Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Hepatitis: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahannya

Artikel dipublikasikan : 13 Desember 2022 21:53
Dibaca : 22203 kali

Foto : Freepik

Hepatitis merupakan  peradangan pada hati atau liver yang disebabkan oleh infeksi virus atau beberapa penyebab lainnya. Penyakit ini dapat menular ke orang lain.

Penulis : Sholahudin Achmad 

Orang yang terserang hepatitis akan mengalami beberapa gejala yang meliputi demam, nyeri sendi, sakit perut, dan penyakit kuning. Biasanya penderita tidak merasakan gejala sampai beberapa minggu atau setelah terjadi gangguan fungsi hati. 

Pada penderita hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus, gejala akan muncul setelah masa inkubasi. Yaitu sekitar 2 minggu sampai 6 bulan.

Gejala umum yang muncul pada penderita hepatitis meliputi mual dan muntah, demam, mudah lelah, feses berwarna pucat, urine berwarna gelap, nyeri perut, nyeri sendi, kehilangan nafsu makan, dan penyakit kuning. 

Hepatitis sendiri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu akut dan kronis. Hepatitis akut terjadi secara tiba-tiba dalam kurun waktu yang cenderung singkat. Sementara hepatitis kronis, berkembang perlahan dan merupakan kondisi jangka panjang. 

Namun demikian, kedua jenis hepatitis itu sama-sama mengganggu berbagai fungsi tubuh, terutama yang berhubungan dengan metabolisme. Sebab, organ hati berperan penting dalam metabolisme tubuh, seperti menghasilkan empedu, mengurai berbagai zat, menetralisir racun, mengaktifkan enzim dan lain sebagainya. 

Hepatitis yang tidak ditangani dengan baik, bisa membawa komplikasi berupa gagal hati, sirosis, hepatitis fulminan, atau kanker hati (hepatocellular carcinoma). 

Penyebab 

Penyebab hepatitis, selain karena infeksi virus juga disebabkan oleh kecanduan minuman beralkohol, penggunaan obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, dan infeksi cacing hati.

Hepatitis dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya, yang meliputi :  

  1. Hepatitis A

Penyebab hepatitis A adalah infeksi virus hepatitis A (HAV) yang menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi virus hepatitis A.

  1. Hepatitis B

Penyebab hepatitis B adalah infeksi virus hepatitis B (HBV), yang ditularkan melalui hubungan seksual tanpa alat pengaman dan transfusi darah. Pada kasus yang jarang terjadi, ibu hamil yang terinfeksi virus hepatitis B bisa menularkan virus ini ke janinnya.

  1. Hepatitis C

Penyebab hepatitis C adalah infeksi virus hepatitis C (HCV), yang ditularkan melalui hubungan seksual tanpa kondom atau penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Mirip dengan hepatitis B, virus HCV bisa menular dari ibu yang terinfeksi hepatitis C ke janinnya.

  1. Hepatitis D

Hepatitis D adalah peradangan hati akibat infeksi virus hepatitis D (HDV). Jenis hepatitis ini jarang terjadi, tetapi bisa menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Penularan virus  hepatitis D dapat terjadi apabila penderita memiliki riwayat penyakit hepatitis B. Penularan virus ini bisa melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril atau transfusi darah.

  1. Hepatitis E

Penyebab hepatitis E adalah infeksi virus hepatitis E (HEV), yang ditularkan melalui air atau makanan yang terkontaminasi virus ini. Hepatitis E mudah menular di lingkungan dengan sanitasi yang buruk.

  1. Hepatitis akibat kecanduan alkohol

Selain karena virus, hepatitis juga dapat disebabkan oleh karena kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. Kebiasaan tersebut bisa menyebabkan peradangan pada hati dan menimbulkan kerusakan permanen pada sel-sel hati, sehingga dapat mengganggu fungsi hati. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi gagal hati dan sirosis.

  1. Hepatitis akibat obat-obatan tertentu

Hepatitis akibat obat-obatan tertentu disebut juga dengan toxic hepatitis. Hepatitis jeni ini dapat terjadi bila mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam dosis yang berlebihan. Hal ini akan membuat hati mengalami peradangan atau rusak,  karena bekerja terlalu keras dalam memecah obat-obatan tersebut.

  1. Hepatitis akibat penyakit autoimun

Hepatitis yang disebabkan oleh penyakit autoimun akan membuat sistem imun tubuh secara keliru menyerang sel-sel hati sehingga menimbulkan peradangan dan kerusakan hati.

  1. Hepatitis akibat cacing hati

Peradangan hati juga bisa terjadi akibat infeksi cacing hati atau opisthorchiidae dan fasciolidae. Salah satu spesies cacing hati jenis opisthorchiidae yang paling sering menyebabkan infeksi adalah Clonorchis. Hepatitis jenis ini dapat terjadi pada orang yang mengonsumsi makanan yang dimasak tidak matang dan terkontaminasi larva cacing hati tersebut.

  1. Hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya

Hepatitis akut misterius yang tidak diketahui penyebabnya dapat terkait dengan Adenovirus dan SARS-CoV-2. Hepatitis akut misterius menyerang anak-anak berusia 1 bulan hingga 16 tahun. Di Indonesia, sampai 5 Mei 2022, diketahui sudah ada tiga anak yang meninggal dunia diduga akibat mengidap hepatitis pada anak yang akut dan misterius ini.

