Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Gejala Epididimitis, Penyebab dan Cara Mengobatinya

Artikel dipublikasikan : 24 Desember 2022 22:02
Dibaca : 1471 kali

Foto: Freepik

Epididimitis merupakan suatu peradangan yang terjadi di saluran sperma atau epididimis. Saluran ini terletak di belakang testis. Epididimitis pada umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan ditandai dengan pembengkakan buah zakar. 

Penulis : Sholahudin Achmad

Saluran epididimis menghubungkan antara testis dan vas deferens atau saluran sperma yang langsung menuju pintu keluar di penis saat pria ejakulasi. Epididimis berfungsi sebagai tempat menyimpan dan membawa sperma serta pematangan sperma.  Selain itu, epididimis juga dapat berkontraksi untuk mendorong sperma keluar saat ejakulasi.

Resiko epididimitis lebih besar terjadi pada orang yang bergonta-ganti pasangan, atau melakukan aktivitas seksual berisiko. Hal ini bisa menyebabkan seseorang tertular penyakit menular seksual, dimana bakteri penyebabnya memicu epididimitis. 

Saat epididimitis menyerang, peradangan akan menyebabkan bengkak dan nyeri pada epididimis. Kondisi ini biasanya akan membaik dengan antibiotik. Namun, jangan sampai terlambat. Karena jika terlambat ditangani, peradangan dapat menyebar hingga ke testis atau epididymo-orchitis. 

Pria pada usia berapa saja dapat mengalami epididymitis. Tetapi peradangan ini paling sering terjadi  pada kelompok usia 19–35 tahun.

Baca Juga: 7 Nutrisi Makanan Yang Membantu Meningkatkan Kesuburan Pria

Gejala Epididimitis

Gejala yang muncul pada penderita epididimitis diantaranya adalah kelainan pada skrotum, seperti bengkak, terasa hangat, dan merah. Gejala lain yang juga bisa timbul adalah : 

  • Nyeri, biasanya pada salah satu testis dan muncul bertahap

  • Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut bagian bawah atau panggul

  • Sering buang air kecil

  • Sakit saat buang air kecil

  • Ujung penis mengeluarkan cairan atau nanah

  • Terdapat darah pada sperma

  • Pembesaran kelenjar getah bening di pangkal paha

  • Demam

Penyebab Epididimitis

Epididimitis dapat disebabkan oleh penyakit infeksi atau penyakit non infeksi. Untuk jenis penyakit infeksi yang bisa menyebabkan epididimitis diantaranya adalah: 

  • Infeksi menular seksual, seperti chlamydia dan gonore

  • Infeksi virus, misalnya AdenovirusEnterovirus, dan Influenza

  • Infeksi bakteri Escherichia coli (E. coli)

  • Infeksi oportunistik, seperti cryptococcus dan cytomegalovirus pada penderita HIV

  • TBC (tuberkulosis)

  • Gondongan

Sementara penyakit non infeksi yang dapat menjadi penyebab epididimitis antara lain adalah: 

  • Pembesaran prostat

  • Refluks urine, yaitu kondisi ketika urine mengalir ke epididimis yang umumnya terjadi akibat meregangkan tubuh secara berlebihan atau mengangkat barang berat

  • Torsio testis

  • Cedera di area selangkangan

  • Penyakit Behçet

  • Komplikasi operasi pada kelamin, misalnya vasektomi

  • Penggunaan kateter urine dalam jangka panjang

  • Efek samping obat amiodarone

Faktor resiko epididimitis

Berhubungan intim dengan penderita penyakit menular seksual tanpa menggunakan kondom dapat meningkatkan resiko terkena epididimitis. 

Selain itu, faktor resiko yang meningkatkan epididimitis adalah pada orang yang memiliki riwayat infeksi menular seksual, pembesaran prostat, atau infeksi saluran kemih. 

Demikian pula pada pria yang pernah menjalani prosedur medis pada saluran urine, prostat, atau kandung kemih, memiliki kelainan pada saluran kemih dan tidak disunat. 

Kapan Anda harus ke dokter ?

Ketika gejala epididimitis telah Anda rasakan, bersegeralah untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Apalagi jika muncul nyeri di testis yang tidak hilang setelah empat hari. Pemeriksaan diri ke dokter sejak dini dapat menghindari resiko komplikasi akibat epididimis.

Diagnosis 

Pada umumnya dokter akan menanyakan gejala dan riwayat penyakit pasien lalu mengadakan pemeriksaan fisik untuk melihat tanda-tanda epididimitis pada penis dan testis. Bila diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan colok dubur untuk mendeteksi gangguan di kelenjar prostat.

Selain itu, pemeriksaan lain yang dapat dilakukan oleh dokter adalah dengan melakukan :

  • Tes darah dan urine, untuk memeriksa keberadaan infeksi pada saluran kemih.

