Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Disentri Pada Bayi, Kenali Gejala Hingga Cara Mengatasinya

Artikel dipublikasikan : 11 Oktober 2021 03:20
Dibaca : 933 kali

Disentri pada bayi adalah hal yang siapapapun tidak ingin mengalami. Meski pada umumnya disentri kebanyakan dialami oleh balita namun disentri bisa saja menyerang bayi karena sistem kekebalan tubuh yang belum matang. Disentri merupakan sebuah penyakit infeksi pada usus yang disertai gejala utama seperti mengalami sakit perut, diare, serta terdapat nanah dan darah pada feses. Meski seringkali diare dan disentri dianggap sama karena memiliki gejala yang mirip, namun keduanya merupakan jenis penyakit yang berbeda. Berdasarkan penyebabnya disentri dibedakan menjadi dua jenis yakni disentri akibat bakteri shigella, campylobacter, salmonella, atau e-coli enterohemorrahagic. Adapun jenis disentri akibat bakteri yang paling banyak dialami adalah disentri yang diakibatkan oleh shigella. Sedangkan jenis berikutnya adalah disentri yang terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh amuba atau parasite bersel tunggal, dan banyak ditemui di daerah tropis dengan kondisi sanitasi yang buruk.

Gelaja disentri pada bayi dapat menyebabkan beberapa gejala sesuai dari penyebabnya. Disentri bakteri pada bayi umumnya akan muncul 1 hingga 7 hari setelah terjadinya infeksi, dengan gejala umum seperti sakit perut ringan dan diare yang disertai darah atau nanah. Gejala disentri bakteri akan berlangsung selama 3 sampai 7 hari, dimulai dari volume diare yang lebih kecil walau terkadang terasa menyakitkan. Pada kondisi yang lebih parah, diare bakteri pada bayi akan memunculkan gejala yang cukup parah seperti BAB berlendir, berair, dan berdarah, serta rasa mual dan muntah, nyeri dan kram perut, hingga demam diatas 38 derajat Celcius. 

Sedangkan disentri amuba pada bayi pada umumnya memunculkan gejala setelah 10 hari terinfeksi, yang ditandai dengan diare berair disertai darah/lendir/nanah, mual dan muntah, sakit perut, demam dan menggigil, perdarahan dari rectum, serta kehilangan nafsu makan yang menyebabkan penurunan berat badan. Gelaja disentri amuba akan berlangsung cukup lama mulai dari beberapa hari hingga terjadi selama beberapa minggu. Bahkan meski gejala disentri amuba sudah tidak dirasakan lagi namun amuba dapat terus hidup di dalam usus selama berbulan-bulan hingga dalam hitungan tahun, sehingga infeksi masih berpotensi ditularkan kepada orang lain dan dapat menimbulkan risiko terjadi diare lagi. 

Bayi yang terkena disentri harus mendapat perawatan medis sejak dini untuk menghindari terjadinya dehidrasi. Disentri bakteri pada bayi menyebabkan sekitar 60 persen kasus di fasilitas kesehatan dan hampir semuanya mengalami kondisi yang parah hingga mengancam jiwa. 

Disentri pada bayi dapat diatasi dengan beberapa cara jika sebelumnya sudah melakukan konsultasi pada dokter yang kompeten, seperti :

  1. Terapi antibiotik

Mengatasi disentri pada bayi yang diakibatkan oleh bakteri shigella dapat dengan cara pemberian antibiotik sesuai dosis dan resep dari dokter. Hal ini bertujuan untuk memperpendek durasi penyakit disentri serta mengurangi risiko terjadinya komplikasi serius yang bisa menyebabkan kematian. Pengobatan menggunakan antibiotik akan terjadi efektif jika bakteri shigella sensitif terhadap antibiotik yang diberikan. Biasanya penggunaan antibiotik yang dipilih adalah kotrimoksazol dan ampisilin, karena dianggap lebih efektif pada beberapa area. 

Pengobatan antibiotik tidak sensitif kepada bakteri shigella atau jika pengobatan ini diberikan tertunda maka bakteri dapat menyebabkan kerusakan yang meluas pada usus hingga memasuki sirkulasi umum hingga menyebabkan septikemia dan syok septik. Biasanya komplikasi ini akan terjadi pada bayi yang kekurangan gizi sehingga dapat berakibat fatal. Biasanya pengobatan akan dianjurkan selama lima hari namun tetap diperlukan dua hari tambahan untuk perbaikan guna mengurangi demam, nyeri, dan adanya darah pada feses. 

