Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah
Ilustrasi benjolan di dubur. Photo by Atlascompany/Freepik
Penyebab munculnya benjolan di dubur ada bermacam-macam. Salah satunya adalah wasir atau ambeien. Meski kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya namun salep untuk mengatasi benjolan di dubur juga bisa dipergunakan agar kamu segera bebas dari ambeien.
Berikut ini 5 jenis salep untuk benjolan di dubur, antara lain, adalah:
Policresulen
Policresulen adalah salep yang mengandung senyawa bersifat asam untuk membantu menghentikan pendarahan, dan menghambat pertumbuhan bakteri. Policresulen dapat digunakan sebagai salep untuk mengatasi benjolan di dubur yang disebabkan oleh wasir atau ambeien.
Salep untuk benjolan di dubur karena wasir ini digunakan dengan cara dioles tipis-tipis pada area sekitar benjolan yang terkena wasir sebanyak 2-3 kali sehari. Namun obat ini harus menggunakan resep dokter.
Terdapat efek samping dari salep policresulen, namun kemungkinannya kecil atau ringan efeknya, adalah gatal atau sensasi perih pada awal penggunaan. Jika efek samping ini tidak hilang segera hentikan pengobatan.
Phenylephrine rectal
Salep untuk benjolan di dubur akibat wasir juga dapat berupa Phenylephrine rectal. Salep ini dapat meredakan pembengkakan pembuluh darah di sekitar anus yang menyebabkan wasir. Selain mengurangi bengkak, obat ini juga bisa membantu meredakan rasa gatal, perih, dan iritasi di anus.
Cara menggunakannya adalah dioleskan tipis-tipis pada bagian yang terdapat benjolan. Kamu bisa mengoleskannya sebanyak 3-4 kali sehari. Namun, sebelum mengoleskan salep untuk benjolan di dubur itu, pastikan area dubur dan sekitar benjolan tersebut dalam keadaan bersih.
Hindari penggunaan salep ini selama lebih dari 7 hari. Selain itu, salep Phenylephrine rectal tidak cocok digunakan untuk anak-anak berusia di bawah 2 tahun.
Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu bagi penderita penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan gangguan tiroid. Segera hentikan pemakaian dan segera pergi ke dokter jika muncul efek samping, seperti iritasi berat, perdarahan dari dubur, sakit kepala, hingga penglihatan kabur atau telinga berdengung. Penanganan perlu segera dilakukan untuk mencegah gejala semakin memburuk.
Hydrocortisone
Hydrocortisone adalah obat jenis kortikosteroid oles yang biasanya dijual bebas di apotik. Salep wasir yang mengandung hidrokortison umumnya bisa berbentuk krim oles atau krim dalam tabung yang dilengkapi dengan aplikator. Aplikator berfungsi menghindari risiko paparan bakteri dan infeksi dari kontak kulit langsung antara tangan dengan anus.
Salep yang bisa digunakan untuk mengatasi benjolan di dubur itu dapat membantu untuk mengurangi nyeri, gatal, dan pembengkakan pada anus akibat wasir.
Sebelum mengoleskan pada bagian yang muncul benjolan di dubur, pastikan kebersihan tangan dan area yang akan dioleskan oleh salep tersebut.
Setelah menggunakan salep ini, usahakan tidak buang air besar setidaknya selama 1-3 jam agar obat dapat bekerja dengan efektif. Jika memiliki riwayat penyakit kronis, sebaiknya terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter. Yakni, apabila kamu sedang demam atau memiliki riwayat penyakit jantung, penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, dan infeksi, seperti tuberkulosis.
Salep hidrokortison dapat memberikan efek samping berupa atrofi mukosa. Sebaiknya tidak digunakan dalam jangka panjang.
Lidocaine
Salep untuk mengobati benjolan di dubur juga dapat berupa Lidocaine. Jenis obat ini biasanya digunakan untuk obat bius lokal, namun biasa juga dipakai dalam mengobati wasir. Lidocaine berfungsi untuk menghentikan rasa gatal dan nyeri yang disebabkan wasir.
Obat wasir ini harus digunakan dengan resep dokter dan sesuai dengan petunjuk penggunaannya, karena penggunaan yang berlebihan dan tidak tepat dapat berbahaya.
Pemakaian salep lidocaine untuk mengatasi benjolan di dubur bisa menggunakan aplikator khusus. Sebelum salep dioleskan, bersihkan dulu area benjolan dubur yang bengkak. Gunakan air mengalir dan sabun biasa untuk membersihkannya, lalu bilas sampai bersih dan keringkan.
Lidocaine biasanya dikombinasikan dengan hidrokortison yang dilengkapi dengan tisu sekali pakai untuk membersihkan area benjolan di dubur. Jangan gunakan jari saat mengoleskan salep ini ke dalam anus.
