Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah
Semua alat kontrasepsi bertujuan untuk menunda atau mencegah kehamilan. Tingkat keberhasilan dan efek sampingnya masing-masing berbeda terhadap penggunanya. Ketahui di sini, apa saja efek samping KB suntik 1 bulan!
KB suntik 1 bulan, seperti halnya KB suntik lainnya, mempunyai fungsi sebagai alat kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon progestogen atau progestin. Hormon tersebut sama perannya dengan hormon progesteron yang diproduksi tubuh wanita, secara alamiah, untuk menghentikan ovulasi atau pembuahan. Tentunya, ada efek samping penggunaan KB suntik 1 bulan.
Tingkat keberhasilan KB suntik 1 bulan
Sebelum membahas efek samping KB suntik 1 bulan, perlu dipahami terlebih dahulu seberapa persen tingkat keberhasilan alat kontrasepsi KB suntik yang satu ini dalam mencegah kehamilan.
Sesuai namanya, KB suntik 1 bulan merupakan suntikan KB yang diberikan setiap 30 hari atau 1 bulan sekali. Jika dilakukan dengan benar dan sesuai jadwal, metode kontrasepsi KB suntik memiliki efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan, yakni hingga lebih dari 99%.
Sedangkan waktu untuk mengembalikan tingkat kesuburan agar dapat kembali normal, pada suntik KB 1 bulan berlangsung relatif cepat, yaitu 3 bulan setelah suntikan dihentikan. Sehingga bagi Anda yang ingin segera mempunyai anak, KB suntik 1 bulan cocok digunakan. Namun, perlu lebih dahulu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya, karena bagaimanapun alat kontrasepsi ini memiliki efek samping.
Baca Juga: 10 Cara Mencegah Kehamilan
Efek samping KB suntik secara umum
Menunda dan mencegah kehamilan adalah tujuan penggunaan seluruh alat kontrasepsi. Namun perlu diingat bahwa juga ada efek samping penggunaan KB suntik.
Pada umumnya efek samping penggunaan KB suntik adalah dapat meningkatkan berat badan, menyebabkan jadwal menstruasi tidak teratur, muncul bercak darah pada vagina, perubahan mood, sakit kepala, mual, nyeri payudara, penurunan gairah seksual, pengeroposan tulang dan peningkatan risiko terkena osteoporosis, dan alergi.
Efek samping KB suntik 1 bulan
Terdapat beberapa efek samping dari penggunaan KB suntik 1 bulan. Efek samping tersebut adalah dapat menimbulkan risiko terjadinya perdarahan tidak normal, meskipun kondisi tersebut jarang terjadi. Selain itu juga akan menyebabkan pusing. Pengguna KB suntik 1 bulan juga akan merasakan payudaranya menjadi lebih terasa sensitif atau nyeri. Efek lainnya adalah memicu terjadinya perubahan mood atau suasana hati.
Perlu dikonsultasi lagi dengan dokter sebelum memutuskan untuk menggunakannya. Terlebih jika Anda memiliki gejala penyakit tertentu. Sebab, KB suntik 1 bulan tidak dianjurkan untuk dipakai oleh wanita yang menderita pusing kepala sebelah atau migrain. Selain itu juga tidak dianjurkan pada wanita yang mengidap penyakit liver, memiliki pembekuan darah atau riwayat pembekuan darah, memiliki tekanan darah yang sangat tinggi, dan mengidap gejala penyakit jantung.
Dalam kaitannya dengan melindungi diri dari infeksi penyakit kelamin, tetap harus menggunakan kondom saat berhubungan seksual bagi pengguna KB suntik 1 bulan.
Efek samping KB suntik 3 bulan
KB suntik juga bisa diberikan setiap 3 bulan sekali atau sering disebut KB suntik 3 bulan. Namun kekurangan atau efek samping KB suntik 3 bulan dibanding dengan KB suntik 1 bulan adalah membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengembalikan agar tingkat kesuburan kembali normal. Yaitu, dalam waktu minimal satu tahun setelah suntik KB dihentikan. Jadi, jenis kontrasepsi KB suntik 3 bulan tidak dianjurkan untuk pasangan yang ingin segera memiliki anak.
Selain itu, efek samping KB suntik 3 bulan adalah memiliki risiko mengurangi kepadatan tulang. Risiko tersebut akan menurun apabila penggunaan KB suntik dihentikan.
Tidak semua wanita bisa memakai KB suntik 3 bulan. Terlebih lagi bila sudah terlanjur hamil, dan menginginkan siklus menstruasi yang teratur. Selain itu KB suntik 3 bulan juga tidak dianjurkan pada penderita migraine, gangguan hati, pembekuan darah, riwayat penyakit jantung, pendarahan diantara masa menstruasi, diabetes, kanker payudara, dan berisiko tinggi menderita osteoporosis.
