Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Apakah Anda Pernah Mengalami Agoraphobia?

Artikel dipublikasikan : 21 Februari 2023 09:45
Dibaca : 1890 kali

Foto : Freepik

Salah satu gangguan kecemasan yang dapat menimbulkan rasa takut adalah agoraphobia. Saat  menggunakan transportasi umum, berada di ruang terbuka atau tertutup, berada di tengah keramaian atau di dalam antrean, adalah beberapa tempat dan situasi yang bisa membuat Anda mengalami agoraphobia. 

Penulis : Sholahudin Achmad

Pengidap agoraphobia akan merasa takut dan berusaha untuk menghindari tempat atau situasi yang dapat menyebabkan kepanikan dan perasaan terjebak, tidak berdaya atau malu. Contohnya, saat menggunakan transportasi umum, berada di ruang terbuka atau tertutup, mengantri, atau berada di keramaian.

Kecemasan tersebut disebabkan oleh rasa takut bahwa tidak ada cara mudah untuk melarikan diri atau mendapatkan pertolongan, apabila kecemasan tersebut semakin berlebihan. Mungkin juga mereka menghindari situasi tertentu karena takut tersesat, jatuh, atau tiba-tiba mules tapi tidak bisa ke kamar mandi. 

Pada umumnya, orang-orang yang menderita agoraphobia pernah mengalami satu atau lebih serangan panik yang menyebabkan kecemasan akan mengalami serangan itu lagi. Karena itu, mereka kemudian menghindari tempat-tempat dimana hal tersebut kemungkinan akan dapat terulang kembali.

Penderita agoraphobia mengalami kesulitan untuk dapat  merasa aman saat berada di tempat umum manapun, terutama di tempat berkumpulnya kerumunan orang dan di lokasi yang tidak dikenal. Mereka membutuhkan pendampingan dari anggota keluarga atau teman untuk menemani saat bepergian ke tempat umum. Ketakutan yang mereka alami bisa begitu dahsyat sehingga para penderita agoraphobia mungkin merasa tidak sanggup keluar rumah.

Apa penyebab agoraphobia?

Hingga kini belum diketahui pasti apa penyebab pasti dari agoraphobia. Para ahli menduga bahwa ini terkait dengan adanya riwayat gangguan panik, gangguan cemas yang disertai panik, dan berada pada situasi tertentu yang dapat memicu ketakutan yang berlebih. Gangguan panik itu sendiri kemungkinan terkait dengan riwayat dalam keluarga dan adanya kejadian traumatik atau stressor sebelumnya. 

Faktor risiko agoraphobia

Pada umumnya, wanita lebih sering mengidap agoraphobia dibandingkan laki-laki. Berikut ini beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan agoraphobia:

  • Faktor gender, dimana perempuan lebih sering mengidap agoraphobia dibandingkan laki-laki.

  • Faktor usia, pada rentang usia 25-30 tahun rentan mengalami agoraphobia.

  • Memiliki riwayat gangguan psikiatrik lainnya, seperti gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, fobia lainnya, gangguan kecemasan umum, dan gangguan penggunaan zat.

  • Merespon serangan panik dengan terlalu banyak ketakutan dan penghindaran.

  • Trauma, pernah mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, seperti pelecehan, kematian orang tua, atau penyerangan.

  • Memiliki kepribadian yang cemas atau gugup.

  • Memiliki kerabat sedarah yang menderita agoraphobia.

Gejala 

Gejala umum yang dialami oleh para penderita agoraphobia antara lain adalah : 

  • Jantung berdetak cepat

  • Napas berjalan cepat

  • Merasa panas dan berkeringat atau merasa dingin

  • Merasa sakit (tidak enak badan)

  • Mual atau diare

  • Nyeri dada

  • Gangguan menelan

  • Takut akan mati

Gejala agoraphobia dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu:

  1. Gejala fisik

Biasanya gejala fisik hanya terjadi saat penderita sedang berada dalam situasi atau lingkungan yang menyebabkan kecemasan. Gejala fisik agoraphobia mirip dengan serangan panik, yaitu berupa:

  • Detak jantung cepat

  • Pernapasan cepat (hiperventilasi)

  • Merasa panas dan berkeringat

  • Merasa sakit

  • Nyeri dada

  • Kesulitan menelan

  • Diare

  • Gemetaran

  • Pusing

  • Telinga berdenging (tinnitus)

  • Merasa lemah

  1. Gejala kognitif

Gejala kognitif pada penderita agoraphobia berupa perasaan atau pikiran, namun tidak selalu terkait dengan gejala fisik. Gejala kognitif ini mungkin berupa ketakutan bahwa:

  • Serangan panik akan membuat penderita terlihat bodoh atau merasa malu di depan orang lain

  • Serangan panik akan mengancam jiwa, misalnya, mungkin cemas bahwa jantung akan berhenti atau tidak dapat bernapas

  • Anda tidak akan bisa melarikan diri dari suatu tempat atau situasi jika mengalami serangan panik

  • Takut kehilangan kewarasan

  • Merasa takut kehilangan kendali di depan umum

  • Anda mungkin gemetar atau tersipu di depan orang

  • Takut orang mungkin menatap mata Anda

Selain itu, ada juga gejala psikologis yang tidak berhubungan dengan serangan panik, seperti merasa tidak akan bisa berfungsi atau bertahan hidup tanpa bantuan orang lain. Juga, rasa takut ditinggal sendirian di rumah dan perasaan umum kecemasan atau ketakutan.

