Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Gerontophobia: Ketakutan terhadap Orang Lanjut Usia

Artikel dipublikasikan : 23 Februari 2023 12:50
Dibaca : 1674 kali

Foto: Freepik

Gerontophobia berasal dari dua kata bahasa Yunani: geronto yang berarti usia tua, dan phobos yang berarti ketakutan atau penolakan. Gerontophobia adalah  penolakan terhadap orang tua atau orang lanjut usia (lansia). Hanya dengan melihat lansia, penderita gerontophobia dapat mengalami serangan panik yang hebat. 

Penulis : Sholahudin Achmad

Manusia lahir dalam keadaan sebagai bayi polos yang mungil, lalu tumbuh menjadi anak-anak, berkembang menjadi remaja, orang dewasa, lalu menjadi orang tua dan lanjut usia, kemudian meninggal dunia. Dalam fase-fase usia tersebut, manusia kemudian belajar dan merancang berbagai persiapan untuk menghadapi atau melawan fase usia yang akan dihadapi berikutnya. 

Tak ayal, sebagian orang terobsesi untuk melawan fase penuaan dalam kehidupan mereka. Sebetulnya ini adalah impian manusia sejak zaman dahulu. Lihatlah dalam kisah legenda yang berkaitan dengan mengatasi usia tua, pada legenda Fountain of Youth yang ditulis Herodotus sejak 5 abad sebelum Masehi, Mata Air Keabadian atau Telaga Air Hayat. Dalam legenda ini, dikatakan bahwa siapa saja yang berendam di telaga tersebut akan tetap awet muda. 

Elon Musk dan Jeff Bezos juga berupaya mengembangkan penelitian untuk melawan penuaan dengan memodifikasi sel dan kromosom tubuh lewat disiplin bioteknologi. 

Selain karena obsesi, hal ini dilakukan karena banyak orang memiliki fobia atau ketakutan terhadap penuaan, usia tua, dan orang-orang lanjut usia itu sendiri. Ketakutan pada orang lanjut usia ini disebut gerontophobia. Dan yang sedikit mirip dengan gerontophobia adalah gerascophobia, yakni ketakutan menjadi tua. 

Apa itu gerontophobia? 

Orang yang mengidap gerontophobia pada umumnya sangat ketakutan menghadapi orang yang berusia lanjut. Mereka mengalami serangan panik yang hebat ketika melihat orang lanjut usia. 

Gerontophobia adalah rasa takut terhadap orang tua atau penuaan. Ketakutan yang besar ini muncul dari konsep degenerasi terkait usia dan orang lanjut usia.  

Penderita gerontophobia tidak hanya takut pada usia tua, tetapi juga takut pada orang tua yang lemah.  Banyak gerontophobia mungkin menghindari panti jompo, rumah sakit, dan daerah yang dihuni oleh banyak lansia.  Sebab, hanya dengan melihat orang lanjut usia dapat memicu serangan panik hebat pada individu pengidap gerontophobia.

Penolakan terhadap orang lanjut usia 

Fase usia di atas 65 tahun merupakan fase manusia disebut lanjut usia atau tua. Hidup sampai pada fase usia itu berarti telah menjalani banyak pengalaman, memperoleh banyak pengetahuan dan mencapai tingkat refleksi dan kedewasaan yang tinggi. 

Namun, sikap sebagian  orang terhadap kalangan lanjut usia adalah campuran antara ketakutan dan kebosanan. Banyak anak muda memperlakukan lansia dengan permusuhan, melihat mereka sebagai individu yang tidak lagi berguna,  dan yang mereka lakukan hanyalah mengganggu. 

Sebagian orang melihat lansia sebagai penyakit, masa dimana segalanya menurun, dan mereka melakukan segala macam upaya untuk terlihat muda selamanya. 

Perilaku tersebut merupakan perilaku khas gerontophobia, yakni, penolakan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan lansia. 

Fobia spesifik dan sikap diskriminatif

Dalam pengertian klinis, gerontophobia dapat didefinisikan sebagai ketakutan patologis terhadap penuaan, serta ketakutan yang berlebihan, irasional, dan terus-menerus terhadap orang tua atau segala sesuatu yang berhubungan dengan mereka.  Phobia ini memenuhi karakteristik untuk dianggap sebagai fobia spesifik.

Orang yang menderita gerontophobia pertama-tama menunjukkan kesedihan yang mendalam terhadap berlalunya waktu dan fakta penuaan. Ketakutan ini melampaui perubahan fisik sederhana, tetapi mencakup serangkaian ketakutan dari berbagai jenis dan kompleksitas. 

Fobia ini merupakan ketakutan akan kelemahan fisik, munculnya penyakit yang berhubungan dengan usia tua, penurunan kognitif, sakit-sakitan dan kekhawatiran berlebihan tentang penampilannya, ketergantungan pada orang lain, dan anggapan bahwa usia tua identik dengan disabilitas.

Orang dengan jenis fobia spesifik mengasosiasikan perjalanan waktu di tubuh mereka dengan hilangnya atribut secara mutlak, termasuk kecantikan, kecerdasan, dan kemandirian. Mereka sangat takut dan harus dibantu untuk maju. 

