Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Bagaimana Cara Mengatasi Sleep Walking ?

Artikel dipublikasikan : 10 Februari 2024 20:17
Dibaca : 358 kali

Somnambulisme atau yang biasa dikenal dengan berjalan dalam tidur atau sleep walking merupakan suatu kondisi ketika tubuh bangun dan berjalan-jalan dalam kondisi tidur. Kondisi tersebut lebih sering dialami oleh anak-anak dibandingkan orang dewasa, namun seiring berjalannya waktu kondisi ini akan hilang dengan sendirinya pada usia remaja.

Kondisi berjalan saat tidur seringkali tidak menandakan adanya masalah serius atau memerlukan pengobatan, namun berjalan dalam tidur yang sering berulang menandakan adanya kemungkinan gangguan tidur yang mendasarinya.

Berjalan dalam tidur bagi orang dewasa akan memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk disalahartikan atau terjadi bersamaan dengan gangguan tidur serta kondisi medis lainnya.

Apabila Anda menemukan orang yang tinggal satu rumah dengan anda memiliki kondisi berjalan dalam tidur, maka penting untuk melindungi mereka dari kemungkinan cedera yang dapat terjadi saat mereka berjalan dalam tidur.

Gejala sleep walking

Kondisi berjalan dalam tidur biasanya terjadi pada saat malam hari dan bisa terjadi satu hingga dua jam setelah tertidur. Kondisi tersebut tidak mungkin terjadi pada saat tidur siang.

Berikut ini merupakan gejala-gejala yang sering dialami oleh orang yang tertidur dalam kondisi berjalan:

  • Bangun dari tempat tidur dan berjalan-jalan
  • Duduk di tempat tidur dengan mata yang terbuka
  • Ekspresi wajah berkaca-kaca
  • Tidak merespons atau berkomunikasi dengan orang lain
  • Sulit untuk dibangunkan
  • Menjadi bingung pada saat terbangun
  • Tidak ingat apa yang terjadi dengan dirinya
  • Mengalami masalah fungsi di siang hari karena gangguan tidur
  • Mengalami teror tidur selain berjalan dalam tidur

Terkadang seseorang yang sedang tidur sambil berjalan akan melakukan:

  • Aktivitas rutin, seperti berpakaian, berbicara, atau makan
  • Meninggalkan rumah
  • Mengendarai mobil
  • Berperilaku yang tidak biasa, seperti buang air kecil di lemari
  • Melakukan aktivitas seksual tanpa disadari
  • Cedera, sebagai contoh karena terjatuh dari tangga atau melompat keluar jendela
  • Menjadi kasar selama dalam kondisi tidur dalam berjalan, merasa kebingungan singkat segera setelah bangun tidur atau, kadang-kadang, saat berjalan dalam tidur.

Penyebab kondisi berjalan dalam tidur atau sleepwalking

Kondisi berjalan dalam tidur atau yang biasa disebut parasomnia adalah perilaku atau pengalaman yang tidak diinginkan saat tidur. Dalam kondisi ini sebenarnya orang bisa mengalami gerakan mata non repeat (NREM). Gangguan tersebut biasanya merupakan teror dalam tidur, yang dapat terjadi bersamaan dengan berjalan dalam tidur.

Fase tidur dalam NREM terdiri dari 3 fase tidur. Pada dasarnya, tidur terbagi menjadi dua tahapan yaitu tahapan tidur  (REM) dan tahapan non-rapid eye movement (NREM).             

  1. Fase 1, yaitu mata terpejam, namun masih mudah terbangun. 
  2. Fase 2, yaitu ketika irama jantung mulai melambat, suhu tubuh menurun, dan tubuh bersiap untuk tidur dalam. Ketika memasuki tahap tidur kedua ini, gerak mata akan berhenti dan gelombang aktivitas otak melambat.
  3. Fase 3, yaitu fase tidur nyenyak, di mana seseorang akan sulit dibangunkan. Kondisi somnambulism terjadi akibat adanya gangguan tidur dalam tahap 3, yaitu fase terdalam dari non-rapid eye movement (NREM). 

Berikut merupakan beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan tidur sambil berjalan atau sleep walking:

1. Stress ( banyak pikiran)

Stres dapat mengganggu tidur nyenyak saat istirahat di malam hari. Beberapa penelitian menemukan bahwa keadaan stress yang dialami pada siang hari dapat menyebabkan somnambulisme atau tidur dalam keadaan berjalan. Penelitian tersebut menemukan bahwa salah satu pemicu utama berjalan dalam tidur adalah kondisi stres yang dialami pada siang hari.

