Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Budaya Kerokan pada Tubuh, Apa Benar Terbukti Secara Medis?

Artikel dipublikasikan : 6 Januari 2023 10:10
Dibaca : 5174 kali

Foto: Freepik

Kerokan merupakan pengobatan tradisional yang terkenal sejak zaman dahulu untuk mengusir masuk angin. Budaya kerokan sudah dilakukan secara turun temurun sebagai terapi pengobatan yang ampuh untuk mengobati beberapa penyakit. 

Penulis : Sholahudin Achmad

Kerokan tak hanya populer di Indonesia, tetapi pengobatan jenis ini  telah ada di negara Asia seperti China. Di sana asal mula munculnya kerokan.  Di negara China pengobatan ini disebut gua sha. 

Gua sha ayau kerokan sudah ada di negeri China sejak abad ke-5 Masehi.  Pengobatan jenis ini pada dasarnya menggunakan metode yang sama dengan kerokan atau akupuntur. Caranya adalah dengan menancapkan jarum ke dalam kulit dengan tujuan meningkatkan temperatur dan energi pada bagian tubuh yang diinginkan. 

Pertanyaannya adalah apakah benar kerokan pada tubuh terbukti secara medis? Berikut beberapa penjelasan mengenai kerokan yang dilansir dari berbagai sumber. 

Cara kerja kerokan pada tubuh

Pengobatan dengan menggunakan metode kerokan memiliki proses yang cukup sederhana yaitu inflamasi yang akan mengakibatkan pelebaran pembuluh darah. Proses inilah yang membuat kulit menjadi berwarna merah. 

Pada saat dikerok, terjadi proses pelebaran pembuluh darah yang akan membuat aliran darah lancar. Apabila aliran darah Anda lancar, maka oksigen yang masuk kedalam tubuh akan lebih lancar. Begitu juga dengan nutrisi yang akan diterima otot akan lebih banyak masuk ke jaringan otot. Begitu pula dengan zat-zat yang bisa mengakibatkan rasa pegal akan segera dibawa aliran darah lalu dibuang atau dinetralkan. 

Kemudian terjadi pula rangsangan pada keratinosit dan endotel (lapisan paling dalam pembuluh darah) yang akan menimbulkan reaksi reaksi proopiomelanocortin (POMC). Zat ini merupakan polipeptida yang kemudian akan dipecah dengan hasil akhir salah satunya adalah beta endorfin. 

Selanjutnya berlangsung peningkatan IL-1 beta, Clq, dan beta endorfin, sementara kadar C3 dan PGE2 justru turun. Penyebab rasa nyeri adalah PGE2 sehingga jika kadar PGE2 diturunkan maka nyeri akan berkurang. Hasilnya menyebabkan nyeri pada otot akan berkurang, selain itu badan jadi lebih terasa nyaman dan segar serta kadar endorfin orang yang dikerok akan meningkat. Peningkatan endorfin tersebut membuat rasa sakit menjadi hilang, lebih bersemangat dan membuat nyaman. 

Pengaruh kerokan pada tubuh

Pada saat Anda mendapat kerokan akan terlihat adanya warna merah pada bagian tubuh yang dikerok. Warna merah tersebut diartikan banyak orang sebagai tanda bahwa angin yang ada dalam tubuh sudah keluar. Semakin pekat warna merahnya, maka semakin banyak pula angin yang keluar. 

Pada kenyataannya, warna merah tersebut adalah tanda dari pembuluh darah kapiler di bawah permukaan kulit yang melebar akibat kerokan. Walaupun begitu, tanda merah tersebut bukanlah suatu kondisi yang membahayakan. Akan tetap aman jika Anda tidak melakukan kerokan secara terus menerus. 

Aliran darah akan meningkat saat pembuluh darah kapiler melebur pada bagian tubuh yang dikerok. Peningkatan aliran darah tersebut dapat membantu proses metabolisme pada tubuh. 

Pengaruh lainnya dari kerokan adalah tubuh Anda menjadi terasa lebih nyaman dan segar. Hal ini disebabkan karena kerokan membuat tubuh melepaskan endorfin. Endorfin sendiri merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari yang dapat memberikan efek rasa senang dan nyaman. Itulah kenapa Anda akan merasa nyaman dan enak setelah Anda mendapat kerokan. 

Manfaat kerokan bagi tubuh

Selain banyaknya pertanyaan tentang apakah budaya kerokan terbukti secara medis , ada pula beberapa manfaat kerokan bagi tubuh yang perlu Anda ketahui, yaitu :

  1. Manfaat kerokan saat masuk angin

Manfaat kerokan pada saat masuk angin sudah menjadi hal yang lumrah bagi masyarakat Indonesia dan beberapa negara di Asia. Di negara-negara tersebut kerokan sudah menjadi salah satu terapi yang mujarab untuk mengobati masuk angin. 