  • Pemeriksaan sampel cairan yang keluar dari penis, untuk mendeteksi kemungkinan penyakit menular seksual.

  • Ultrasound (USG) Doppler, untuk memeriksa kelancaran aliran darah di testis atau mendeteksi torsio testis.

 

Bagaimana cara mengobati Epididimitis ?

Penanganan epididimitis bertujuan untuk mengatasi infeksi dan meredakan gejala yang dialami pasien. Metode pengobatan yang biasanya dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Menggunakan obat-obatan

Apabila epididimitis disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik berupa: 

  • Ceftriaxone

  • Doxycycline

  • Levofloxacin 

Antibiotik tersebut harus dihabiskan dalam waktu 1–2 minggu. Jika infeksinya adalah infeksi menular seksual, pasangan pasien juga harus mengonsumsi antibiotik. 

Biasanya pasien akan membaik dalam 2–3 hari setelah mengonsumsi antibiotik. Namun, penting untuk diingat bahwa antibiotik harus dikonsumsi sampai habis meskipun gejala sudah mereda. Setelah itu, disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan bahwa infeksi sudah benar-benar hilang.

Selain antibiotik, dokter juga dapat meresepkan obat pereda nyeri dan radang, seperti ibuprofen atau paracetamol.

  1. Pembedahan 

Apabila telah terbentuk abses atau kumpulan nanah di epididimis, maka dokter akan melakukan prosedur bedah untuk mengeluarkan nanah tersebut. Epididimitis yang parah ini  dokter mungkin akan menjalankan epididimektomi atau operasi pengangkatan saluran epididimis.

Selain untuk memperbaiki epididimis, pembedahan dapat pula dilakukan untuk memperbaiki saluran kemih yang tidak normal dan memicu terjadinya epididimitis.

  1. Perawatan mandiri

Pasien juga bisa melakukan upaya sederhana di rumah untuk membantu meredakan nyeri dengan cara sebagai berikut: 

  • Menyanggahkan kaki ke tempat yang lebih tinggi dari badan saat berbaring agar skrotum terangkat dan tidak tertekan

  • Menggunakan celana yang bisa menopang skrotum

  • Mengompres skrotum dengan air dingin

  • Tidak mengangkat beban berat

  • Hindari berhubungan intim sampai dengan sembuh

Komplikasi Epididimitis

Epididimitis yang tidak ditangani, dapat berlangsung dalam jangka panjang (kronis) dan menimbulkan beberapa komplikasi. 

Komplikasi epididimitis dapat berupa : 

  • Abses (infeksi bernanah) pada skrotum

  • Kematian jaringan di testis (testicular infarction) akibat kekurangan darah

  • Orchitis, yaitu peradangan pada testis yang dapat menyebar dari epididimis

  • Robeknya lapisan kulit skrotum

  • Hipogonadisme (kekurangan hormon testosteron)

  • Gangguan kesuburan

Cara mencegah Epididimitis

Pencegahan epididimitis dilakukan dengan cara menghindari faktor yang dapat meningkatkan resiko terserang epididymitis. Anda sebaiknya melakukan hubungan seks yang aman dengan menggunakan kondom dan tidak berganti-ganti pasangan. 

Selain itu, pencegahan bisa dilakukan dengan cara memeriksakan diri ke dokter jika memiliki riwayat penyakit yang berisiko memicu epididymitis. Tanyakan kepada dokter mengenai perlunya konsumsi antibiotik sebelum menjalani operasi. Anda juga sebaiknya melakukan sunat jika belum disunat. 

__________________________ 

Referensi:

Harvard Health Publishing. Diakses pada 2022. Epididymitis And Orchitis.

Mayoclinic. Diakses pada 2022. Epididymitis.

WebMD. Diakses pada 2022.What Is Epididymitis?

Zhao, H. et al. (2020). The Immune Characteristics of the Epididymis and the Immune Pathway of the Epididymitis Caused by Different Pathogens. Frontiers in Immunology,11(2115), pp. 1–12.

Hane, J. et al. (2019). Case Report: Epididymo-Orchitis due to Mycobacterium tuberculosis. The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene, 101(5), pp. 1070–2.

National Health Services UK (2021). Health A to Z. Epididymitis.

National Institute of Health (2020). Medline. Epididymitis.

Mayo Clinic (2021). Diseases & Conditions. Epididymitis.

Boskey, E. Verywell Health (2020). The Anatomy of the Epididymis.

Martel, J. Healthline (2019). Epididymitis.

Sadaty, A. Verywell Health (2021). What is Epididymitis?

Pathak, N. WebMD (2020). Epididymitis.                   

 
Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com