Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Human Papillomavirus, Seberapa Berbahayanya ?

Artikel dipublikasikan : 7 Desember 2022 21:05
Dibaca : 3398 kali

Foto : Freepik

Human Papillomavirus ( HPV ) adalah virus yang dapat menimbulkan infeksi di permukaan kulit. HPV dapat menyerang pria dan wanita. Seberapa berbahayanya virus ini ? 

Penulis  : Sholahudin Achmad

Infeksi human papillomavirus ditandai dengan tumbuhnya kutil pada kulit di berbagai area tubuh, seperti lengan, tungkai, mulut, serta area kelamin. Infeksi virus ini dapat menular melalui kontak langsung dengan kulit atau hubungan seks dengan penderita. 

HPV sering dialami oleh remaja dan orang dewasa muda yang aktif berhubungan intim, yaitu pada pria berumur 20-24 tahun dan wanita berumur 16-19 tahun.

Meski demikian, sebagian besar infeksi HPV tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala. Namun, diperkirakan sekitar 70% dari kasus kanker serviks di dunia disebabkan infeksi virus ini.

Infeksi HPV dapat dicegah dengan menjalani vaksinasi HPV. Selain itu, risiko tertular infeksi virus HPV juga dapat diturunkan dengan tidak bergonta-ganti pasangan.

Gejala HPV

Infeksi virus HPV sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun, beberapa kasus yang terjadi menunjukkan bahwa virus ini dapat bertahan hingga menimbulkan gejala berupa tumbuhnya kutil di permukaan kulit, seperti di lengan, tungkai, wajah, dan kelamin. 

Berikut ini adalah ciri-ciri kutil di kulit sesuai dengan area tumbuhnya:

Kutil di bahu, lengan, dan jari tangan :  membentuk benjolan yang terasa kasar dan dapat terasa sakit serta rentan mengalami perdarahan.

Kutil di telapak kaki (plantar warts) :  membentuk benjolan keras dan terasa kasar sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman saat menapak.

Kutil di daerah wajah : memiliki permukaan yang datar (flat warts). Pada anak-anak, kutil di wajah lebih sering muncul di daerah rahang bawah.

Kutil kelamin :  membentuk seperti kembang kol dan bisa tumbuh pada kelamin wanita atau pria. Kutil ini juga bisa tumbuh di dubur dan menimbulkan rasa gatal.

Penyebab dan faktor resiko 

Virus HPV hidup dalam sel permukaan kulit yang masuk melalui luka di kulit. Penyebaran infeksi HPV dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit penderita.

Pada umumnya, virus HPV menimbulkan kutil di kulit. Dan sebagian lainnya dapat memasuki tubuh melalui hubungan seksual. Ibu hamil juga bisa menularkan virus ini pada bayinya saat persalinan.

Beberapa kondisi ini bisa meningkatkan resiko infeksi virus HPV:  

  • Sering berganti pasangan seksual

  • Memiliki daya tahan tubuh yang lemah

  • Memiliki luka terbuka di kulit

  • Menderita penyakit menular seksual, seperti gonore atau chlamydia

  • Berhubungan seksual secara anal (melalui dubur)

Bagaimana mendiagnosis HPV?

Infeksi HPV dapat terlihat dari kemunculan kutil di kulit. Namun demikian, kutil bisa saja tidak tumbuh di kulit. 

Perlu diketahui, infeksi HPV pada kelamin wanita dapat berisiko menyebabkan kanker leher rahim atau kanker serviks. Dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan untuk dapat melihat adanya infeksi HPV yang berisiko mengakibatkan kanker serviks. 

Pemeriksaan tersebut adalah : 

  1. Tes inspeksi visual asam asetat (IVA) 

Prosedur IVA dilakukan dengan meneteskan cairan khusus asam asetat pada area kelamin. Jika mengalami infeksi HPV, warna kulit akan berubah menjadi putih.

  1. Pap smear

Pap smear bertujuan untuk mengetahui perubahan kondisi serviks yang mengarah pada kanker akibat infeksi HPV. Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel sel serviks untuk selanjutnya diperiksa di laboratorium.

  1. Tes HPV DNA

Tes HPV DNA dilakukan untuk mendeteksi adanya unsur genetik (DNA) dari virus HPV yang berisiko tinggi menimbulkan kanker serviks.

Bagaimana pengobatan infeksi HPV ?

Sebagian besar kasus HPV dapat sembuh dengan sendirinya tanpa diobati. Akan tetapi bila sudah pernah terdiagnosa mengalami infeksi HPV, apalagi bagi wanita dengan kutil kelamin, dokter kandungan biasanya akan menganjurkan pemeriksaan kembali dalam waktu satu  tahun.

Pemeriksaan ulang tersebut, dimaksudkan agar dapat diketahui apakah penderita masih terinfeksi HPV. Selain itu juga untuk melihat ada tidaknya perubahan sel pada serviks (leher rahim) yang beresiko menimbulkan kanker serviks.

