Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah
Penyebab infeksi paru-paru seringkali dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Namun selain itu juga disebabkan oleh bakteri. Kenali faktor resiko apa saja yang rentan terkena infeksi ini.
Infeksi paru-paru atau pneumonia bukan hanya terjadi karena kebiasaan merokok saja. Namun, juga disebabkan oleh beberapa faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan orang terkena infeksi paru-paru. Yakni kelompok orang dengan respon imun rendah, misalnya.
Infeksi paru-paru terjadi ketika kantong-kantong udara (alveolus) pada salah satu bagian paru-paru, atau kedua bagian paru-paru, mengalami infeksi yang memicu inflamasi (peradangan). Infeksi tersebut menjadi penyebab bengkaknya sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan di dalam paru-paru.
Selain bengkak, paru-paru juga dipenuhi oleh cairan hingga nanah sehingga penderita akan mengalami kesulitan untuk bernafas. Kondisi tersebut menyebabkan pasokan oksigen ke dalam tubuh berkurang dan inilah yang menyebabkan terjadinya kematian.
Bakteri streptococcus pneumoniae penyebab infeksi paru-paru
Penyebab infeksi paru-paru atau paru-paru basah adalah bakteri streptococcus pneumonia. Bakteri ini merupakan bakteri patogen yang juga dapat menjadi penyebab radang selaput otak (meningitis), otitis media akut (congek) dan infeksi pembuluh darah (bakteremia).
Bakteri streptococcus pneumoniae secara alamiah hidup pada saluran hidung bagian dalam (nasofaring) manusia tanpa gejala apapun. Sebuah Studi Unit Bakteriologi Molekuler Lembaga Eijkman, menemukan fakta bahwa bakteri ini bertempat di dalam nasofaring tubuh anak-anak yang sehat.
Namun kabar baiknya, saat imunitas tubuh dalam kondisi baik-baik saja maka secara alamiah bakteri tersebut dapat dibersihkan. Sebaliknya, ketika imun menurun, bakteri tersebut akan berkoloni hingga menyebabkan infeksi dan menimbulkan berbagai penyakit yang disebutkan di atas.
Baca Juga: 10 Organ Pernapasan Penting Manusia
Faktor resiko
Siapa saja yang dapat dikalahkan oleh bakteri ini? Kelompok orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, memiliki resiko tinggi dikalahkan oleh koloni bakteri streptococcus pneumoniae penyebab infeksi paru-paru.
Kelompok yang rentan ini adalah:
Anak-anak di bawah usia 5 tahun
Kalangan lanjut usia (lansia)
Penderita respon imun rendah (immunocompromised)
Respon imun rendah terjadi saat seorang menderita penyakit tertentu, atau memiliki riwayat penyakit tertentu seperti stroke, atau sedang menggunakan obat-obatan tertentu seperti steroid.
Respon imun rendah penyebab terkena infeksi paru-paru juga bisa terjadi pada orang yang mempunyai riwayat penyakit kronis tertentu, seperti asma, diabetes, gagal jantung, cystic fibrosis, HIV dan AIDS. Selain itu mereka yang sedang menjalani pengobatan kanker berupa kemoterapi juga termasuk dalam kelompok orang dengan respon imun rendah.
Selain itu, faktor resiko yang dapat meningkatkan terjadinya infeksi paru-paru adalah:
Polusi udara
Asap rokok
Gizi buruk
Imunisasi dasar yang tidak lengkap
Kondisi tempat tinggal yang padat dan kotor
Infeksi paru-paru dapat menimbulkan kematian anak
Bakteri streptococcus pneumonia merupakan penyebab utama terjadinya kasus pneumonia berat pada anak-anak di seluruh dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 800.000 balita meninggal akibat infeksi paru-paru. Di Indonesia terjadi 19.000 kasus balita meninggal terjangkit infeksi paru-paru pada tahun 2018. Data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Tahun 2018 menunjukkan bahwa 2 dari 100 anak balita (2,1%) mengalami infeksi paru-paru.
Gejala infeksi paru-paru
Gejala yang dirasakan penderita infeksi paru-paru berbeda, tergantung pada usia dan penyebab infeksinya. Namun secara umum, gejala infeksi paru-paru adalah sebagai berikut.
