasi keduanya untuk mengobati asma dan PPOK.

2. Dry Powder Inhaler (DPI)

Dry Powder Inhaler (DPI) atau Inhaler bubuk kering adalah alat yang mengantarkan obat ke paru-paru dalam bentuk bubuk kering. DPI umumnya digunakan untuk mengobati penyakit pernafasan seperti asma, bronkitis , emfisema dan PPOK.

DPI (seperti Insulin inhalasi) juga telah digunakan dalam pengobatan diabetes melitus.

DPI adalah alternatif dari inhaler berbasis aerosol yang biasa disebut inhaler dosis terukur (atau MDI). 

DPI memerlukan beberapa prosedur agar dosis bubuk terukur siap dikonsumsi pasien. Obat ini biasanya disimpan dalam kapsul untuk dimasukkan secara manual atau dalam bentuk khusus di dalam inhaler. Setelah diisi atau digerakkan, operator memasukkan corong inhaler ke dalam mulutnya dan menarik napas dalam-dalam (memastikan obat mencapai bagian bawah paru-paru), menahan napas selama 5–10 detik.

DPI biasanya hanya digunakan pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa.

3. Nebulizer

Nebulizer adalah mesin yang menyemprotkan kabut obat cair yang halus. Obat diberikan melalui corong atau masker. Nebulizer sering digunakan oleh orang-orang yang tidak dapat menggunakan inhaler dosis terukur, seperti bayi dan anak kecil, serta penderita asma parah.

Dari penjelasan di atas, baik Nebulizer maupun Inhaler adalah sesama alat yang digunakan untuk mengantarkan obat ke paru-paru. Ini berguna untuk mengobati kondisi paru-paru seperti asma dan PPOK. 

Perbedaan utama antara Nebulizer dan Inhaler berkaitan dengan kenyamanan dan ketersediaan obat. Nebulizer cenderung lebih besar dan sulit diangkut dibandingkan inhaler. Obat nebulasi yang tersedia juga lebih sedikit. 

Nebulizer lebih jarang digunakan dibandingkan inhaler, namun tetap bisa menjadi pilihan yang baik bagi sebagian orang. 

Bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan tentang cara menggunakan Inhaler atau Nebulizer yang tepat diresepkan untuk Anda. 

Pastikan juga membaca dan mengikuti petunjuk yang disertakan dengan perangkat. Dan, pastikan paham cara menjaga kebersihan Inhaler atau Nebulizer Anda.

________________________

Referensi:
WebMD (diakses pada 2024), Ventolin HFA Aerosol With Adapter - Uses, Side Effects, and More. 
ncbi.nlm.nih.gov (2023), PMC, Articles.
WHO (2024), Asthma. 
Nemours Kids Health (2023), What Are Nebulizers and Inhalers?
Unity Point Health (diakses pada 2024), Top 8 Respiratory Illnesses and Diseases.
Siloam Hospitals (2024), Penyakit Paru-Paru: 7 Macam Beserta Penyebabnya.

 

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com