Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Cara-Cara Mencegah Diare

Artikel dipublikasikan : 17 Desember 2021 14:24
Dibaca : 667 kali

Setiap orang pasti pernah mengalami tidak nyamannya menderita diare. Diare sangat tidak nyaman apalagi jika terjadi agak lama dan sangat menyiksa. Diare apalagi jika terjadi pada anak harus ditangani dengan cepat sebelum timbil komplikasi yang serius seperti penurunan kesadaran, kejang, kerusakan otak, bahkan kematian.

Tidak hanya BAB lebih sering dengan konsistensi cair atau mencret, diare pada anak juga bisa disertai dengan gejala lainnya, seperti perut kembung, mual, muntah, demam, nyeri perut, dan lemas. 

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mendefinisikan diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering dari biasanya, tiga kali atau lebih dalam satu hari.

Dari kelompok bakteri, ada empat jenis bakteri yang kerap ditemukan menjadi penyebab utama terjadinya kasus-kasus diare di berbagai belahan dunia, Keempat bakteri tersebut yaitu Campylobacter, Salmonella, Shigella, dan E. Coli. Jika mengontaminasi tubuh, empat jenis bakteri ini dapat membawa efek berbahaya.

Baca Juga : Inilah Empat Virus Penyebab Diare

Campylobacter

Spesies Campylobacter umumnya hidup pada saluran pencernaan hewan berdarah panas seperti unggas, sapi, babi, domba dan burung unta, serta hewan peliharaan termasuk kucing dan anjing. Bakteri ini juga dapat ditemukan dalam kerang. Selain itu, faktor risiko lainnya, termasuk kontaminasi silang selama persiapan makanan siap saji seperti sayuran, serta kontak langsung dengan feses dari hewan yang terinfeksi, termasuk hewan peliharaan. 

Kejadian infeksi Campylobacter sp. pada manusia biasanya disebabkan karena memakan makanan yang terkontaminasi. Penularan infeksi dapat terjadi karena penderita campylobacteriosis menyiapkan makanan sehingga menyebabkan kontaminasi pada makanan. Sumber kontaminasi yang utama adalah karena mengonsumsi daging ayam, susu, dan kontak dengan hewan peliharaan. Mengonsumsi daging ayam yang tidak dimasak sempurna merupakan penyebab utama kejadian campylobacteriosis. 

Mencegah Campylobacter bisa dengan cara memasak makanan hingga matang, masak daging utuh sampai 63°C, daging giling sampai 71°C, dan unggas sampai 74°C. Hal ini karena pada temperatur tersebut sebagian besar bakteri dalam makanan dapat mati, sehingga dapat meminimalkan risiko kamu terkena infeksi.

Salmonella

Salmonella merupakan bakteri yang hidup di banyak usus hewan ternak. Anda bisa terinfeksi bakteri salmonella saat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dengan feses hewan yang mengandung bakteri salmonella.

Infeksi salmonella bisa menyebabkan diare, bahkan dalam tingkat yang parah. Kondisi inilah yang bisa berujung pada dehidrasi, apalagi bila cairan tubuh yang terbuang tak segera diganti. Masak unggas, daging dan telur sampai matang. Salmonella akan mati pada suhu 65-77 derajat Celcius.

Telur yang mengandung bakteri Salmonella tidak berarti akan mendapatkan infeksi, karena telur bukan satu-satunya cara Salmonella menyebar. Anda mungkin bisa terinfeksi Salmonella, sekalipun tidak pernah makan telur mentah. Salmonella terdapat di dalam kuning telur akibat infeksi di jaringan reproduksi ayam betina.

Konsumsi telur mentah, terutama jika telur diternak atau dikemas dengan kurang higienis, dapat meningkatkan risiko Anda terkena infeksi bakteri Salmonella. Bakteri ini biasanya terdapat pada cangkang telur, namun terkadang juga bisa masuk ke dalam telur melalui retakan kecil yang terkadang tak terlihat.

Adanya bakteri salmonella dalam makanan yang kamu makan dapat menyebabkan menderita gastoenteritis. Hal ini dapat terjadi pada kamu dengan gejala mual, muntah, kram perut, diare, demam, sakit kepala, panas dingin, dan darah di feses. Kamu bisa mengalami gejala-gejala tersebut selama dua sampai tujuh hari.