Sementara itu, dalam pengobatan kutil yang muncul akibat infeksi HPV, dokter dapat melakukan tindakan sebagai berikut: 

  1. Pemberian obat oles

Untuk kutil di kulit, biasanya akan diberikan obat oleh dokter berupa obat oles yang berisi asam salisilat. Fungsi asam salisilat dalam mengobati kutil kelamin adalah untuk mengikis lapisan kutil secara bertahap.

  1. Pengangkatan kutil

Jika obat oles tersebut tidak berhasil menghilangkan kutil, dokter dapat menghilangkan kutil dengan cara krioterapi atau membekukan kutil dengan cairan nitrogen. Selain itu, dokter juga bisa melakukan kauter atau pembakaran kutil dengan aliran listrik, operasi, dan terapi sinar laser. 

Namun begitu, berbagai penanganan kutil tidak dapat membunuh virus HPV sehingga kutil dapat tumbuh kembali selama virus masih ada di dalam tubuh. Hingga saat ini tidak ada pengobatan yang dapat membunuh HPV.

Komplikasi HPV

Meski HPV tidak dapat dimatikan, tetapi upaya penanganan tetap harus dilakukan. Jika tidak ditangani dengan baik, infeksi HPV dapat menyebabkan komplikasi yang meliputi :  

Luka di mulut dan saluran pernapasan atas : bisa timbul di lidah, tenggorokan, laring, atau hidung.

Kanker : seperti kanker serviks, kanker anus, dan kanker pada saluran pernapasan atas. Perlu diketahui, gejala kanker serviks pada stadium awal biasanya tidak khas, bahkan bisa tidak bergejala sama sekali.

Gangguan kehamilan dan persalinan : Komplikasi ini bisa terjadi pada wanita hamil yang menderita infeksi HPV dengan kutil kelamin. Selain itu, infeksi HPV juga berisiko menyebabkan kondisi lain, seperti erosi serviks.

Perubahan hormon dapat membuat kutil kelamin menyebar dan menghalangi jalan lahir. Pada beberapa kasus, kutil tersebut juga dapat mengalami perdarahan dan menularkan infeksi HPV ke bayi saat dilahirkan.

Pencegahan Infeksi HPV

Pencegahan yang paling utama dalam mencegah infeksi HPV adalah melakukan vaksinasi HPV. Vaksin HPV menjadi salah satu vaksin wajib dalam program imunisasi nasional, untuk mencegah infeksi HPV yang bisa menyebabkan kanker serviks.

Vaksinasi HPH, berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan, dilakukan kepada:

  • Anak perempuan usia di bawah 9–13 tahun dianjurkan untuk menjalani dua kali vaksinasi HPV dengan selang waktu 12 bulan

  • Perempuan usia di atas 13–45 tahun disarankan untuk menjalani tiga kali vaksinasi HPV, dengan jarak waktu 2 bulan antara vaksinasi pertama dan kedua, serta 6 bulan antara vaksinasi kedua dan ketiga

Pemberian vaksin ini digratiskan khusus bagi anak perempuan usia 9–13 tahun. 

Tidak hanya pada wanita, vaksinasi juga perlu dilakukan pada pria untuk mencegah penyebaran HPV. Pria dan wanita usia 27–45 tahun yang belum pernah menerima vaksin HPV juga dapat melakukan vaksinasi yang berjenis 9-valen.

Di samping vaksinasi, beberapa langkah pencegahan berikut dapat dilakukan:

  • Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, agar jika ada infeksi HPV bisa cepat terdeteksi dan segera ditangani

  • Hindari menyentuh kutil secara langsung.

  • Segera mencuci tangan dengan sabun apabila tidak sengaja menyentuh kutil.

  • Hindari berganti-ganti pasangan dan setialah pada pasangan.

  • Gunakan kondom setiap kali berhubungan intim.

  • Menjaga kebersihan, misalnya mengenakan alas kaki di tempat umum yang lembap dan memakai kaus kaki yang bersih.

  • Hindari berbagi pemakaian barang pribadi, seperti pisau cukur atau gunting kuku.

______________ 

Referensi : 

American Cancer Society (2020), HPV and HPV Testing

American Cancer Society (2020), HPV Vaccines.

Centers for Disease Control and Prevention (2021). Human Papillomavirus (HPV). HPV Infection.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.

World Health Organization (2017), Immunization, Vaccines and Biologicals. Human papillomavirus (HPV).

Mayo Clinic (2021), Diseases & Conditions. HPV infection.

Gabbey, A. Healthline (2021), Everything You Need to Know about Human Papillomavirus Infection.

Pugle, M. Healthline (2018), Adults 27 to 45 Can Now Get HPV Vaccination. Will Infection Rate Drop?

Nazario, B. WebMD (2020), HPV.

Centers for Disease Control and Prevention (diakses pada 2022), Genital HPV Infection.

Mayo Clinic (diakses pada 2022),  HPV Infection.

 

 

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com