Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah
Foto : Freepik
Hipospadia merupakan kondisi kelainan pada letak lubang kencing (uretra) bayi laki-laki yang terjadi sejak lahir. Kondisi bawaan ini menempatkan bukaan uretra berada di bagian bawah penis, bukan di bagian ujung.
Uretra adalah saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan ujung penis yang memungkinkan urine keluar dari kandung kemih. Dalam kondisi normal, lubang uretra terletak di ujung penis. Namun dalam kasus hipospadia, lubang kencing terletak di bagian bawah penis.
Sebenarnya hipospadia merupakan kondisi yang umum terjadi dan tidak menimbulkan kesulitan dalam merawat bayi Anda. Walaupun tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi apabila tidak segera ditangani, penderita dapat mengalami gangguan yaitu aliran buang air kecil tidak bisa lurus ke depan saat berdiri karena lubang uretra tidak berada di ujung glans penis (aliran akan mengarah ke bawah dan bisa membasahi celana).
Di samping itu, penderita hipospadia juga dapat mengalami kesulitan berhubungan seksual saat dewasa.
Biasanya, tindakan pembedahan dapat mengembalikan penampilan normal penis anak Anda. Dengan keberhasilan pengobatan hipospadia, sebagian besar pria dapat buang air kecil dan reproduksi secara normal.
Penyebab Hipospadia
Hipospadia adalah kondisi yang sudah ada sejak lahir (bawaan). Ketika penis berkembang pada janin laki-laki, hormon tertentu memicu terbentuknya uretra dan kulup. Hipospadia terjadi pada kondisi ketika malfungsi pada kerja hormon-hormon ini dan menyebabkan uretra berkembang secara tidak normal. Pada beberapa kasus, penyebab pasti hipospadia tidak diketahui. Terkadang, hipospadia disebabkan oleh faktor genetik, namun lingkungan juga mungkin bisa berpengaruh.
Faktor-faktor berikut mungkin berhubungan dengan terjadinya kondisi hipospadia,yaitu :
Riwayat keluarga
Kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi dengan riwayat keluarga yang memiliki hipospadia.
Genetika
Variasi gen tertentu mungkin dapat berperan dalam gangguan hormon yang merangsang pembentukan alat kelamin pria.
Usia ibu di atas 35 tahun
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mungkin ada peningkatan risiko hipospadia pada bayi laki-laki yang lahir dari wanita berusia lebih dari wanita berusia 35 tahun.
Paparan zat tertentu selama kehamilan
Ada beberapa pendapat yang berkaitan antara hipospadia dan paparan ibu terhadap hormon tertentu atau senyawa tertentu seperti pestisida atau bahan kimia industri lainnya, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi hal ini.
Tanda dan gejala hipospadia
Berikut adalah tanda dan gejala hipospadia:
Pembukaan uretra di lokasi selain ujung penis
Penis melengkung ke bawah (chordee)
Penampilan penis berkerudung karena hanya bagian atas penis saja yang tertutup kulup
Testis tidak turun. Salah satu testis tidak sepenuhnya turun ke skrotum (pada sekitar 10% kasus)
Penyemprotan tidak normal saat buang air kecil (Urin tidak mengalir secara lurus).
Kulup yang belum berkembang. Kulit yang menutupi kepala penis belum lengkap. Bayi dengan hipospadia sebaiknya jangan dulu disunat.
Jenis-jenis hipospadia
Berikut ini jenis-jenis hipospadia:
Subcoronal: dekat kepala penis.
Midshaft: sepanjang batang penis.
Penoscrotal: tempat bertemunya penis dan skrotum.
Diagnosis dan tes hipospadia
Tim medis biasanya mendiagnosis kondisi hipospadia ketika bayi baru lahir. Pemeriksaan hipospadia merupakan bagian dari pemeriksaan rutin bayi baru lahir setelah lahir.
Untuk mengetahui masalahnya sangatlah mudah. Cukup perhatikan hal berikut :
Lubang penis berada di tempat yang salah. -Seringkali kulup tidak berbentuk sehingga ujung penis terlihat.
Apabila dokter anak menemukan hipospadia, mereka akan merujuk Anda ke ahli urologi anak untuk mendapatkan pengobatan. Perbaikan hipospadia dapat mengatasi masalah ini.
Potensi komplikasi pada hipospadia
Apabila tidak diobati atau mendapat perawatan yang tepat, hipospadia dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada kondisi hipospadia, termasuk:
Masalah dalam buang air kecil
Dikarenakan uretra terbuka di tempat yang salah, buang air kecil bisa menjadi sulit dan tidak efisien. Hal ini bisa mengarah pada masalah seperti aliran urin yang terputus-putus atau terpercik, serta kesulitan untuk mengarahkan urin ke toilet.
Masalah estetika
Hipospadia juga dapat memengaruhi penampilan penis, membuatnya terlihat tidak biasa atau "tidak normal." Ini dapat berdampak pada kesejahteraan psikologis seseorang, terutama ketika tumbuh dewasa.
Masalah fungsi seksual
Pada beberapa kasus, hipospadia yang parah dapat mempengaruhi fungsi seksual di kemudian hari. Ini melibatkan masalah seperti disfungsi ereksi atau kesulitan dalam hubungan seksual.