Saat kamu mengonsumsi makanan yang mengandung bakteri salmonella, kamu tidak akan langsung merasa sakit. Sakit akan muncul setidaknya 2 – 3 hari setelah kamu mengonsumsi makanan tersebut. Sehingga, mungkin akan sulit bagi Anda untuk mengetahui makanan apa yang menyebabkan kamu sakit.

Shigella

Shigella adalah genus dari Gram-negatif, non-motil, bakteri endospor berbentuk-tongkat yang berhubungan dekat dengan escherichia coli dan salmonella. Infeksi shigella adalah infeksi bakteri yang terjadi di saluran pencernaan. Infeksi ini terjadi ketika bakteri masuk ke dalam tubuh melalui kontak dengan feses atau melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Shigellosis atau disentri basiler, adalah disentri yang disebabkan oleh infeksi keluarga bakteri Shigella di dalam usus dan rektum. Pertanda utama infeksi Shigella adalah diare dan feses berdarah.

Infeksi ini sangat menular. Shigella dapat menyebar melalui kontak langsung dengan bakteri dalam feses atau makanan yang terkontaminasi. Kamu juga bisa terinfeksi bila berenang di air yang tidak bersih.

Pada kasus yang ringan, penyakit ini bisa menghilang sendiri dalam waktu seminggu. Namun pada kasus yang lebih serius, dokter mungkin akan memberikan obat antibiotik.

Shigellosis kebanyakan menyerang anak berusia 2 – 4 tahun. Penyakit ini sebagian besar tersebar di playgroup, sekolah dasar, dan tempat penitipan anak yang tidak higienis.

 E COLI

Escherichia coli (biasa disingkat E. coli) adalah salah satu jenis spesies bakteri Gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia

Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein. Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang. 

E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah bakteri lain di dalam usus. 

E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Negara-negara di Eropa sekarang sangat mewaspadai penyebaran bakteri E. coli ini, mereka bahkan melarang mengimpor sayuran dari luar. 

Baca Juga : Obat Alami Diare Yang Bisa Dibuat Sendiri

Beberapa gejala yang timbul jika terinfeksi oleh bakteri E. Coli yang bersifat patogen di antaranya: 

  1. Diare ringan, diare tingkat sedang, dan bahkan diare terparah sampai berdarah. 

  2. Demam. 

  3. Perut terasa keram. 

  4. Mengalami Dehidrasi

  5. Nafsu makan berkurang

  6. Mual

Air minum yang terkontaminasi bakteri Escherichia coli dapat menyebabkan penyakit gangguan saluran pencernaan sehingga menyebabkan diare. Menurut standart Nasional Indonesia (SNI) syarat Escherichia coli dalam minuman 0 (nol) koloni per 100 ml.

Untuk mengetahui apakah ada bakteri dalam Air Minum memang harus diteliti di laboratorium. Tapi, Anda bisa mendeteksi secara fisik apakah air layak diminum. Dari segi fisik, air minum tak boleh memiliki bau, rasa, dan warna (harus jernih). Melalui tes laboratorium dapat diteliti dari segi kimia.

Secara umum, untuk menghindari diare perlu diterapkan deretan kebiasaan baik ini:

  • Masak telur sampai benar-benar matang, baik putih telur maupun kuning telurnya.

  • Masak daging utuh sampai 63°C, daging giling sampai 71°C, dan unggas sampai 74°C. Hal ini karena pada temperatur tersebut sebagian besar bakteri dalam makanan dapat mati, sehingga dapat meminimalkan risiko Anda terkena infeksi.

  • Simpan makanan panas dan dingin secara terpisah.

  • Jangan membiarkan makanan terbuka selama lebih dari dua jam.

  • Membedakan talenan atau peralatan masak lain untuk makanan mentah dan makanan matang.

  • Bersihkan peralatan makan dan memasak setelah menggunakannya.

  • Selalu cuci tangan Anda sebelum memegang makanan.

  • Rajin mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh daging yang belum dimasak, sehabis dari toilet, atau setelah bersin dan batuk. Bersihkan tangan dengan sabun, dan bilas dengan air bersih.

  • Mengonsumsi makanan yang sudah dimasak. 

  • Minum air matang.

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com