Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah
Penyakit bronkitis adalah suatu kondisi peradangan yang terjadi pada saluran utama pernapasan atau bronkus, yang membawa udara dari dan menuju ke paru-paru. Pada situasi ini sel-sel yang melapisi bronkus menjadi terinfeksi yang pada umumnya akan dimulai dari hidung atau tenggorokan yang kemudian berlanjut ke saluran bronkial. Saat tubuh mencoba melakukan perlawanan pada infeksi maka akan terjadi pembengkakan pada tabung bronkial. Hal inilah yang kemudian menjadi penyebab batuk berdahak atau batuk kering. Pembengkakan yang terjadi ini lalu mempersempit saluran pernapasan yang mengakibatkan terhambatnya aliran udara, hingga akhirnya memunculkan gejala bronkitis seperti napas yang berbunyi atau mengi, sesak dada, dan sesak dapas. Bronkitis terbagi menjadi dua yakni bronkitis akut dan bronkitis kronis.
Bronkitis akut
Bronkitis akut kebanyakan dialami oleh anak berusia 5 tahun ke bawah namun dapat pula dialami oleh orang dewasa. Bronkitis dapat sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu yang cukup sebentar yakni antara 1 hingga 10 minggu. Bronkitis akut bukan terjadi karena infeksi bakteri, melainkan infeksi virus dari beberapa jenis virus tertentu. Beberapa jenis virus yang menyebabkan bronkitis aku adalah rhinovirus, enterovirus, influenza A dan B, parainfluenza, metapneumovirus manusia, syncytial pernapasan, dan coronavirus. Meski sekitar 95 persen bronkitis akut pada orang dewasa disebabkan oleh virus namun pada beberapa kasus bronkitis, menunjukkan bahwa iritasi, alergi, dan bakteri dapat menjadi penyebabnya. Iritasi tersebut biasanya dikarenakan debu, udara yang tercemar, dan juga menghirup asap.
Meski sangat langka namun bronkitis akut juga dapat disebabkan oleh bakteri. Menurut American Family Physician, sekitar 1 sampai 10 persen kasus bronkitis akut disebabkan oleh bakteri. Adapun jenis-jenis bakteri yang dapat menyebabkan bronkitis akut adalah mycoplasma pneumoniae, Chlamydophila pneumoniae, dan Bordetella pertussis. Bronkitis akut merupakan penyakit yang dapat menular, sehingga orang yang menderita bronkitis sebaiknya menjalankan etika batu dengan cara menutup hidung dan mulut menggunakan siku atau sapu tangan saat batuk. Selain itu penderita bronkitis akut juga disarankan untuk sering-sering membersihkan tangan menggunakan sabun dan air bersih, atau menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkoloh.
Bronkitis kronis
Jika bronkitis akut berlangsung hanya dalam hitungan minggu, bronkitis kronis dapat terjadi jauh lebih lama yakni lebih dari 3 bulan hingga kurun waktu 2 tahun. Kondisi bronkitis kronis dapat berkembang seiring berjalannya waktu, hingga peradangan terus terjadi sampai memunculkan lendir, menyebabkan sel-sel meradang, dan menyebabkan saluran yang menyempit atau kaku sehingga menjadi penyebab utama bagi penderita bronkitis kronis mengalami kesulitan untuk bernapas. Bronkitis kronis sering dianggap sebagai masalah yang serius dan merupakan salah satu Penyakit Paru Obstruktif Kronik atau PPOK. Bronkitis kronis disebabkan oleh banyak hal namun faktor utamanya adalah paparan asap rokok, baik itu perokok aktif ataupun pasif. Selain itu bronkitis kronis juga disebabkan oleh iritasi yang dihirup ke saluran pernapasan seperti dari kabut asap, populasi industri, serta paparan bahan kimia beracun.
Baca Juga: Penyakit Bronkitis Menular? Yuk Cari Tahu Jawabannya
Bronkitis juga dapat disebabkan oleh hal-hal lain, seperti diantaranya adalah :
Merokok
Kebiasaan buruk merokok menjadi penyebab penyakit bronkitis yang paling banyak ditemukan. Bukan hanya pada perokok aktif namun mereka sebagai perokok pasif pun memiliki risiko tinggi terkena bronkitis. Menurut US Department of Health and Human Services, resiko bronkitis lebih tinggi menyerang wanita yang merokok dibanding dengan pria yang merokok. Begitu pula dengan mereka yang berusia lebih tua dan sering terkena asap rokok akan memiliki risiko yang lebih besar dibanding dengan mereka yang berusia lebih muda.
