Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Efek Samping Long COVID-19 Terhadap Gairah Seks, Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi?

Artikel dipublikasikan : 8 Agustus 2022 14:22
Dibaca : 293 kali

 

Wabah COVID-19 yang berlangsung sejak 2019 dan masih berlangsung hingga saat ini ternyata juga mempengaruhi masalah seksual. Para peneliti menemukan penurunan gairah seks yang lebih rendah, kerontokan rambut, hingga halusinasi,  di antara gejala long COVID-19. 

Melansir The Guardian, penelitian yang dipublikasikan oleh Nature Medicine mengkonfirmasi rentang gejala yang 'sangat luas' yang dilaporkan oleh penderita selama lebih dari dua tahun. 

Penurunan gairah seks, halusinasi, dan kerontokan rambut termasuk di antara serangkaian efek samping long COVID-19. Penelitian tersebut dilakukan terhadap orang yang terinfeksi tetapi tidak dirawat di rumah sakit selama pandemi. 

Baca Juga: Siap Booster Kedua Vaksin COVID-19 ? Ini Rekomendasi Jenis Vaksinnya

Long COVID-19 dan disfungsi ereksi (lemah syahwat)

Para peneliti masih terus mempelajari tentang dampak jangka panjang COVID-19 pada tubuh. Masih diteliti hubungan antara virus dan disfungsi ereksi atau yang biasa disebut lemah syahwat.

Lemah syahwat adalah ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk berhubungan seksual. Yakni ketika seorang pria mengalami kesulitan menjaga penis mereka agar dapat cukup keras untuk berhubungan seks.

Melansir Web MD, para peneliti memikirkan tiga hal berikut, yang dapat memicu disfungsi ereksi pada penderita COVID-19.  

  1. Masalah kardiovaskular 

Disfungsi ereksi bisa menjadi tanda awal penyakit jantung. Penelitian juga menunjukkan COVID-19 dapat memengaruhi kesehatan jantung, pembuluh darah dan vena di dekatnya.

COVID-19 juga telah dikaitkan dengan disfungsi endotel. Yakni saat lapisan dalam atau dinding pembuluh darah tetap kaku, tidak mengembang dan berkontraksi untuk memungkinkan berlangsungnya aliran darah. Hal itu dapat mempengaruhi bagaimana darah dipompa dan dibawa ke seluruh tubuh, termasuk jaringan di penis. Suplai darah yang terganggu ke penis  dapat membuatnya sulit untuk ereksi.

Baca Juga: Anatomi Bagian Jantung dan Fungsinya

  1. Masalah mental 

Stres, kecemasan, dan depresi terkait COVID-19 juga dapat memengaruhi kesehatan seksual dan mungkin menyebabkan disfungsi ereksi.

  1. Kesehatan keseluruhan yang buruk

Para ahli juga mengatakan bahwa disfungsi ereksi biasanya merupakan gejala dari kondisi medis lain. Jika kesehatan kamu sudah tidak bagus sejak awal, maka kamu cenderung memiliki gejala COVID-19 yang parah atau tidak diinginkan, seperti disfungsi ereksi. 

Faktor usia lanjut juga dapat meningkatkan resiko disfungsi ereksi dan infeksi COVID-19 yang parah.

Sebelum mengaitkan efek samping long COVID-19 terhadap disfungsi ereksi atau lemah syahwat, mari kita pahami dulu berbagi penyebab disfungsi ereksi berikut ini.  

Berbagai penyebab disfungsi ereksi

Gairah seks hingga terjadinya ereksi merupakan proses yang tidak sesederhana membalikkan tangan. Hal ini dikarenakan proses ereksi melibatkan kinerja otak, saraf, otot, pembuluh darah, hormon, dan emosi. 

Disfungsi ereksi biasanya terjadi jika hal-hal tersebut mengalami masalah. Berikut ini beberapa faktor yang penyebabnya.  

  1. Faktor penyakit

Pada umumnya, lemah syahwat disebabkan oleh kondisi medis, berupa tekanan darah tinggi, penyakit jantung, aterosklerosis, diabetes, obesitas, sindrom metabolic, penyakit Peyronie, gagal ginjal, sirosis, hemokromatosis, scleroderma, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). 

Selain itu, ketidakseimbangan hormon tertentu juga cukup sering menjadi penyebab disfungsi ereksi. Yakni, seperti hipertiroid (kelebihan hormon tiroid), hipotiroid (kekurangan hormon tiroid), hiperprolaktinemia (kelebihan hormon prolaktin), dan hipogonadisme yang menyebabkan kekurangan hormon testosteron.

  1. Faktor psikologis

Otak memainkan peran penting dalam memicu ereksi. Ereksi dimulai dengan adanya gairah seksual saat terdapat rangsangan. Namun, rangsangan seksual bisa tidak berpengaruh jika pria mengalami stres, depresi, kecemasan, atau masalah psikologis lainnya, seperti widower syndrome yang muncul ketika pria kehilangan istrinya.

