Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah
Foto : Freepik
Mie instan merupakan makanan cepat saji yang sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Selain rasanya yang nikmat, mie instan juga mudah didapat dan harganya relatif murah. Meski demikian, mie instan tidak disarankan untuk dikonsumsi sehari-hari. Sebab, mie instan diproduksi dengan bahan kimia yang mungkin tidak baik untuk tubuh manusia.
Mie instan merupakan makanan olahan yang kurang memiliki nilai gizi yang tepat. Dalam satu porsi mie instan mengandung karbohidrat yang tinggi, natrium, dan bahan tambahan makanan lainnya. Tetapi mie instan memiliki tingkat yang rendah pada elemen penting seperti serat, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Bagi Anda yang terbiasa makan mie instan tiap hari, akan ada kemungkinan beberapa konsekuensi efeknya untuk tubuh. Berikut adalah beberapa bahan yang terdapat dalam mie instan yang berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan.
• Tingkat natrium sangat tinggi
Beberapa jenis mie instan mengandung natrium yang diperlukan sepanjang hari. Menurut FDA, sekitar 2300 mg natrium per hari adalah asupan harian yang direkomendasikan. Ini setara dengan kira-kira hanya satu sendok teh.
Beberapa merek mie instan yang populer di rak toko bahan makanan seringkali memiliki kandungan natrium berkisar antara 60% hingga 90% dari asupan harian yang direkomendasikan.
Natrium yang lebih tinggi dalam jangka panjang dapat menyebabkan tekanan darah lebih tinggi, dan membebani ginjal, jantung, dan organ lainnya.
Anda tidak hanya akan mengalami kelebihan dosis natrium hanya dengan satu bungkus mie instan. Natrium hanyalah salah satu masalah dari kerugian kesehatan akibat sering mengonsumsi mie instan.
• Tinggi Lemak
Mie instan lebih tinggi lemaknya, terutama lemak trans, dibanding kebanyakan makanan lainnya. Kandungan lemak dan kolesterol tidak sehat yang lebih tinggi dalam makanan meningkatkan risiko penyakit jantung dari waktu ke waktu.
Lemak yang kita dapatkan dari kacang-kacangan, sayuran, dan sumber alami lebih sehat dan dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Namun, lemak dari makanan olahan seperti mie instan hanya menambah asupan kalori tanpa menambahkan nutrisi yang berarti seperti serat, vitamin, dan mineral ke dalam tubuh.
• Mengandung MSG
Mie instan merupakan jenis mie yang sudah dimasak yang biasanya dijual dalam kemasan. Bahan baku utamanya biasanya meliputi tepung, pati, air, garam, atau pengganti garam yang dikenal sebagai kansui, sejenis air mineral alkali yang mengandung natrium karbonat dan biasanya kalium karbonat.
Minyak kelapa sawit juga merupakan bahan umum dalam mie instan karena mie instan pada awalnya diproduksi dengan cara digoreng. Namun, saat ini mie kering udara juga telah tersedia.
Mie instan hadir dengan paket penyedap yang mengandung bumbu penyedap, garam, dan monosodium glutamat (MSG).
• Rendah serat dan protein
Selain rendah kalori, mie instan juga rendah akan serat dan protein yang mungkin bukan pilihan yang baik untuk menurunkan berat badan. Protein telah terbukti meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi rasa lapar, sementara serat bergerak perlahan melalui saluran pencernaan, sehingga meningkatkan rasa kenyang.
Rendahnya kadar protein dan serat pada mi instan menyebabkan mengonsumsinya secara teratur kemungkinan besar tidak akan memuaskan rasa lapar atau membuat Anda merasa kenyang sama sekali.
Selain itu, pola makan yang rendah serat dikaitkan dengan risiko kondisi pencernaan yang lebih tinggi seperti sembelit dan penyakit divertikular serta penurunan bakteri usus yang sehat.
Mengingat kandungan bahan yang terdapat dalam mie instan, ada beberapa potensi terkena penyakit yang bisa dialami jika mengonsumsi mie instan secara teratur.
Efek negatif
Berikut adalah 5 potensi efek negatif makan mie instan tiap hari untuk kesehatan tubuh:
1. Obesitas
Mie instan memang makanan yang lezat di lidah penikmatnya, namun identik dengan makanan tinggi lemak. Menurut Keck School of Medicine, makan satu bungkus mie instan termasuk kaldunya bisa mengasup 14 gram lemak jenuh, yang setara dengan hampir 40% kebutuhan konsumsi lemak harian.
