Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Disentri: Gejala hingga Pengobatannya

Artikel dipublikasikan : 23 November 2021 21:10
Dibaca : 589 kali

Disentri adalah penyakit infeksi pada usus yang menyebabkan diare disertai darah atau lendir. Berdasarkan penyebabnya, disentri terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

  1. Disentri basiler

Disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyerang sistem pencernaan. Infeksi yang terjadi meliputi beberapa jenis bakteri seperti Shigella, Campylobacter, E.coli, dan Salmonella. Keempat jenis bakteri tersebut biasanya terdapat pada feses orang yang terinfeksi dan dapat menyebar melalui banyak cara, antara lain adalah:

  • Tidak mencuci tangan setelah Buang Air Besar (BAB)

  • Mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi bakteri

  • Memegang benda atau bagian tubuh yang terpapar bakteri

  • Berenang di air yang terkontaminasi bakteri

  1. Disentri amuba

Disentri juga dapat disebabkan oleh amuda. Jenis amuba yang penyebabkan penyakit ini adalah Entamoeba histolytica, yang kebanyakan berada di negara tropis. Saat amuba berada dalam tubuh dan siap keluar dari tubuh penderita maka amuba akan berkumpul dan membentuk seperti cangkang, yang bertujuan untuk melindungan amuba. Kumpulan amuba berbentuk cangkang inilah yang dikenal sebagai kista. 

Kista yang keluar dari feses dapat tetap bertahan hidup meski di luar tubuh. Hal inilah yang menyebabkan disentri menjadi sangat menular jika lingkungan tinggal penderita tidak memiliki sanitasi yang baik, karena amuba akan mencemari lingkungan sekitar termasuk air. Jika sanitasi buruk, maka air tersebut telah terkontaminasi oleh amuba yang akan masuk ke tubuh orang lain. 

Baca Juga: Cara-cara Mencegah Disentri Secara Alami

Selain kedua penyebab di atas, ada banyak faktor yang dapat meningkatkan penyakit disentri seperti:

  • Balita yang berusia 2 sampai 4 tahun

  • Tinggal di pemukiman padat penduduk dan mengikuti aktivitas warga

  • Berada di lingkungan dengan sanitasi yang buruk

  • Hubungan seks sesama jenis antara pria dengan pria lainnya

Disentri biasanya ditandai dengan beberapa gejala mulai dari skala ringan hingga berat, tergangung pada tingkat penyebaran infeksi. Misalnya gejala penyakit disentri di negara maju cenderung lebih ringan jika dibandingkan dengan gejala disentri yang dialami penderita di negara berkembang atau negara tropis. Namun secara umum disentri memiliki beberapa gejala, yaitu:

  • Diare disertai darah atau lendir

  • Demam hingga demam tinggi

  • Mual dan muntah

  • Perut kembung

  • Kram dan nyeri perut

Pada umumnya gejala disentri muncul 1 sampai 7 hari setelah orang tersebut terinfeksi bakteri atau amuba penyebab disentri. Pada jenis disentri basiler, gejala akan dirasakan penderitanya selama 3 hingga 7 hari. Sedangkan pada jenis disentri amuba, gejala mulai dirasakan dan dapat timbul 10 hari setelah terinfeksi, dengan gejala yang disertai menggigil, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, nyeri saat buang air besar, juga perdarahan pada dubur. Diare dapat menjadi penyakit serius yang membahayakan, terutama jika dialami oleh anak-anak dan lanjut usia.

Banyak penderita disentri yang melakukan perawatan di rumah hingga sembuh. Namun disentri perlu mendapat tindakan medis jika penderitanya sudah mengalami gejala seperti buang air besar disertai darah dalam jumlah yang sering, rasa sakit tak tertahankan saat buang air besar, demam tinggi hingga mencapai atau lebih dari 40 derajat Celcius, penurunan berat badan yang cukup drastis, atau muncul gejala dehidrasi seperti merasa haus dan jantung yang berdebar lebih cepat.