  1. Gejala perilaku

Gejala agoraphobia yang berkaitan dengan perilaku diantaranya adalah menghindar dari situasi yang dapat menyebabkan serangan panik, seperti tempat keramaian, angkutan umum, dan antrian. 

Selain itu, penderita juga tidak bisa meninggalkan rumah untuk waktu yang lama. Apabila penderita keluar rumah, maka mereka butuh didampingi oleh orang dekat yang dipercaya. 

Perilaku menghindari pergi jauh keluar rumah seringkali dilakukan penderita. Beberapa penderita yang mampu memaksakan diri untuk menghadapi situasi yang tidak nyaman tetap merasa sangat takut dan cemas saat melakukannya. 

Pencegahan

Belum ada cara pasti untuk mencegah agoraphobia. Namun, kecemasan cenderung meningkat semakin Anda menghindari situasi yang Anda takuti. 

Jika Anda mulai mengalami sedikit ketakutan untuk pergi ke tempat yang aman, cobalah berlatih pergi ke tempat tersebut berulang kali. Cara ini dapat membantu Anda merasa lebih nyaman di tempat-tempat tersebut. Jika ini terlalu sulit untuk dilakukan sendiri, mintalah anggota keluarga atau teman untuk menemani Anda, atau cari bantuan profesional.

Jika Anda mengalami gangguan kecemasan atau mengalami serangan panik, dapatkan pengobatan sesegera mungkin. Dapatkan bantuan lebih awal untuk mencegah gejala menjadi lebih buruk. Kecemasan, seperti banyak kondisi kesehatan mental lainnya, bisa lebih sulit diobati jika Anda mengabaikan. 

Bagaimana mendiagnosis agoraphobia ?

Diagnosis agoraphobia harus dilakukan oleh psikiater. Penderita akan ditanyakan mengenai  apa saja keluhan yang terjadi, seberapa sering keluhan tersebut terjadi, dan pada situasi apa. 

Namun, seringkali penderita mengalami kesulitan dalam mengungkapkan perasaannya, sehingga biasanya perlu beberapa kali pertemuan untuk dapat melakukan diagnosis agoraphobia. 

Pengobatan 

Pengobatan agoraphobia pada umumnya melibatkan kombinasi metode pengobatan berikut ini:

  1. Psikoterapi

Terapi psikologi dapat membantu mengatasi ketakutan dengan cara menggunakan terapi perilaku kognitif. Seorang profesional kesehatan mental atau psikolog dapat membantu mengenali pikiran yang membuat Anda merasa cemas. Kemudian, Anda akan belajar cara bereaksi secara lebih produktif.

Dengan menggunakan teknik relaksasi dan desensitisasi, psikolog mungkin membuat Anda membayangkan situasi yang menakutkan dan mengelola perasaannya.

Pasien akan dapat terlibat dalam aktivitas yang menimbulkan kecemasan, dan akan mengetahui cara mengelola emosi. Seiring waktu, terapi ini dapat melatih otak untuk berpikir dan merespons secara berbeda.

  1. Obat-obatan

Dokter atau psikolog mungkin juga menyarankan penggunaan obat yang disebut inhibitor reuptake serotonin selektif  atau inhibitor serotonin norepinefrin. Obat-obatan ini dapat mengobati depresi dan gangguan kecemasan.

  1. Perubahan gaya hidup

Perubahan gaya hidup juga dapat membantu Anda dalam mengatasi agoraphobia. Yaitu dengan cara :

  • Menghindari penggunaan alkohol, kafein, dan zat lainnya

  • Mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang

  • Berolahraga secara teratur

  • Melakukan latihan pernapasan

Komplikasi Agoraphobia

Agoraphobia dapat sangat mengganggu dan membatasi aktivitas keseharian. Jika kondisinya cukup parah, Anda mungkin tidak sanggup untuk meninggalkan rumah. Tanpa perawatan, beberapa penderita agoraphobia bisa tinggal di rumah selama bertahun-tahun.

Anda mungkin tidak dapat bertemu keluarga dan teman, pergi ke sekolah atau bekerja, mengerjakan tugas, atau berpartisipasi dalam aktivitas rutin harian lainnya. Selain itu, Anda pun mungkin jadi bergantung pada orang lain. Agoraphobia juga dapat menyebabkan depresi, penyalahgunaan alkohol atau narkoba, dan memiliki pikiran dan upaya bunuh diri. 

_____________________________

Referensi:
Mayo Clinic (2023),  Agoraphobia.
Cleveland Clinic (2023), Agoraphobia.
NHS (2023), Symptoms – Agoraphobia
Very Well Mind (2023),  What Is Agoraphobia?

Anxiety disorders. In: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-5-TR. 5th ed. American Psychiatric Association; 2022. https://dsm.psychiatryonline.org 

Roberts LW, ed. Anxiety disorders. In: The American Psychiatric Association Publishing Textbook of Psychiatry. 7th ed. American Psychiatric Publishing; 2019. https://psychiatryonline.org.

Agoraphobia. Merck Manual Professional Version. https://www.merckmanuals.com/professional/psychiatric-disorders/anxiety-and-stressor-related-disorders/agoraphobia

Anxiety disorders. National Institute of Mental Health. https://www.nimh.nih.gov/health/topics/anxiety-disorders

 
Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com