Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Amankah Microlax untuk Bayi?

Artikel dipublikasikan : 26 November 2021 20:16
Dibaca : 2643 kali

Microlax adalah obat yang bermanfaat untuk mengatasi susah Buang Air Besar (BAB) atau sembelit. Microlax tersedia dalam bentuk gel dalam tabung berukuran 5 ml, yang digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam anus atau dubur. Dalam tiap kemasan tabung Microlax 5 ml, mengandung tiga bahan utama yakni matrium lauril sulfoasetat, sorbitol, dan sodium sitra. Komposisi yang terkandung adalah sebanyak 0,045 gram natrium lauril sulfoasetat, 0,450 gram natrium sitrat, 0.626 gram polyethylene glycol (PEG) 400, dan 4,465 gram sorbitol. Microlax bekerja dengan cara menyerap air ke usus besar, melunakkan tinja, dan melumasi bagian bawah rectum agar tinja lebih mudah dikeluarkan. 

Microlax sebagai obat pencahar dapat digunakan untuk semua kalangan usia, baik oleh bayi, anak-anak, dan dewasa. Namun begitu, pemberian jenis obat apapun termasuk obat pencahar seperti Microlax pada bayi khususnya yang masih menjalani periode ASI ekslusif, sebaiknya tidak dilakukan sembarangan tanpa pemeriksaan dan konsultasi dokter dulu, karena efek sampingnya bisa saja berbahaya bagi di kecil. Microlax tidak disarankan untuk digunakan pada bayi di bawah usia 12 bulan, namun masih boleh diaplikasikan pada anak usia 1 tahun ke atas. 

Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengatas masalah susah Buang Air Besar pada bayi adalah dengan memijat bagian perut bayi. Pijatan yang dimaksud harus dilakukan dengan lembut pada perut bagian bawah untuk memberikan stimulasi pergerakan usus sehingga memudahkan bayi Buang Air Besar dengan lancar. Selain itu, pergerakan bayi yang aktif seperti menggerakkan kaki layaknya mengayuh atau merangkak dapat membuat usus mendorong feses lebih baik sehingga mampu melancarkan pencernaan.

Namun jika bayi mengalami masalah BAB yang lebih dari 2 minggu dengan gejala-gejala lain yang dirasakan, maka kondisi ini harus mendapatkan penanganan medis untuk mendapat diagnosa dari dokter terkait.

Sedangkan penggunaan Microlax untuk ibu hamil dan menyusui masuk dalam kategori N, yang memiliki makna belum dikategorikan, karena obat BAB ini belum diketahui dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Sehingga ibu hamil dan menyusui sebaiknya tidak mengonsumsi obat Microlax tanpa berkonsultasi dengan dokter. 

Baca Juga: Mengobati Penyebab Buang Air Besar Berdarah, Pencegahan

Selain ibu hamil dan menyusui, ada beberapa hal lagi yang penting untuk diperhatikan sebelum menggunakan Microlax, beberapa diantaranya adalah:

  • Jangan menggunakan Microlax jika ada alergi terhadap salah satu atau beberapa bahan yang terkandung dalam obat pencahar ini

  • Jangan memakai Microlax jika sedang menderita radang usus besar, perdarahan anus, wasir, atau mengalami kesulitan Buang Air BEsar (BAB) yang sudah berlangsung selama 2 minggu atau lebih, yang dikenal dengan konstipasi kronis

  • Lakukan konsultasi dengan dokter perihal penggunaan Microlax jika mengalami kesulitan buang air besar yang disertai dengan beberapa gejala seperti mual, muntah, atau sakit perut

  • Lakukan konsultasi dengan dokter jika hendak menggunakan Microlax namun dalam kondisi menderita penyakit paru, penyakit jantung, gagal ginjal, atau sindrom malabrorbsi

  • Lakukan konsultasi dengan dokter jika hendak menggunakan obat pencahar ini namun dibarengan dengan konsumsi obat lain, suplemen, atau produk herbal tertentu

  • Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan Microlax

Penggunaan Microlax sebagai obat susah buang air besar atau sembelit, memiliki dosis yang berbeda-beda tergantung kategori usia. Seperti bayi dan anak-anak berusia dibawah 3 tahun memiliki dosis 2,5 ml atau 0,5 tabung. Sementara anak-anak usia di atas 3 tahun atau balita memiliki dosis 1 tabung, dan bagi usia dewasa di atas 17 tahun memiliki dosis 1 tabung atau 5 ml Microlax.