Ikuti petunjuk pemakaian aplikator untuk memasukan salep ini hingga masuk sedalam 1,5 sampai 2,5 cm ke dalam anus. Salep ini harus masuk ke sekitar lubang anus. Untuk bagian luar dubur, oleskan sedikit saja dan gosok dengan lembut.
Efek samping yang muncul umumnya bersifat ringan, seperti iritasi atau mati rasa sementara pada area anus yang dioles. Bicaralah dengan dokter bila kamu memiliki alergi terhadap kandungan obat dan penderita penyakit hati atau sedang menjalani pengobatan untuk gangguan irama jantung (aritmia).
Salep kombinasi
Salep untuk mengatasi benjolan di dubur juga dapat berupa campuran atau kombinasi dari beberapa zat atau bahan obat-obatan yang dapat meredakan pembengkakan, iritasi, atau peradangan pada anus akibat wasir.
Salep kombinasi, pada umumnya terdiri dari campuran Zinc oxide, Bismuth oxide, Bismuth subgallate, Petroleum jelly, dan kandungan bahan-bahan herbal seperti witch hazel, lidah buaya, dan balsam peru.
Salep kombinasi pada umumnya dapat diperoleh tanpa resep dokter. Namun bagi penderita wasir di bawah usia 18 tahun, yang tinjanya bercampur darah, dan alergi terhadap zat yang terkandung di dalam obat ini sebaiknya tidak menggunakan obat salep kombinasi.
Krim dari bahan-bahan herbal
Selain salep tersebut di atas, untuk mengobati benjolan di dubur juga dapat menggunakan beberapa bahan herbal berikut ini.
Witch hazel
Witch hazel atau Hamamelis virginiana berasal dari Amerika Utara. Daun dan kulit kayunya dipakai sebagai salep, toner, atau teh. Bahan herbal ini bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit, gatal dan perdarahan akibat wasir. Kandungan tanin di dalamnya akan membantu menurunkan peradangan dan memperlambat perdarahan.
Krim ini dipakai dengan cara dioleskan pada area benjolan di dubur. Gunakan tidak lebih 6 kali dalam sehari, setelah buang air besar.
Krim campuran gliserin dan garam epsom
Selain itu, salep untuk mengatasi benjolan di dubur juga dapat berupa campuran krim gliserin dan garam Epson. Cara membuatnya dengan mencampurkan 2 sendok makan garam epsom dengan 2 sendok makan gliserin. Aduk sampai rata lalu oleskan campuran itu ke kain kasa dan letakkan di area yang mengalami pembengkakan di dubur.
Biarkan krim bersama kain kasa bekerja selama 15-20 menit. Ulangi setiap empat hingga enam jam, hingga rasa nyeri yang kamu alami mereda.
Gel lidah buaya
Gel lidah buaya memiliki sifat anti radang yang dapat membantu mengurangi iritasi pada kulit, dan juga wasir. Menurut National Center for Complementary and Integrated Health, gel lidah buaya yang murni sangat aman untuk digunakan.
Pola hidup sehat
Untuk mencegah munculnya benjolan di dubur dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat. Tak dapat dipungkiri bahwa bila kamu mengabaikan pola hidup yang sehat dalam keseharian, maka bukan hanya dapat berakibat pada masalah munculnya benjolan di dubur, namun mungkin penyakit lainnya.
Konsumsi makanan kaya serat
Pola hidup sehat yang paling dianjurkan adalah dengan mengonsumsi makanan kaya serat. Makanan kaya serat banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran. Misalnya buah pir, stroberi, alpukat, apel, pisang, selada, lobak, wortel mentah, bengkoang, bayam, jamur, labu, asparagus, kentang, brokoli, brokoli, arugula, dan kacang panjang.
Perbanyak minum air putih
Perbanyak minum air putih juga penting untuk mencegah timbulnya benjolan di dubur. Normalnya, orang dewasa perlu minum air putih sebanyak 8 gelas ukuran 230 ml dalam sehari, atau sebanyak 2 liter air.
Mengompres wasir
Selain menggunakan salep, benjolan di dubur juga dapat diobati dengan cara memberi kompres dingin. Lakukan selama kurang lebih 10-15 menit, sebanyak 2-3 kali sehari, dengan kompres dingin ini agar menurunkan rasa sakit dan pembengkakan pada anus.
Demikian informasi mengenai salep untuk mengatasi benjolan di dubur, serta penggunaan bahan-bahan herbal. Jika berbagai cara tersebut masih belum dapat menyembuhkan masalah ambeien kamu, maka segeralah konsultasi dengan dokter. Kamu bisa segera konsultasikan melalui OkeKlinik.