Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah
Pakaian yang ketat di badan sekilas terlihat “ramah mode”. Tetapi bagi kesehatan, ternyata, tidak “ramah kesehatan”. Mengapa ada seruan “jangan pakai pakaian ketat” ? Ini jawabannya!
Pakaian bisa dibilang ketat ketika menimbulkan tanda merah di kulit pemakaianya. Itu merupakan tanda adanya tekanan pada badan. Pakaian ketat bahkan bisa menyebabkan iritasi kulit, mati rasa atau kesemutan, sulit bernafas, dan membuat gerakan kamu menjadi terbatas. Jadi, sebaiknya jangan pakai pakai pakaian ketat.
Termasuk dalam kategori pakaian ketat adalah celana ketat atau jeans, termasuk legging olahraga atau skinny jeans, ikat pinggang, bra gaya reguler maupun sport, shapewear, celana ketat, dan pantyhose, serta atasan bergaya korset.
Masalah umum yang muncul saat mengenakan pakaian yang terlalu ketat biasanya adalah iritasi dan rasa sakit. Bisa juga, pakaian ketat akan meninggalkan bekas atau tanda pada area tubuh tertentu, dikarenakan adanya penyempitan dan meremas kulit.
Sedangkan masalah khusus pada kesehatan yang mungkin saja muncul dari memakai pakaian ketat, dalam beberapa kasus, adalah sebagai berikut.
Menurut seorang ahli diet, Michelle Rauch, yang dikutip oleh Health Line, pakaian ketat termasuk dasi dapat memperburuk gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar, penyakit Crohn, dan penyakit refluks gastroesofagus (GERD) atau asam lambung naik.
Pakaian yang terlalu ketat dapat memberi tekanan tambahan pada perut dan usus. Kondisi ini dapat memperburuk gejala, seperti refluks asam dan mules.
Dalam jangka panjang, refluks asam yang berulang dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius, seperti esofagitis, yang dapat membuat saat menelan terasa sakit dan sulit.
Dan jika kamu memiliki kondisi yang dapat menyebabkan kembung, seperti sindrom iritasi usus besar, pakaian ketat dapat berdampak negatif pada pencernaan dan memperburuk gejala.
Mengenakan celana ketat, pantyhose, atau shapewear juga dapat menyebabkan infeksi jamur pada wanita dengan masalah vulva atau alat kelamin.
Resiko infeksi akan meningkat jika kamu berkeringat di pakaian, namun tidak segera mengganti perlengkapan olahraga atau pakaian renang yang lembab.
Dilansir dari Health Line, menurut sebuah tinjauan tahun 2013, pakaian ketat dapat menyebabkan jenis kompresi saraf tulang belakang yang disebut meralgia paresthetica. Kondisi ini dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan nyeri di sisi paha.
Meralgia paresthetica terjadi ketika terdapat tekanan oleh jaringan sekitarnya pada saraf Lateral Femoral Cutaneous (LFCN). Saraf tersebut bekerja untuk menerima rangsangan sensorik pada permukaan kulit paha luar. Ketika saraf ini menerima tekanan yang berlebihan, maka akan menimbulkan rasa sakit atau terbakar.
Penggunaan skinny jeans dapat menyebabkan area paha tertekan. Misalnya, saat kamu memasukkan kunci, barang, atau uang ke dalam saku celana.
Sebuah studi tahun 2016 menunjukkan ada hubungan antara memakai bra ketat selama berjam-jam sehari dan risiko kanker payudara yang lebih besar.
Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan bra ketat benar-benar menyebabkan kanker.
Faktanya, pernyataan resmi dari American Cancer Society adalah bahwa bra tidak menyebabkan kanker atau memengaruhi risiko kanker payudara.
Tentu saja, selalu yang terbaik untuk memakai bra yang pas, karena bra yang terlalu ketat dapat menyebabkan lecet, gangguan, nyeri leher, bahu, dan dada.
Bra yang pas akan terasa nyaman, dan tidak akan menusuk kulit kamu.
Jangan pakai pakaian ketat, jika kamu tak ingin sirkulasi udara pada kulit menjadi tidak lancar. Masalah yang paling sering dialami oleh para atlet dengan pakaian ketat, adalah sinkop atau pingsan.
Sinkop merupakan kondisi dimana seseorang mengalami mati rasa hingga pingsan akibat aliran darah yang tidak lancar menuju otak.