Lemak inilah yang berfungsi memberikan rasa nikmat. Lemak terkandung pada kaldu hingga mie itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh mie melalui banyak proses sebelum jadi makanan kemasan siap masak.
Proses utamanya adalah dikukus dan digoreng demi menghilangkan kandungan air dan membuat mie instan lebih awet. Nah, asupan lemak berlebih setiap hari memicu kenaikan berat badan dengan cepat.
2. Kenaikan tekanan darah
Efek makan mie instan tiap hari juga terkait tekanan darah. Hal ini disebabkan tingginya kandungan sodium pada bumbu mie instan. Jumlahnya bahkan bisa mencapai 1820 mg, menurut Keck School of Medicine. Jumlah tersebut hampir memenuhi 2/3 rekomendasi asupan sodium harian menurut FDA. Terlalu banyak asupan sodium berkaitan erat dengan kenaikan tekanan darah.
Menurut American Heart Association, tekanan darah tinggi juga bisa menyebabkan kondisi kesehatan serius lainnya. Misalnya gagal jantung dan stroke. Untuk meminimalisir asupan sodium, kamu bisa coba menggunakan hanya setengah bungkus bumbu mie instan saja. Kombinasikan dengan bumbu atau saus rumahan yang lebih lezat.
3. Membuat liver kerja keras
Mie instan dibuat dengan awet dan tahan lama dengan ditambahkan bahan pengawet, perasa buatan, pemanis buatan, dan bahan adiktif lainnya. Semua bahan ini bantu menciptakan tekstur, stabilitas, dan rasa mie instan yang kita kenal sekarang.
Sayangnya penambahan banyak bahan aditif membuat mie instan sulit dicerna tubuh. Kondisi ini memberatkan kerja liver. Jika liver dipaksa bekerja keras mencerna mie instan, liver bakal menyimpan lemak di selnya sendiri, dan penumpukan lemak ini bakal merusak liver jika tidak dikontrol.
4. Membuat gangguan kecemasan
Efek makan mie instan tiap hari membuat sistem pencernaan terganggu. Dr. Braden Kuo, ahli gastroenterologi di Massachusetts General Hospital, pernah melakukan percobaan melihat seperti apa sistem pencernaan seseorang bekerja usai mengonsumsi mie homemade dan mie instan.
Rekaman kamera yang dimasukkan ke sistem pencernaan menunjukkan, mie homemade yang segar dan dibuat tanpa bahan tambahan, bisa tercerna dengan sempurna selama 1-2 jam. Beda halnya dengan mie instan yang butuh waktu jauh lebih lama.
Saat mencerna mie instan juga terlihat kalau perut seseorang begitu aktif maju mundur. Sistem pencernaan berusaha keras untuk memecah mie instan. Meski begitu, Kuo mengatakan butuh penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek jangka panjang makan mie instan untuk sistem pencernaan.
5. Risiko kena sindrom metabolik meningkat
Penelitian Harvard School of Public Health menunjukkan wanita yang makan mie instan tiap hari memiliki risiko lebih besar mengalami sindrom metabolik. Kondisi yang mungkin terjadi adalah obesitas, kolesterol tinggi, gula darah tinggi, dan tekanan darah tinggi.
Kondisi ini secara bersamaan bisa meningkatkan risiko serangan jantung, diabetes, dan kondisi kesehatan lainnya. Sebuah penelitian di Korea Selatan juga menemukan makan mie instan 2-3 kali tiap minggu, berkaitan dengan 68% risiko lebih tinggi alami sindrom metabolik pada wanita.
____________________
Referensi:
Healthline (diakses pada 2023), Are Instant Noodles Bad for You?
Nutrition Data (diakses pada 2023), Soup, ramen noodle, any flavor, dry Nutrition Facts & Calories.
Know Your Noodles! Assessing Variations in Sodium Content of Instant Noodles across Countries (diakses pada 2023), https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28621720
WHO (diakses pada 2023), Sodium intake for adults and children.
Mayo Clinic (diakses pada 2023), What is MSG? Is it bad for you?
The nutritional content and cost of supermarket ready-meals. Cross-sectional analysis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4509783 (diakses pada 2023).
Healthline (diakses pada 2023), Are Ramen Noodles Bad for You, or Good?
Webmd (dakses pada 2023), Noodle Secrets.
Consumption of ready-made meals and increased risk of obesity: findings from the Observation of Cardiovascular Risk Factors in Luxembourg (ORISCAV-LUX) study , https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4302389 (diakses pada 2023).