Hal yang penting diperhatikan sebelum menggunakan Microlax adalah membaca cara pakai atau petunjuk yang terdapat pada kemasan. Berikut adalah cara yang dapat dilakukan untuk menggunakan Microlax sebagai obat pencahar:

  • Cara pertama untuk menggunakan Microlax adalah dengan membuka tutup tabungnya, lalu menekan tabung secara perlahan sampai ada gel yang ke luar sedikit

  • Atur posisi untuk jongkok atau berbaring tengkurap, sebelum memasukkan seluruh leher tabung Microlax ke dalam dubur

  • Tekan tabung obat Microlax secara perlahan sampai seluruh isi kemasan masuk ke dalam rectum

  • Kencangkan otot anus seperti saat menahan buang air besar, agar gel Microlax tidak mengalir ke luar

  • Keluarkan leher tabung Microlax dari anus

  • Tunggu selama 5 sampai 30 menit sampai muncul rasa ingin buang air besar

  • Buang Microlax usai digunakan

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Feses Berwarna Hitam

Sedangkan cara pakai Microlax untuk bayi dan anak usia kurang dari 3 tahun, secara keseluruhan memiliki langkah yang sama. Hanya saja, cukup masukkan setengah leher tabung Microlax sesuai garis yang tersedia ke dalam dubur. Yang perlu diperhatikan lagi adalah pastikan posisi anak agar tetap berbaring dengan kedua paha saling merapat untuk menghindari gel Microlax tidak keluar lagi. Hal terpenting adalah tidak menggunakan Microlax selama lebih dari satu minggu, kecuali atas petunjuk dan pengawasan dokter.

Saat menggunakan Microlax sebagai obat pencahar, ada baiknya mengetahui interaksi Microlax dengan jenis obat lainnya. Sebab salah satu kandungan yang ada dalam Microlax yakni sorbitol, dapat memunculkan efek interaksi obat jika digunakan dengan obat-obatan jenis tertentu seperti penurunan kadar lamivudine yang mampu menangani masalah hepatitis B atau infeksi HIV, serta peningkatan risiko terjadinya kematian jaringan usus atau nekrosis usus jika sorbitol digunakan dengan calcium polystyrene sulfonate atau sodium polystyrene sulfonate. Meski begitu khusus untuk produk Microlax hingga saat ini belum ditemukan efek interaksi pasti, yang dapat terjadi jika digunakan bersama obat lain, produk herbal, atau suplemen. 

Begitu pula dengan efek samping dari penggunaan Microlax, yang hingga saat ini belum ada laporan terkait efek sampingnya. Namun yang pasti jika produk ini digunakan secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya diare, yang jika terlambat ditangani berakibat pada kekurangan cairan atau dehidrasi. Sedangkan kandungan sorbitol pada Microlax dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti sakit perut, mual, muntah, atau mulut kering.

Tak hanya perlu memperhatikan dosis, cara pakai, interaksi obat, atau pun efek samping yang dapat diakibatkan Microlax, penyimpanan obat pencahar ini pun perlu diketahui orang yang akan menggunakannya. Microlax sebaiknya disimpan pada suhu ruangan, tidak terkena paparan sinar matahari langsung dan tempat lembab, serta tidak boleh dibekukan. Obat pencahar ini juga sebaiknya dijauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Serta harus segera dibuang jika masa berlaku obat telah habis atau sudah tidak diperlukan lagi.

Baca Juga: Penyebab dan Obat Sakit Perut Melilit

Jangan ragu dan segera hubungi dokter jika terjadi konstipasi setelah menggunakan Microlax. Anda dapat melakukan telekonsultasi melalui website atau aplikasi OkeKlinik, yang bisa menghubungkan pasien dengan dokter atau mitra pelayanan jasa kesehatan, yang sudah terlisensi medis di masing-masing bidangnya. OkeKlinik dapat diakses kapan dan dimana saja, hanya dalam genggaman tangan Anda.

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com