Sedangkan pengobatan pada kasus disentri amuba umumnya menggunakan metronidazole, yang mana kesehatan tubuh akan membaik setelah 2 sampai 3 hari setelah memulai pengobatan.

Baca Juga: Selain Oralit, Ini Obat Ampuh Disentri

  1. Pemberian cairan

Bayi yang mengalami disentri harus mendapat asupan cairan yang cukup, terlebih lagi jika penderita mengalami demam selama penyakit disentri. Menurut International Journal of Infection, risiko dehidrasi akan lebih tinggi terjadi pada anak-anak yang berusia 1 tahun kebawah, terutama bayi dibawah usia 6 bulan, bayi yang berhenti mendapat ASI, atau bayi pengidap disentri dengan gejala parah seperti diare dan muntah, sehingga dianjurkan untuk rehidrasi melalui oral atau intravena. 

Pemberian air minum, ASI, ataupun susu formula saat bayi dehidrasi juga dapat diberikan minuman elektrolit yang aman untuk bayi berdasarkan hasil konsultasi dengan dokter, karena hal ini akan membantu peningkatan cairan dalam tubuh bayi. 

  1. Makanan

Bayi yang mengalami disentri mungkin akan kehilangan nafsu makannya. Namun penderita penyakit disentri harus tetap makan untuk mencegah dan meminimalisir terjadinya kerusakan nutrisi dalam tubuh. Pemberian makanan pada bayi dapat dilakukan dengan melanjutkan susu, dan juga memberi makanan sebanyak 6 kali sehari. Berikan satu kali makan ekstra dalam sehari dari menu yang sama setidaknya selama 2 minggu setelah diare berhenti. 

  1. Pantauan kondisi

Banyak kasus disentri pada bayi yang membaik dalam dua hari setelah memulai pengobatan antibiotik yang efektif, namun masih membutuhkan waktu selama lima hati untuk proses penyelesaian pengobatan. Untuk itulah memantau kondisi bayi pengidap disentri tetap perlu diperlukan agar tidak memunculkan gejala baru yang menghawatirkan.

Baca Juga: Cara-cara Mencegah Disentri Secara Alami

Selain beberapa cara di atas, ada pula langkah-langkah alami yang dapat dilakukan untuk mengatasi disentri pada bayi yaitu dengan memberi asupan sehat dan bergizi. Beberapa asupan yang perlu diutamakan saat bayi mengalami disentri, antara lain adalah :

  1. Air Susu Ibu (ASI)

Jika bayi masih dalam tahap pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif, sebaiknya hal ini tetap perlu dan harus dilakukan selama bayi mengalami disentri sebab ASI mampu mempercepat pemulihan karena ASI memiliki kandungan antibody yang tinggi. Jika bayi diberikan ASI dan susu formula maka volume pemberian ASI bida diberikan dengan jumlah yang lebih ditingkatkan karena susu formula sedikit lebih sulit untuk dicerna tubuh bayi. Pemberian ASI dalam jumlah yang tepat dapat menurunkan risiko bayi kekurangan cairan agar seluruh organ tubuh dapat tetap menjalankan fungsinya dengan baik.

  1. Buah-buahan 

Bayi memiliki pergerakan usus yang longgar sehingga akan kehilangan banyak jumlah kalium dan penting untuk mengisi ulang Kembali. Pelonggaran gerakan usus ini dapat menguras energi bayi, sehingga bayi perlu diberi asupan buah-buahan yang mampu memulihkan energi dan kekuatannya. Beberapa jenis buah yang dapat diberikan untuk bayi antara lain adalah pisang, wortel, dan apel. Jenis buah-buahan ini dapat dikonsumsi setelah buah dilumatkan atau dijadikan jus agar lebih mudah dicerna oleh bayi.

  1. Jahe

Jahe merupakan jenis rempah yang baik untuk sistem pencernaan dan merupakan cara efektif untuk mengatasi disentri pada bayi. Penggunaan jahe sebagai obat disentri dapat diolah dengan mencampurkan satu sendok jahe parut yang ditambah dengan sedikit bubuk kayu manis, sedikit bubuk jinten, dan satu sendok teh madu. Campuran cairan ini sebaiknya diberikan 3 kali sehari, sebelum memberi makan utama pada bayi.

Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Disentri Mulai Sembuh

Disentri pada bayi mungkin tidak membahayakan namun dapat meningkatkan risiko fatal jika tidak langsung medapat penanganan yang serius. Pastikan bayi yang menderita disentri dalam pengawasan dokter dan lakukan konsultasi seperti telekonsultasi melalui aplikasi dan website OkeKlinik, yang dapat menghubungi pasien dengan mitra atau rekanan penyedia jasa kesehatan

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com