Pakaian ketat dapat menekan kulit dan menghambat aliran darah sehingga asupan darah menuju otak menjadi berkurang.
Bagi kaum pria, anjuran jangan pakai pakaian ketat berkaitan dengan masalah kejantanan. Pemakaian celana dalam ataupun celana panjang yang sangat ketat dapat menyebabkan jumlah sperma yang lebih sedikit. Hal itu disebabkan karena testis atau buah zakar peka terhadap temperatur. Temperatur yang panas dapat mengakibatkan terganggunya proses pembentukan sperma akibat pemakaian celana ketat.
Jangan membiasakan pakai pakaian dalam yang ketat. Karena hal itu akan mengganggu kesehatan. Nah, untuk mengetahui jenis pakaian dalam yang sehat, ada beberapa hal yang penting diperhatikan.
Bahan yang tepat sangatkan mendasar dan penting untuk dipertimbangkan saat memilih pakaian dalam. Berikut ini beberapa bahan pakaian dalam dan kegunaannya serta kekurangannya.
Bahan yang terbaik untuk penggunaan sehari-hari adalah katun. Kenyamanannya tidak bisa diragukan lagi. Karena katun terasa lembut, ringan, dan sangat nyaman. Selain itu juga baik untuk kesehatan serta kebersihan organ intim.
Bagi wanita, dengan mengenakan celana dalam katun maka vagina dapat ‘bernapas’. Katun juga menyerap keringat, dapat mencegah pertumbuhan jamur.
Penggunaan celana dalam dari bahan nylon atau sintetis sebaiknya dengan kombinasi bahan katun pada bagian untuk menutupi labia atau vagina, agar dapat menyerap keringat.
G-String
Thong atau G-string diduga dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih, infeksi kandung kemih, dan salah satu penyebab wasir. Namun, pastinya, asumsi ini belum dapat dibuktikan secara pasti dalam penelitian.
Secara khusus, korset bermanfaat untuk membantu dan menjaga bentuk tubuh agar tetap langsing dan ideal secara permanen. Meskipun demikian, belum ada penelitian yang mendukung fakta tersebut secara ilmiah.
Pemakaian korset yang terlalu ketat atau tidak cocok dengan kondisi tubuh justru berisiko menyebabkan beberapa masalah, seperti iritasi kulit karena penekanan terlalu kencang, penyakit asam lambung, memar, hingga bernafas terasa kurang nyaman.
Pakaian tidur yang Longgar
Pakaian tidur yang longgar lebih baik digunakan daripada pakaian tidur yang ketat. Jangan pakai pakaian tidur yang ketat ketika tidur. Sebab, pakaian dalam yang terlalu ketat akan membuat alat vital menjadi panas serta lembab.
Sebaliknya, tidur tanpa menggunakan celana dalam dapat sesekali dicoba agar membantu memperlancar sirkulasi udara dan mengurangi kelembaban di sekitar organ intim.
Rajin ganti pakaian dalam
Aturan penting mengenai pakaian dalam dan kaitannya dengan kesehatan adalah bagaimana kebiasaan kamu mengganti pakaian dalam. Sebaiknya, rajin-rajinlah mengganti pakaian dalam. Sesuaikan pakaian dalam dengan aktivitas yang akan dilakukan, agar kamu dapat bergerak dengan nyaman dan menjaga kesehatan alat vital.
Pada wanita yang mengalami keputihan dengan disertai gatal, bau tidak sedap, atau terdapat keputihan yang mengganggu yang terlihat pada pakaian dalam, segeralah untuk berkonsultasi dengan dokter.
Jika kamu sering berkeringat, atau setelah berolahraga, ganti segera pakaian dalam kamu. Jangan biarkan bakteri berkembang biak di pakaian dalam.
referensi :
unair (2021) Bahaya Menggunakan Pakaian Ketat Terlalu Sering Bagi Kesehatan
hellosehat (2019) bahaya pakaian ketat
orami (2022) Ini Bahaya Mengenakan Pakaian Ketat Terhadap Kesehatan, Waspada!
merdeka (2021) 8 Dampak Buruk Memakai Pakaian Ketat, Bisa Sebabkan Iritasi pada Kulit
idntimes (2020) 8 Risiko Kesehatan Memakai Baju Ketat, Pertimbangkan Lagi