Merokok dapat menyebabkan radang pada saluran udara hingga mengakibatkan batuk berat. Pada kondisi ini saluran udara penderita bronkitis akan mengeluarkan lendir dalam jumlah yang banyak sehingga membuat batuk yang terus menerus. Dalam kondisi yang lebih parah, hal ini dapat menyebabkan infeksi paru-paru serius yang perlu diwaspadai. Pada sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Respiratory Medicine menyebutkan bahwa sebanyak 50 persen perokok akan mengalami gejala bronkitis kronis, dimana 1 diantara 5 orang terkena PPOK. Pada orang yang berhenti dari kebiasaan merokok atau meninggalkan lingkungan yang dipenuhi asap rokok, maka risiko penyebab bronkitis kronis dan PPOK dapat menurun dalam waktu 10 tahun sampai kondisi seperti orang yang tidak merokok.
Konsumsi alkohol
Kebiasaan mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan meningkatkan risiko terkena penyakit bronkitis kronis dan merusak fungsi paru-paru secara umum. Penyalahgunaan alkohol juga meningkatkan risiko bronkitis dua kali lipat, dibanding dengan tidak mengonsumsi alkohol. Alkohol juga mengganggu keseimbangan kesehatan paru-paru yang membuat seseorang kekurangan nitrat oksida dalam napas. Orang yang semakin banyak mengonsumsi alkohol akan memiliki tingkat oksida nitrat yang semakin rendah. Padahal nitrat oksida berfungsi membantu melindungi paru-paru dari beberapa jenis bakteri yang berbahaya.
Baca Juga: Cara Aman & Mudah Atasi Bronkitis di Rumah
Imunitas rendah
Sistem kekebalan tubuh yang rendah dapat disebabkan oleh penyakit akut lainnya seperti pilek atau kondisi kronis yang mempengaruhi imunitas tubuh. Begitu pula dengan orang dengan usia lanjut, bayi, dan anak kecil akan memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami infeksi termasuk bronkitis. Menurut American Lung Association, sistem kekebalan tubuh yang baik dapat mengatasi infeksi yang menjadi penyebab bronkitis. Sedangkan sistem imunitas lemah akan sulit mengatasi infeksi tersebut.
SES rendah
Status Ekonomi Sosial ternyata juga menjadi pengaruh seseorang dapat terkena risiko penyakit bronkitis. Berdasarkan jurnal yang dipublikasikan US Department of Health and Human Service, menyatakan bahwa penyakit bronkitis dan batuk yang tak kunjung sembuh sangat erat berkaitan dengan kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan status sosial ekonomi yang rendah. Begitu pula dengan European Respiratory Journal yang menerbitkan sebuah penelitian tentang hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan terhadap risiko penyakit bronkitis. Dalam hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa tingkat pendidikan yang lebih rendah akan membuat risiko bronkitis pada seseorang semakin tinggi. Begitu pula dengan efek kemiskinan yang berpengaruh pada status gizi sehingga membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan perkembangan penyakit paru-paru seperti bronkitis.
Kualitas udara yang buruk
Orang yang tinggal di lingkungan dengan kualitas udara buruk akan meningkatkan risiko terkena bronkitis. Lingkungan yang dapat mengiritasi paru-paru adalah seperti tempat pengolahan biji-bijian, tekstil, atau zat kimia lainnya. Menghirup hydrogen sulfida dapat mempengaruhi pernapasan bagian bawah yang menimbulkan gejala seperti batuk, sesak napasa, hingga perdarahan bronkial atau paru-paru.
Asam lambung
Selain masalah pernapasan, gangguan pada perut akibat refluks asam lambung juga dapat mengiritasi tenggorokan dan menaikkan risiko bronkitis. Penyakit GERD juga menjadi salah satu penyebab bronkitis akut saat asam lambung masuk ke saluran pernapasan.
Baca Juga: 8 Bahan Alami Obat Penyakit Bronkitis
Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin seperti dengan cara telekonsultasi melalui aplikasi android dan website OkeKlinik, yang dapat menghubungkanmu dengan dokter atau mitra penyedia jasa kesehatan yang sudah terlisensi resmi di bidangnya masing-masing