Jika sudah merasakan beberapa gejala disentri, maka perlu untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat diagnosa dan penanganan yang tepat. Diagnosis disentri dilakukan dengan beberapa metode mulai dari wawancara medis, pemeriksaan medis, hingga pemeriksaaan penunjang seperti:

  • Pemeriksaan sampel feses untuk mengetahui penyebab disentri

  • Pemeriksaan sampel darah dan USG perut jika terdapat komplikasi disentri amuba berupa abses hari

  • Pemeriksaan kolonoskopi untuk mengatahui kondisi usus besar

Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Disentri Mulai Sembuh

Penderita disentri dapat diobati dengan dua cara yaitu melakukan perawatan di rumah atau menjalani perawatan di rumah sakit. Jika penderita disentri harus dirawat di rumah sakit, biasanya dokter akan memberikan pengobatan seperti:

  1. Antibiotik

Antibiotik adalah salah satu cara pengobatan disentri yang paling efektif, karena antibiotik mampu melawan bakteri penyebab disentri. Fungsi antibiotik akan bekerja saat jumlah obat dalam tubuh dijaga dengan kadar yang konsisten. Jika sudah sembuh dari disentri, penderita tetap harus menghabiskan antibiotik meski sudah tidak merasakan gejala setelah beberapa hari. 

Adapun jenis antibiotik yang biasanya sering direkomendasikan oleh dokter untuk pasien disentri adalah ceftriaxone yang aman untuk dikonsumsi ibu hamil, chloramphenicol, ampicillin, trimethoprim-sulfamethoxazole, ciprofloxacin, metronidazole, dan tinidazole

  1. Minum air dan oralit

Selain antibiotik, dokter juga akan memberi saran agar penderita disentri untuk selalu mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan banyak minum air putih untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat diare. Selain itu pasien disentri juga disarankan mengonsumsi oralit, karena dapat meningkatkan asupan cairan tubuh dan garam. Namun perlu dipahami bahwa oralit tidak menyembuhkan disentri, melainkan dapat membantu mencegah agar penderita disentri tidak mengalami dehidrasi. 

Jika disentri dialami bayi berusia 6 bulan yang masih mengonsumsi ASI Ekslusif, maka tetap berikan air susu ibu sebagai pencegahan diare bertambah parah, karena kandungan ASI mampu menghambar pertumbuhan kuman penyebab diare.

  1. Infus 

Penderita disentri dengan gejala dan kondisi yang cukup parah harus dirawat di rumah sakit dengan infus tertempel pada tubuhnya. Hal ini dikarenakan agar mereka mendapat cairan dan garam melalui infus daripada melalui mulut, karena hidrasi melalui infus akan memberikan air dan nutrisi yang penting pada tubuh, lebih cepat daripada cairan oral yang diterima tubuh. 

Selain itu, jenis obat lain yang juga diberikan antara lain adalah obat pereda kram perut dan diare, serta obat anti nyeri untuk meredam nyeri dan ketidaknyamanan penderita disentri. Sedangkan untuk perawatan disentri di rumah dapat dilakukan dengan banyak cara, seperti:

  • Banyak beristirahat

  • Minum obat sesuai anjuran

  • Membersikan area tidur menggunakan desinfektan

  • Selalu membuang pokok bayi dalam plastik ke dalam tempat sampah yang tertutup

  • Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air bersih

  • Tidak ikut mempersiapkan sema masa terinfeksi

  • Selalu menjaga kebersihan makanan, minuman, alat memasak, dan alat makan 

  • Memperbanyak minum air putih

  • Mengonsumsi makanan yang mudah dicerna, tinggi protein, dan rendah serat

  • Tidak meminum susu dan produk olahannya yang tidak dipasteurisasi

  • Tidak mengonsumsi makanan yang terlalu pedas, asam, berminyak, kurang matang

Baca Juga: Saran Makanan & Pantangan Saat Disentri

Disentri bukan termasuk dalam penyakit kronis namun dapat membahayakan penderitanya jika tidak mendapatkan penanganan medis yang tepat dan cepat. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara telekonsultasi melalui website atau aplikasi android OkeKlinik, yang akan menghubungkan pasien dengan mitra atau rekanan penyedia jasa layanan kesehatan. Semua mitra yang terhubung di OkeKlinik sudah mendapatkan lisensi medis di masing-masing bidang. Sehingga tak ada yang perlu dikhawatirkan untuk mengakses OkeKlinik dari mana dan kapan saja. 

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com