Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Kenali Mefenamic Acid : Manfaat, Dosis dan Efek Sampingnya

Artikel dipublikasikan : 18 Oktober 2021 15:20
Dibaca : 499 kali

Mefenamic Acid atau asam mefenamat adalah salah satu obat antiinflamasi nonsteroid golongan fenamat yang digunakan dalam pengobatan nyeri ringan hingga yang nyeri yang terasa sedang. Asam mefenamat pertama kali ditemukan pada tahun 1960an kemudian berkembang menjadi obat generic ditahun 1980an dengan berbagai merek. Asam mefenamat bisa didapatkan di apotek berdasarkan resep dokter, dan tersedia dalam bentuk sirup, tablet 250 mg, dan tablet 500 mg. Obat penghilang nyeri ini sebaiknya tidak dikonsumi lebih dari tujuh hari, untuk memaksimalkan kerja dari asam mefenamat.

Asam mefenamat digunakan untuk pengobatan rasa nyeri seperti sakit kepala, nyeri pada gigi, nyeri pascaoperasi dan melahirkan, hingga rasa nyeri yang ditimbulkan pada osteartritis atau nyeri sendi akibat inflamasi gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi, dan reumatoid artritis, yakni autoimun yang mengakibatkan peradangan sendi. Asam mefenamat dapat bekerja efekti dalam menghambat enzim yang bertugas memproduksi prostaglandin, yakni senyawa yang menyebabkan peradangan atau memunculkan rasa sakit. 

Penggunaan asam mefenamat harus dalam pantauan dokter. Oleh karena itu pastikan kamu menggunakan obat ini jika sudah mendapatkan resep hasil berkonsultasi. Begitu pula dengan dosis yang berbeda-beda pada kebutuhan setiap orang berdasarkan kondisi medis, tingkat keparahan penyakit, reaksi terhadap dosis pertama, hingga menyesuaikan usia pengguna. Pastikan kamu mengonsumsi asam mefenamat setelah mendapat resep dari Dokter dengan dosis yang sesuai kebutuhanmu. Berikut adalah dosis umum untuk mengonsumsi asam mefenamat :

Asam mefenamat untuk nyeri ringan hingga sedang :

  1. Dosis anak usia sampai 13 tahun

Dalam usia ini, anak-anak yang hendak mengonsumsi asam mefenamat wajib dalam pengawasan dokter untuk penggunaan dan dosisnya. Maka jangan sembarangan untuk menentukan dosis walau terlihat pada usia yang sama. 

  1. Dosis anak remaja usia 14-17 tahun

Pada umumnya dosis pertama yang digunakan untuk usia 14 sampai 17 tahun dengan rasa nyeri ringan hingga sedang adalah sebanyak 500 mg. Kemudian dosis akan dikurangi menjadi 250 mg pada setiap enam jam berikutnya sesuai kebutuhan. 

Baca Juga: Omeprazole 20 mg Obat Apa? Ketahui 4 Hal Ini!

  1. Dosis dewasa usia 18 tahun keatas

Sama seperti usia remaja, penggunaan asam mefenamat pada orang dewasa berusia 18 tahun keatas juga sebanyak 500 mg pada dosis pertama, dan 250 mg tiap enam jam sesuai dengan kondisi tubuh dan tingkat keparahan penyakitnya.

Sedangkan asam mefenamat yang diperlukan bagi wanita diatas 14 tahun yang sedang haid adalah dengan mengonsumsi dosis pertama sebanyak 500 mg lalu kemudian 250 mg setiap enam jam sesuai kebutuhan. Namun perlu diperhatian bahwa asam mefenamat bagi wanita yang sedang haid bisa dikonsumsi saat pramenstruasi atau disaat hari pertama haid dimula. Selain itu penting untuk diperhatikan bahwa asam mefenamat rtidak diperbolehkan jika dikonsumsi lebih dari dua hari. Mefenamic acid memang diperpolehkan untuk dikonsumsi wanita menstruasi namun dilarang bagi ibu hamil dan ibu menyusui karena berpotensi dapat membahayakan ibu hamil dan janin. Sebab pada ibu hamil, asam mefenamat dapat menyebabkan tertutupnya pembuluh darah yang memasok oksigen dan nutrisi ke janin. Sedangkan ibu menyusui dilarang mengonsumsi asam mefenamat karena kandungan obat ini bisa masuk ke dalam ASI dalam jumlah kecil dan dapat menyebabkan efek samping pada sang bayi. Untuk itulah sangat penting melakukan konsultasi kepada dokter untuk penggunaan asam mefenamat bagi wanita menstruasi, terlebih lagi pada ibu hamil dan menyusui.