2. Demam

Keadaan sleep walking berhubungan dengan penyakit yang menyebabkan demam khususnya pada anak-anak pada saat demam dapat juga menyebabkan gangguan tidur di mana anak akan berteriak, meronta-ronta atau mencoba melarikan diri dari hal-hal menakutkan yang yang dilihatnya pada saat tidur

3. Gangguan pernapasan

Tidur dalam kondisi berjalan tidak jarang dipicu oleh kondisi mendasar yang mengganggu tidur. Contohnya seperti gangguan pernapasan saat tidur termasuk gangguan yang menampilkan pola pernapasan tidak normal saat tidur (misalnya, apnea tidur obstruktif).

4. Mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Obat-obatan ini seperti hipnotik, obat penenang, atau obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengatasi masalah gangguan kejiwaan. Beberapa obat tidur yang bisa menyebabkan orang berjalan dalam tidur, yaitu obat penginduksi tidur.

5. Penggunaan zat, contohnya seperti alkohol

6. Restless leg syndrome

7. Gastroesophageal reflux disease (GERD)

Penderita GERD akan lebih rentan mengalami gangguan tidur termasuk sleep walking. Hal itu dapat menyebabkan kelelahan dalam jangka panjang dan akan lebih rentan terhadap gangguan tidur lainnya.

Komplikasi sleepwalking

Pada dasarnya, kondisi berjalan dalam keadaan tidur tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya. Walaupun demikian, kondisi tersebut tetap perlu diwaspadai karena bisa menimbulkan sejumlah komplikasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Gangguan tidur berkepanjangan karena kualitas tidur yang tidak baik.
  • Cedera fisik, misalnya terjatuh, tersandung, atau tidak sengaja memegang benda tajam.
  • Tetap merasa lelah dan mengantuk setelah bangun tidur.
  • Perubahan perilaku.
  • Gangguan kehidupan sosial, contohnya seperti karena merasa malu setelah tidak sadar melakukan penyimpangan saat sleepwalking.
  • Penurunan prestasi di sekolah atau performa kerja.

Pencegahan

Pada saat ini belum ada yang menyatakan menemukan obat untuk kondisi tidur berjalan. Tetapi tidur yang cukup dan melakukan rutinitas yang pasti, terutama sebelum tidur, dapat membantu untuk menghindari diri dari gangguan sleepwalking  atau tidur dalam kondisi berjalan.

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk mencegah tidur dalam keadaan berjalan:

  • mempersiapkan kamar tidur yang sudah dalam keadaan gelap dan sunyi saat Anda hendak pergi tidur
  • mengurangi konsumsi cairan sebelum waktu tidur terutama hindari kafein.
  • biasakanlah buang air dahulu sebelum pergi tidur
  • Buatlah diri anda merasa rileks dan nyaman sebelum hendak tidur Contohnya seperti mandi air hangat membaca buku atau menarik nafas panjang.

Kapan harus konsultasi ke dokter

Kondisi berjalan dalam keadaan tidur yang terjadi sesekali ataupun lebih, biasanya tidak menimbulkan kekhawatiran dan biasanya hilang dengan sendirinya. Hal ini dapat disebut dengan berjalan dalam tidur pada pemeriksaan fisik rutin atau kesehatan anak. Tetapi, dalam kondisi tertentu Anda harus tetap memeriksakan ke dokter apabila Anda dalam kondisi sebagai berikut:

  • Kondisi tersebut mulai sering terjadi, selalu terulang. Contohnya lebih dari satu hingga dua kali seminggu atau beberapa kali dalam semalam.
  • Kondisi yang dialami atau berjalan dalam tidur sudah menyebabkan tindakan berbahaya atau mencederai dirinya sendiri atau orang lain.
  • Sudah menyebabkan gangguan tidur yang signifikan pada anggota rumah tangga atau dirinya sendiri.
  • Kondisi tersebut sudah menyebabkan gejala kantuk berlebihan di siang hari atau masalah fungsi lainnya.

_________________________________

Referensi :

Non-rapid eye movement sleep arousal disorders. In: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-5. 5th ed. Arlington, Va.: American Psychiatric Association; 2013.

Sleepwalking. National Sleep Foundation.

Sleepwalking. American Academy of Family Physicians.

Parasomnias. Merck Manual Professional Version.

Sateia M. Sleepwalking. International Classification of Sleep Disorders. 3rd ed. Darien, Ill.: American Academy of Sleep Medicine; 2014.

Kotagal S. Sleepwalking and other parasomnias in children.

Foldvary-Schaefer N. Disorders of arousal from non-rapid eye movement sleep in adults.

AskMayoExpert. Parasomnias. Rochester, Minn.: Mayo Foundation for Medical Education and Research; 2016.

Cochen De Cock V. Sleepwalking. Current Treatment Options in Neurology. 2016;18:6.

Olson EJ (expert opinion). Mayo Clinic, Rochester, Minn. May 18, 2017.

 

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com