Walaupun dalam dunia medis istilah masuk angin tidak dikenali, tetapi gejalanya sering dirasakan masyarakat. Saat masuk angin, melakukan kerokan dipercaya dapat mengurangi gejala dengan lebih instan. Sebagai contoh meredakan pegal-pegal dan atau nyeri otot.  praktisi gua sha menyatakan bahwa kerokan bermanfaat untuk memperkuat sistem imun dan mengurangi inflamasi. Pada umumnya, kerokan memang dapat meringankan pilek, demam dan masalah pada paru sampai sembuh dengan lebih cepat. 

  1. Manfaat kerokan di leher dan bahu

Keluhan lain yang  sering terjadi dan dialami sehari-hari oleh masyarakat adalah sakit dan pegal di daerah leher hingga bahu yang disebabkan oleh terlalu lama bekerja terlalu lama di depan komputer. 

Pengujian yang meneliti tentang gejala yang berupa sakit  leher dan bahu menurut  jurnal Archive of Allied Medical Sciences dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang menerima terapi kerokan dan kelompok sham ultrasound (terapi plasebo). 

Menurut mereka yang telah menerima kerokan mengatakan bahwa rasa sakit yang dialami bisa berkurang dan dapat melakukan gerakan memutar yang lebih fleksibel dibandingkan dengan kelompok yang melakukan terapi plasebo. Kerokan di leher bermanfaat untuk memberikan efek peregangan pada otot yang tegang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya ketegangan kronis pada penderita yang mengalami sakit leher, ketegangan mata, sakit kepala dan lain-lain. 

  1. Meringankan gejala perimenopause

Perimenopause merupakan masa perubahan yang dialami seorang wanita menjelang menopause. Biasanya gejala yang dialami menimbulkan ketidaknyamanan pada tubuh, sebagai contoh insomnia, menstruasi tidak teratur, kecemasan, merasa lelah, atau tubuh bagian atas terasa panas (hot flashes). Dengan melakukan kerokan dianggap dapat membantu meringankan gejala-gejala tersebut dan menjadi terapi yang aman serta efektif untuk mengatasi sindrom perimenopause ini.

  1. Mempercepat pemulihan otot

Pada tahun 2017, terdapat penelitian yang dilakukan di negeri asal kerokan yaitu China untuk mengetahui manfaat kerokan secara medis. Penelitian tersebut dipublikasikan dalam Journal of Traditional Chinese Medicine. Dari situlah dapat diketahui bahwa dari melakukan kerokan didapatkan hasil yang memberikan manfaat membantu menjaga kebugaran tubuh atlet agar tetap prima. Di sisi lain, kerokan juga bisa dimanfaatkan sebagai terapi alternatif untuk beberapa jenis pemulihan dan latihan olahraga. 

  1. Mengurangi sakit punggung pada lansia

Sakit punggung merupakan keluhan yang sering dialami oleh kaum lansia. Studi medis telah dilakukan untuk mengetahui manfaat kerokan untuk mengatasi sakit punggung yang dialami para lansia dengan membandingkannya dengan kantong penghangat  biasa. 

Pada umumnya, kedua terapi tersebut sama-sama bekerja dengan baik dalam hal untuk mengurangi rasa sakit dan menambah fleksibilitas area punggung ke bawah. Walaupun demikian, evaluasi secara klinis dan laporan responden menunjukkan bahwa kerokan memberikan efek anti inflamasi  yang lebih lama. Sebagai contoh, mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kemampuan mobilitas area punggung bawah. 

  1. Mengurangi peradangan akibat hepatitis B

Penyakit hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyebabkan inflamasi atau peradangan, kerusakan, serta luka di bagian liver. Terapi kerokan juga dianggap dapat membantu mengurangi peradangan liver kronis. Tetapi dalam hal ini tentu saja masih harus diteliti lebih dalam lagi sebelum benar-benar diakui sebagai bagian dari terapi yang direkomendasikan dalam dunia kedokteran. 

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kerokan merupakan terapi yang aman dilakukan. Itu karena banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dari melakukan terapi tradisional ini. Meskipun melakukan terapi kerokan tergolong aman, namun pengecekan kondisi sebelum melakukan terapi ini perlu dilakukan agar mendapatkan hasil yang maksimal. 

____________________________ 

Referensi :

Xu, Q. Y., Yang, J. S., Zhu, B., et al. NCBI. 2012. The Effects of Scraping Therapy on Local Temperature and Blood Perfusion Volume in Healthy Subjects. Evidence-based Complementary and Alternative Medicine : eCAM, 2012, 490292.

Higuera, V. Healthline. 2017. Understanding Gua Sha : Benefits and Side Effects.

Marion, T., Cao, K., & Roman, J. 2018. Gua Sha, or Coining Therapy. JAMA Dermatology, 154(7), pp. 788-788.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,  Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (2017),  Sepele? Ini 5 Penyakit yang Memiliki Gejala Serupa Masuk Angin.

Cleveland Clinic (2021), Why Gua Sha Might Be Good for You.

Healthline (2017), Understanding Gua Sha : Benefits and Side Effects.

WebMD (2021), Are There Health Benefits to Gua Sha.

 



 

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com