  1. Faktor obat-obatan

Obat-obatan tertentu juga dapat memiliki efek samping terhadap disfungsi ereksi. Misalnya obat-obat seperti antidepresan, antipsikotik, antihipertensi, obat kanker prostat, dan obat penurun kolesterol. 

Demikian pula dengan penggunaan obat-obatan terlarang semacam kokain atau ganja, minuman alkohol,   dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Orang yang sudah kecanduan alkohol akan rentan mengalami disfungsi ereksi.

  1. Faktor cedera

Faktor cedera juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Misalnya cedera pada tulang belakang, tulang panggul, atau penis, seperti penis patah, yang menyebabkan kerusakan saraf atau pembuluh darah berisiko menyebabkan disfungsi ereksi. 

Cedera bisa berupa cedera yang besar maupun cedera yang kecil tapi terjadi berulang-ulang.

Contohnya adalah cedera kecil pada bagian area pangkal penis, akibat mengendarai sepeda dalam waktu lama

  1. Faktor tindakan medis

Tindakan medis juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Misalnya, operasi pada prostat dan kandung kemih. Selain itu, tindakan medis pada otak, tulang belakang, dan tulang panggul juga dapat menimbulkan resiko yang sama. Contoh misalnya terapi radiasi untuk kanker usus besar dan operasi pengangkatan usus besar.

Apakah gejala long COVID-19 menyebabkan disfungsi ereksi?  

Suatu studi menemukan bahwa orang yang terinfeksi virus lebih dari 5 kali lebih mungkin untuk mengembangkan disfungsi ereksi. 

Dalam penelitian kecil lainnya, para peneliti mengambil sampel jaringan penis dari dua pria yang telah terinfeksi COVID-19. Yang satu memiliki gejala yang parah, yang lain ringan. Sampel diambil sebelum kedua pria menjalani operasi untuk gejala disfungsi ereksi yang parah. 

Para ilmuwan menemukan partikel virus COVID-19 dan disfungsi endotel lama setelah kedua pria itu pertama kali terinfeksi.

Namun, masih terlalu dini untuk mengetahui dengan pasti apa efek jangka panjang dari virus ini terhadap kesehatan seksual dan reproduksi.

Konsultasikan dengan dokter 

Disfungsi ereksi sebagai efek samping dari COVID-19 bisa bersifat jangka pendek atau panjang. Tetapi para ahli hingga kini tidak yakin apakah komplikasi ini dapat menyebabkan masalah dengan kesuburan.

Namun segera beritahu dokter  jika kamu merasa mengalami disfungsi ereksi, terutama setelah terinfeksi COVID-19. Dokter  akan bertanya tentang riwayat kesehatan kamu dan memberi kamu pemeriksaan fisik. 

Dokter juga bisa meminta tes laboratorium atau merujuk kamu ke ahli urologi, untuk menangani masalah pada saluran reproduksi pria. Mereka akan mencari tahu apa yang menyebabkan disfungsi ereksi kamu dan membuat rencana perawatan.

Tips pencegahan : Para ahli merekomendasikan untuk mendapatkan vaksin COVID-19 untuk menurunkan risiko disfungsi ereksi sebagai efek samping long COVID.

Gejala umum COVID-19

Gejala paling umum dalam beberapa minggu dan bulan setelah serangan virus corona telah lama diketahui, meliputi kehilangan penciuman dan sesak napas. Selain itu, juga mencakup tanda-tanda seperti kelelahan, ruam dan kabut otak.

Baca Juga: Waspada Gejala Umum Covid-19!

Gejala long COVID-19

Sekarang para peneliti telah dapat menunjukkan bahwa orang dengan long COVID-19 sering mengalami berbagai gejala yang "sangat luas", termasuk efek samping yang kurang dikenal seperti amnesia, dan ketidakmampuan untuk melakukan gerakan atau perintah yang sudah dikenal.

Selain menemukan serangkaian gejala yang lebih luas, para peneliti juga mengidentifikasi kelompok dan perilaku kunci yang membuat orang berisiko lebih tinggi terkena long COVID-19. 

Orang-orang dengan latar belakang yang lebih miskin, perokok dan orang-orang yang kelebihan berat badan atau obesitas juga dikaitkan dengan pelaporan gejala yang terus-menerus.

Sebuah studi di Inggris menemukan bahwa orang yang dites positif terkena virus melaporkan 62 gejala lebih sering 12 minggu setelah infeksi awal daripada mereka yang tidak tertular virus. 
 

Referensi :
cnbcindonesia (2022) Long Covid Disebut Turunkan Gairah Seks?
healthdetik(2022) riset sebut long covid bikin gairah seks merosot begini temuannya
kompas (2020) pria terinfeksi covid 19 berisiko alami disfungsi ereksi kok bisa ?

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com