Pengobatan 

Cara mengobati hepatitis harus disesuaikan dengan jenis hepatitis dan tingkat keparahannya. Metode pengobatan hepatitis dapat berupa pemberian obat-obatan dan transplantasi hati, dengan penjelasan sebagai berikut : 

  1. Obat interferon

Beberapa jenis hepatitis akibat infeksi virus bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, pemberian obat-obatan perlu dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus dan mencegah kerusakan hati lebih lanjut. Jenis obat yang diresepkan oleh dokter adalah interferon, yang biasanya diberikan melalui suntikan setiap minggu selama 6 bulan.

  1. Obat imunosupresan

Obat untuk mengatasi hepatitis akibat penyakit autoimun yang dapat diberikan oleh dokter adalah obat imunosupresan, terutama kortikosteroid, seperti prednisone dan budesonide. Atau bisa juga diberikan obat azathioprine, mycophenolate, tacrolimus, dan cyclosporin.

  1. Obat antivirus

Untuk beberapa kondisi seperti hepatitis B atau hepatitis C kronis, obat yang diberikan oleh dokter dapat berupa obat antivirus seperti entecavir, ribavirin, atau tenofovir. Obat-obatan tersebut bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan virus dengan mekanisme yang berbeda-beda.

  1. Obat cacing hati

Penderita hepatitis yang disebabkan oleh cacing hati dapat diberikan obat-obatan yang disesuaikan dengan jenis cacing menginfeksi hati. Obat-obatan tersebut meliputi:

  • Praziquantel atau albendazole, untuk clonorchiasis

  • Triclablendazole dan possibly nitazoxanide, untuk fascioliasis

  1. Transplantasi hati

Bila hepatitis sudah menyebabkan kerusakan hati yang berat maka pasien dapat direkomendasikan oleh dokter untuk tindakan transplantasi hati. Prosedur ini dilakukan agar organ hati pasien yang rusak bisa diganti dengan organ hati yang sehat dari pendonor.

Selain penanganan di atas, penderita hepatitis akibat penggunaan obat-obatan tertentu perlu menghentikan konsumsi obat-obatan tersebut.

Pencegahan 

Beberapa pencegahan dapat dilakukan agar Anda tidak terserang penyakit ini. Berikut ini pencegahan kondisi ini yang dapat dilakukan:

  • Melakukan vaksinasi pencegahan hepatitis A dan B. Untuk vaksin hepatitis C belum ada. 

  • Mengurangi konsumsi alkohol.

  • Menjaga kebersihan sumber air.

  • Mencuci bahan makanan yang dikonsumsi, terutama kerang dan tiram, sayuran, serta buah-buahan.

  • Tidak berbagi pakai sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain.

  • Tidak menyentuh darah tanpa sarung tangan pelindung.

  • Melakukan hubungan seksual yang aman. Misalnya, menggunakan kondom atau tidak berganti-ganti pasangan (setia pada satu pasangan).

Kapan harus ke dokter? 

Saat gejala hepatitis mulai dirasakan, segeralah lakukan pemeriksaan ke dokter. Demikian pula  jika Anda menderita kondisi yang meningkatkan resiko terkena hepatitis, seperti penyakit autoimun, kecanduan alkohol, atau sering mengonsumsi obat-obatan.

Sebaiknya segera cari pertolongan medis bila Anda mengalami peradangan hati setelah minum obat tertentu, terdiagnosis menderita peradangan hati akibat obat tertentu dan gejala tidak membaik setelah berhenti mengonsumsinya, dan muncul gejala-gejala baru. 

Pada anak-anak, agar hepatitis akut dapat segera terdeteksi dan ditangani,  segera bawa anak Anda ke dokter bila mengalami gejala awal berupa mual, muntah, sakit perut, diare, urine berwarna seperti teh, dan demam ringan. Jangan menunggu sampai muncul gejala lanjutan berupa kuning pada tinja. 

___________________ 

Referensi : 

American Family Physician (2012). Hepatitis A.

American Liver Foundation (2021). For Patients. Hepatitis A.

World Health Organization (2019). Q&A Detail. What is Hepatitis?

Centers for Disease Control and Prevention (2021). What is Viral Hepatitis?

Kementerian Kesehatan RI (2022). Pemerintah Lakukan Investigasi Kontak 3 Kasus Hepatitis Akut pada Anak.

National Health Service UK. (2021). Health A to Z. Hepatitis.

National Institute of Health (2020). Medline Plus. Hepatitis.

Cleveland Clinic (2020). Disease & Conditions. Viral Hepatitis.

Davis, C. MedicineNet (2020). Hepatitis (Viral Hepatitis, A, B, C, D, E, G).

DerSarkissian, C. WebMD (2020). Hepatitis: What Puts You at Risk.

Hoffman, M. WebMD (2020). Liver Function Test.

Kahn, A. Healthline (2021). Hepatitis.

Kumar, S. MSD Manuals (2021). Overview of Acute Viral Hepatitis.

Sa Baker, J., et al. (2022). Acute Hepatitis and Adenovirus Infection Among Children — Alabama, October 2021–February 2022. Morbidity and Mortality Weekly Report, 71(18), pp. 638–40.

Michelle, L., et al. (2019). A Clinical Review of Viral Hepatitis. Journal of American Academy of Physician Assistants, 32(11), pp. 15–20.

American College of Gastroenterology (2022). GI Health and Disease. Hepatitis (Hepatitis A, B, dan C).

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com