Infeksi saluran kemih
Anomali uretra dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih karena urin dapat masuk kembali ke uretra dengan lebih mudah.
Masalah psikososial
Seseorang dengan hipospadia yang parah atau tidak diobati mungkin mengalami stres psikologis, masalah kesehatan mental, atau masalah penyesuaian sosial.
Perlu diketahui bahwa komplikasi ini dapat diatasi atau diminimalkan dengan cara mendapatkan perawatan medis yang tepat, khususnya dengan operasi koreksi hipospadia. Apabila Anda atau anak Anda mengalami hipospadia, berkonsultasilah dengan dokter spesialis untuk evaluasi dan perencanaan perawatan yang sesuai.
Pengobatan Hipospadia
Tindakan pembedahan dapat membantu memperbaiki kondisi hipospadia. Melalui metode bedah yang lebih baru, anak-anak dapat menjalani operasi korektif pada usia yang lebih dini. Tim medis akan mendiskusikan waktu yang tepat untuk operasi pada anak Anda.
Beberapa ahli urologi anak memilih melakukan operasi hipospadia saat anak Anda berusia antara enam dan 12 bulan. Hal itu dikarenakan pada usia tersebut, perawatan lokasi operasi pasca operasi akan lebih mudah. Juga lebih aman bagi anak Anda untuk mendapatkan anestesi.
Tujuan perbaikan hipospadia adalah agar posisi penis lurus dengan uretra berada di titik yang tepat, di ujung penis. Bayi dengan hipospadia sebaiknya jangan dulu disunat. Dokter bedah mungkin menggunakan kulit ekstra dari kulup yang tidak disunat untuk melakukan perbaikan.
Selama operasi, ahli urologi akan melakukan :
Meluruskan batang penis.
Membangun uretra baru.
Posisikan lubang uretra di ujung penis.
Merekonstruksi kulup.
Berikut merupakan prosedur operasi hipospadia, yaitu :
Bayi Anda akan dibius total selama operasi. Bayi akan tertidur dan tidak merasakan sakit apa pun.
terkadang bayi memerlukan dua operasi: satu untuk meluruskan penis dan satu lagi untuk memperbaiki uretra. Namun seringkali, ahli bedah melakukannya dalam satu prosedur. Anda biasanya dapat membawa pulang anak Anda pada hari operasi.
Pasca operasi hipospadia
Bayi mungkin memerlukan selang kecil yang disebut kateter untuk buang air kecil. Biasanya, kateter bertahan selama beberapa hari atau hingga dua minggu. Tim medis akan meresepkan antibiotik untuk mengurangi risiko infeksi. Obat pereda nyeri dapat meredakan ketidaknyamanan.
Pencegahan Hipospadia
Sebenarnya ada beberapa tindakan yang dapat ibu hamil lakukan untuk membantu mencegah bayi terkena hipospadia, yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat sebagai berikut :
Jangan merokok atau minum alkohol.
Pertahankan berat badan yang sehat.
Konsumsi asam folat (sekitar 400 hingga 800 mikrogram sehari) saat hamil.
Temui dokter Anda secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin saat hamil agar dapat mengetahui kondisi kehamilan Anda.
Walaupun pencegahan hypospadias biasanya tidak dapat dilakukan karena ini adalah kondisi bawaan yang terjadi selama perkembangan janin dalam rahim, namun, penting untuk memahami bahwa faktor risiko seperti paparan terhadap zat kimia tertentu selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kelahiran bayi dengan hipospadia.
Oleh karena itu, selama kehamilan, penting untuk menghindari paparan terhadap bahan-bahan beracun dan berbicara dengan dokter Anda tentang perawatan prenatal yang tepat.
Pencegahan terbaik adalah mendeteksi dan mengobati hypospadias sejak dini setelah kelahiran, sehingga intervensi medis dapat dilakukan sesegera mungkin untuk memperbaiki kondisi tersebut. Jika Anda memiliki keluarga dengan riwayat hipospadia atau memiliki kekhawatiran khusus tentang risiko, berkonsultasilah dengan dokter spesialis untuk nasihat lebih lanjut.
________________________
Referensi :
CentersforDiseaseControlandPrevention (CDC). Hypospadias
Donaire AE, Mendez MD. Hypospadias (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482122/). [Updated 2020 Aug 8]. In: Stat Pearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-.
UrologyCareFoundation. What Is Hypospadias? (https://www.urologyhealth.org/urologic-conditions/hypospadias).
Baskin LS. Hypospadias. http://www.uptodate.com/home.
Kliegman RM, etal.Anomaliesofthe penis and urethra. In: Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Philadelphia, Pa.: Elsevier; 2016. http://www.clinicalkey.com.
Epispadias And Hypospadias. American UrologicalAssociation. https://www.auanet.org/education/modules/pathology/penis-defects/epispadias-hypospadias.cfm.
Facts About Hypospadias. CentersforDiseaseControlandPrevention. http://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/hypospadias.html.
Bouty A, etal. The geneticandenvironmentalfactorsunderlyinghypospadias. Sexual Development. 2015;9:239.
Riggin EA. Allscripts EPSi. Mayo Clinic, Rochester, Minn. July 26, 2016.
Granberg CF (expert opinion). Mayo Clinic, Rochester, Minn. Sept. 28, 2016.