Mereka yang menderita fobia spesifik ini biasanya kemudian memutuskan untuk menjalani operasi bedah supaya tampil awet muda.

Sikap diskriminatif

Selain memiliki ciri-ciri fobia tertentu, gerontophobia lebih dikenal sebagai sikap sosial berupa diskriminasi terhadap lansia dan apa yang terkait dengannya. Dengan kata lain, seorang gerontophobia menolak orang tua, mendiskriminasi dan meremehkan orang yang telah mencapai usia tertentu atau memiliki penampilan yang sudah tua. 

Sikap ini erat kaitannya dengan ageisme, yaitu mendiskriminasi orang menurut usianya, baik yang lebih muda maupun yang lebih tua dari orang yang melakukan diskriminasi.

Gejala Gerontofobia

Berikut ini gejala gerontophobia yang pada umumnya terjadi:

  • menghindari orang tua, rumah sakit, dan panti jompo

  • menghindari melihat kerabat yang lanjut usia

  • menghindari untuk memikirkan tentang penuaan atau keriput

  • menolak menonton film yang menggambarkan orang tua

  • menghindari pergi ke tempat-tempat yang banyak terdapat kalangan lanjut usia 

  • menolak berbicara dengan orang lanjut usia

  • melihat ke arah lain atau membayangkan diri mereka berada di tempat lain saat berhadapan dengan orang tua.

  • ketergantungan pada alkohol, obat-obatan, atau zat lain untuk mengatasi ketakutan mereka.

Saat dihadapkan pada pemikiran untuk bertemu dengan orang lanjut usia, gejala fisik dan emosional berikut dapat terjadi pada penderita gerontophobia adalah :

  • pernapasan menjadi lebih cepat, lubang hidung dan paru-paru terbuka lebih lebar

  • detak jantung dan tekanan darah meningkat

  • wajah penderita fobia mungkin tampak pucat

  • otot-otot menegang, mempersiapkan tubuh untuk melawan atau lari

  • tubuh mulai berkeringat (karena harus mendinginkan diri setelah terlalu panas)

Pikiran penderita fobia hanya memikirkan satu dan satu hal: 'bagaimana cara saya keluar dari situasi ini?'  Akibatnya, mereka mungkin terputus dari kenyataan dan mungkin tampak linglung, bingung, atau sibuk.

Pencernaan yang ditahan, mulut mengering saat produksi air liur berhenti, mual dan muntah juga merupakan beberapa gejala serangan panik. Para penderita fobia juga memiliki pikiran tentang kematian atau sekarat yang terus berulang di benak mereka.

Tidak semua penderita fobia mengalami gejala-gejala ini sampai tingkat ini, karena respons panik ini dikendalikan oleh sistem saraf tak sadar. 

Perawatan 

Bernapas dalam-dalam di hadapan orang lanjut usia dapat membantu penderita fobia mengubah pola pikir negatif mereka yang menakutkan menjadi pola pikir positif. Cobalah Anda tahan napas hingga hitungan ke 8 dan lalu hembuskan napas sambil mengucapkan kata 'damai atau rileks' dengan cara yang menenangkan dan menenangkan. Ulangi ini beberapa kali.

Mendidik diri sendiri tentang cara hidup orang lanjut usia juga dapat membantu Anda tenang di hadapan mereka. Baca semua yang Anda bisa tentang penuaan. Ini adalah cara yang baik untuk membuat diri Anda berubah, dari rasa takut menjadi pengertian.

Paparan bertahap atau terapi desensitisasi juga dapat membantu. Ini termasuk mengekspos diri Anda pada ketakutan Anda dengan cara yang terkendali. Anda dapat membaca tentang orang tua, melihat foto pria dan wanita lanjut usia, dan secara bertahap mengunjungi panti jompo.

Mungkin Anda dapat melayani orang lanjut usia dengan membacakan untuk mereka, berbicara dengan mereka, atau mengunjungi mereka pada hari ulang tahun. Akhirnya Anda akan mengatasi rasa takut Anda sepenuhnya.

Jika kasus yang parah, berkonsultasilah dengan ahli untuk mendapatkan  psikoterapi, terapi perilaku kognitif, atau hipnoterapi. Terapi perilaku kognitif telah menunjukkan hasil yang luar biasa. Prinsipnya adalah melatih pikiran untuk mengenali pola pikir negatif dengan menggunakan hubungannya dengan perasaan, sensasi, dan emosi kemudian secara sadar mengubahnya menjadi pola pikir positif. 

Hipnoterapi sampai ke akar fobia dan membantu memprogram ulang pikiran bawah sadar untuk mengatasi rasa takut. Dalam beberapa kasus, obat-obatan dapat digunakan untuk mencegah kecemasan dan serangan panik.

_____________________

Referensi:

Fear of ( diakses pada 2023), Fear of the Elderly or Aging Phobia – Gerontophobia https://www.fearof.net/fear-of-the-elderly-or-aging-phobia-gerontophobia/

Tirto (2022), Fobia Menjadi Tua: Mengenal Gerascophobia, Ketika Manusia Takut Menjadi Tua

CNN Indonesia (diakses pada 2023), Gerascophobia, Saat Manusia Takut Jadi Tua

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com