Selain bermanfaat untuk mengurasi rasa nyeri yang tengah dirasakan, mefenamic acid juga memiliki beberapa efek samping yang bisa membuat tubuhmu merasa tidak nyaman. Beberapa efek samping yang umum dirasakan setelah mengonsumsi obat asam mefenamat antara lain adalah terasa kembung pada perut, sakit pada punggung bagian samping atau bawah, tubuh seperti kelelahan hingga lemas, mual, muntah, telinga berdengung atau tinnitus, mengalami penurunan frekuensi buang air kecil atau berkurangnya jumlah urine, maag, tekanan darah meningkat, rasa haus yang terus menerus, gangguan pencernaan hingga diare, kulit pucat atau terasa gatal, serta hilangnya selera makan. 

Baca Juga: Obat Ibuprofen untuk Ibu Menyusui, Amankah ?

Dari beberapa efek samping tersebut tidak memerlukan perhatian medis katena efek samping yang ringan pada umumnya akan hilang dalam waktu beberapa hari. Namun jika efek samping tak kunjung reda dan kian bertambah parah, segera lakukan konsultasi dengan dokter. Namun langsung hubungi dokter atau kunjungi rumah sakit terdekat jika ada efek samping serius yang dirasakan, seperti beberapa gejala yang antara lain adalah :

  1. Serangan jantung atau stroke 

Ditandai dengan nyeri dada, sesak napas dan lemah di satu sisi tubuh.

  1. Gagal jantung

Ditandai dengan terjadinya pembengkakan pada bagian tubuh seperti tangan, lengan atau kaki. 

  1. Gangguan perut

Dapat dipastikan jika terjadi sakit perut yang berkelanjutan dengan feses berwarna gelap dan lengket. 

  1. Gangguan kulit

Cara paling mudah untuk melihat tanda terjadinya gangguan kulit adalah ketika kulit sedikit memerah, melepuh hingga mengelupas. 

  1. Masalah hati

Ditandai dengan rasa sakit di bagian atas perut, mual, flu, demam, serta kulit atau bola mata yang menguning.

Kendati banyak ciri dan gejala dari efek samping obat asam mefenamat ini, namun pengaruh pada tiap orang akan berbeda-beda sehingga tidak menjadi jaminan bahwa dengan tidak merasakan salah satu gejalanya berarti tidak mengalami efek samping. Untuk itulah pentingnya melakukan konsultasi dokter untuk dapat memastikannya. 

Hal lain yang perlu diperhatikan dari obat penghilang nyeri ini adalah interaksi asam mefenamat dengan obat lain seperti obat herbal atau vitamin yang juga sedang dikonsumsi. Pasalnya interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau bahkan meningkatkan risiko efek samping yang serius. Adapun beberapa obat yang dapat menyebabkan adanya interaksi jika dikonsumsi bersamaan dengan asam mefenamat adalah obat tekanan darah yang jika dikonsumsi bersama asam mefenamat mampu mengurangi efek penurun tekanan darah, diuretik atau obat untuk menambah kecepatan pembentukan urine yang akan kehilangan fungsi jika dikonsumsi bersamaan asam mefenamat, obat NSAID atau antiinflamasi nonsterois yang jika dikonsumsi berbarengan asam mefenamat akan meningkatkan risiko pendarahan pada bagian perut dan maag. Selain itu obat yang tak boleh dikonsumsi bersamaan dengan asam mefenamat adalah obat untuk gangguan bipolat karena dapat meningkatkan jumlah lithium yang bisa menjadi racun, obat DMARDs atau Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs, Antasida dan Digoxin.

Baca Juga: Referensi Obat Luka Diabetes Resep Dokter

Selain hal-hal penting di atas tersebut, pastikan kamu memang mendapatkan resep dari dokter untuk dapat mengonsumsi asam mefenamat. Untuk mencegah efek samping yang bahkan dapat menjadi lebih parah, konsultasikan dulu kondisi tubuhmu dengan memakai aplikasi Oke Klinik, yang akan menghubungkanmu dengan Dokter untuk melakukan telekonsultasi via chat atau video langsung dari smartphonemu, kapan dan dimanapun kamu berada. Download Oke Klinik di Apps Store sekarang juga

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com