Sedangkan kelebihan KB suntik 3 bulan adalah tidak berinteraksi dengan obat-obatan lain, relatif aman untuk ibu menyusui, tidak perlu repot mengingat untuk mengonsumsi pil kontrasepsi setiap hari, tidak perlu menghitung masa subur jika hendak berhubungan seksual. Jika ingin berhenti, cukup hentikan pemakaiannya dan tidak perlu ke dokter. KB suntik 3 bulan juga dapat mengurangi risiko munculnya kanker ovarium dan kanker Rahim.
Baca Juga: Ibu Cerdas, Cari Tahu Cara Menghitung Usia Kehamilan
Cara kerja KB suntik
Selain memahami dengan jelas efek samping dari penggunaan KB suntik, Anda pun sebaiknya tahu bagaimana cara kerja alat kontrasepsi yang disuntikkan ke dalam tubuh melalui lengan atau bokong ini.
KB suntik yang diberikan setiap bulan pada umumnya berisi cairan hormon progestogen dan estrogen. Setelah disuntikkan, hormon tersebut akan dilepaskan secara bertahap ke dalam aliran darah.
Adapun fungsi utama dari hormon yang disuntikan tersebut adalah untuk mencegah proses pembuahan. Caranya dengan menghentikan ovulasi atau proses pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Selain itu, KB suntik juga berfungsi untuk mengentalkan lendir di leher rahim, sehingga sperma terhalang dan sulit masuk ke rahim untuk membuahi sel telur. Dan, untuk membuat lapisan rahim menjadi lebih tipis, sehingga bila ada sel telur yang berhasil dibuahi, sel tersebut tidak dapat berkembang karena kondisi rahim tidak mendukungnya.
Begitulah cara kerja KB suntik. Agar bekerja efektif, KB suntik biasanya diberikan pada 5–7 hari pertama dalam siklus menstruasi. Jika KB suntik digunakan pada saat siklus menstruasi Anda sudah melewati hari ke-7, Anda perlu menggunakan alat kontrasepsi tambahan, seperti kondom atau pil KB.
KB suntik dapat diberikan kepada wanita yang baru melahirkan dan sedang menyusui bayi. Yakni pada minggu ke-6 setelah proses persalinan. Sedangkan pada wanita yang baru saja keguguran, KB suntik bisa digunakan dalam waktu beberapa hari setelah keguguran.
Bagaimana memilih alat KB yang tepat?
Dalam menentukan alat kontrasepsi apa yang terbaik untuk digunakan, ada beberapa hal yang penting untuk dipertimbangkan. Pertama, adalah jenisnya. Apakah yang hormonal atau non hormonal. KB suntik, pil KB, implan, IUD hormonal adalah jenis alat kontrasepsi yang hormonal. Sedangkan yang non hormonal adalah kondom dan spiral. Alat kontrasepsi hormonal pada umumnya akan lebih berefek pada tubuh, terutama bila Anda memiliki riwayat penyakit metabolik seperti tekanan darah tinggi atau diabetes melitus.
Pertimbangan Kedua, adalah jangka waktu pencegahan kehamilan. Untuk tujuan jangka pendek menunda kehamilan selama 1-2 tahun, kontrasepsi jangka pendek yang disarankan adalah kondom, pil KB, KB suntik, atau implan. Sedangkan untuk jangka waktu lebih dari 2 tahun, disarankan menggunakan KB suntik atau spiral. KB suntik efektif mencegah kehamilan hingga 99,7 persen, dengan tingkat kehamilan 0,3 dari 100 wanita.
Pertimbangan Ketiga, perhatikan waktu kontrol yang diwajibkan. JIka tidak bisa melakukan kontrol setiap satu bulan sekali karena Anda sibuk ataupun kurang disiplin, sebaiknya pilih alat kontrasepsi berupa spiral (IUD), implan, atau KB suntik dengan jangka waktu 3 bulan.
Baca Juga: Sakit Perut Dan Pinggang Apakah Tanda Hamil ?
Demikian yang dapat disampaikan mengenai efek samping penggunaan KB suntik. Agar Anda dapat lebih efektif dalam menggunakan alat kontrasepsi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan yang ada di platform layanan kesehatan OkeKlinik.
Anda perlu mengunduh aplikasi OkeKlinik melalui Play Store, melakukan registrasi, sebelum menggunakan layanan telemedicine yang canggih, praktis dan murah ini.