Nafas cepat atau sesak nafas
Paru-paru merupakan organ paling sentral dalam sistem pernafasan. Ketika paru-paru terinfeksi bakteri, maka penderita pada umumnya akan mengalami sesak nafas atau kesulitan bernafas secara normal. Gejala infeksi paru-paru yang dialami oleh anak-anak dibawah usia 5 tahun adalah berupa kesulitan bernafas disertai dengan penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam.
Batuk
Gejala batuk pada penderita infeksi paru-paru mengalami batuk berdahak yang kadang disertai darah dan lendir berwarna putih, kehijauan, atau abu-abu kekuningan.
Demam tinggi
Penderita gejala infeksi paru-paru juga akan merasakan demam tinggi di saat tubuh sedang melakukan mekanisme pertahanan diri untuk menghadapi serangan koloni bakteri penyebab infeksi paru-paru. Suhu tubuh penderita akan naik tinggi di atas suhu normal manusia yang biasanya adalah 37 derajat Celcius. Pada penderita, suhu tubuh bisa mencapai 40,5 derajat Celcius. Kondisinya akan berkeringat, panas dingin, nyeri otot, dehidrasi, sakit kepala, dan badan lemah.
Menggigil
Gejala umum lainnya adalah tubuh penderita infeksi paru-paru akan menggigil karena semakin berkurangnya pasokan oksigen ke dalam tubuh.
Kehilangan nafsu makan
Kehilangan nafsu makan merupakan gejala umum yang dirasakan oleh penderita infeksi paru-paru pada kelompok balita maupun orang dewasa dan lansia. Pada bayi yang mengalami infeksi paru-paru berat, selain kehilangan nafsu makan juga akan mengalami kejang, ketidaksadaran, hipotermia, dan lesu.
Baca Juga: Sesak Napas? Jangan Panik! Lakukan Cara-Cara Ini
Waspadai juga gejala ini!
Selain gejala umum di atas, penderita infeksi paru-paru juga dapat merasakan sakit dada seperti seperti ditusuk-tusuk. Gejala tersebut bukanlah semata-mata berkaitan dengan penyakit jantung. Dada sakit seperti ditusuk-tusuk itu akan semakin terasa nyeri ketika penderita batuk atau bernafas dalam-dalam.
Waspadai juga bila nafas mengeluarkan suara seperti siulan bernada tinggi atau dalam istilah medis disebut mengi. Suara tersebut timbul ketika saluran udara menyempit atau mengalami peradangan akibat infeksi. Suara lain yang dapat dikenali adalah suara berderak dari paru-paru. Suara ini akan dideteksi melalui alat stetoskop saat dokter melakukan pemeriksaan.
Infeksi paru-paru juga menyebabkan badan menjadi pegal-pegal. Hal itu disebabkan karena bagian otot tubuh sampai ke punggung biasanya mengalami peradangan dan menahan rasa nyeri sehingga badan menjadi pegal-pegal.
Gejala lainnya yang dapat terlihat ketika terjadi infeksi paru-paru adalah bibir dan kuku menjadi berwarna kebiruan. Hal itu merupakan akibat dari tubuh yang kekurangan oksigen.
Pencegahan infeksi paru-paru dengan vaksin
Pencegahan terbaik dalam mengatasi invasi koloni bakteri streptococcus pneumoniae penyebab infeksi paru-paru adalah dengan memperkuat sistem pertahanan imun tubuh kita. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan vaksinasi.
Jenis vaksin untuk mencegah pneumonia atau infeksi paru-paru adalah :
Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV)
Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPV)
Pemberian vaksin sangat penting, terutama untuk bayi usia kurang dari 2 tahun. Vaksin PCV 13 diberikan sebanyak 4 kali. Yakni saat bayi berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan diantara 12-15 bulan.
Sedangkan vaksin yang diberikan kepada anak sehat usia 2-4 tahun adalah vaksin PCV lengkap hanya satu kali vaksinasi saja. Sementara untuk kelompok lansia usia lebih dari 65 tahun, jenis vaksin yang diberikan adalah PPV sebanyak satu kali sudah cukup untuk perlindungan seumur hidup.
Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Organ Pernapasan
Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai infeksi paru-paru. Anda bisa lakukan konsultasi secara online melalui video call yang disediakan dalam aplikasi layanan kesehatan OkeKlinik. Unduh terlebih dahulu aplikasi telemedicine ini melalui Play Store lalu registrasi sebelum menggunakan fasilitas layanan kesehatan yang canggih, praktis dan murah ini.