Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah
Foto : Freepik
Kemajuan teknologi telah menghasilkan lingkungan virtual yang bermanfaat positif pada bidang kesehatan. Praktisi medis, kesehatan pasien, dan lingkungan virtual yang dikembangkan dari teknologi menjadi saling berkaitan satu sama lainnya.
Telemedicine merupakan salah satu contoh teknologi yang dapat membantu pasien berkonsultasi dengan dokter secara virtual. Tak hanya pada saat masa pandemi Covid 19 saja telemedicine digunakan, namun sampai kini pun tetap bermanfaat untuk mempertemukan pasien dengan dokter yang mereka butuhkan.
Lingkungan virtual dan teknologi memungkinkan para praktisi medis di seluruh dunia untuk membantu pasien mereka dengan sejumlah cara yang inovatif. Selain telemedicine, kita juga mengenal telesurgery dimana seorang ahli bedah akan mampu melakukan operasi pada pasien di lokasi terpencil. Telesurgery jarak jauh juga dikembangkan untuk kepentingan militer agar memungkinkan seorang ahli bedah membantu petugas medis di arena pertempuran.
Apa itu lingkungan virtual ?
Lingkungan virtual menghadirkan ruang kerja terpadu yang memungkinkan lebih atau kurang lengkap fungsionalitas tanpa mengharuskan semua fungsi ditempatkan di ruang fisik yang sama.
Lingkungan virtual dapat didefinisikan sebagai tampilan gambar virtual interaktif yang ditingkatkan dengan pemrosesan khusus dan oleh modalitas tampilan non visual, seperti auditori dan haptik, untuk meyakinkan pengguna bahwa mereka tenggelam dalam ruang sintetis.
Secara teknis, dunia virtual adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan pengguna bernavigasi dan berinteraksi dengan dunia tiga dimensi yang dihasilkan oleh komputer (dan dikelola oleh komputer).
Realitas virtual
Realitas virtual merupakan teknologi baru yang mengubah cara individu berinteraksi. Realitas virtual adalah dunia tiga dimensi yang dihasilkan komputer dimana seseorang dapat bergerak dan berinteraksi seolah-olah dia benar-benar berada di tempat khayalan. Hal ini dicapai dengan total membenamkan indera seseorang, menggunakan layar yang dipasang di kepala atau layar imersif perangkat lainnya, dan perangkat interaksi atau joystick.
Secara sederhana, Virtual Reality (VR) adalah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan lingkungan hasil simulasi komputer. Suatu lingkungan sungguhan dunia nyata yang disalin hanya ada dalam imajinasi.
Head-mounted display (HMD)
Head-mounted display (HMD) adalah helm yang dilengkapi dengan sepasang layar televisi sudut lebar yang ditempatkan di depan mata dan speaker stereoponis yang ditempatkan di atas telinga, sehingga orang yang memakainya dapat melihat dan mendengar hanya apa yang dihasilkan oleh komputer. Untuk beberapa aplikasi medis, isolasi helm telah digantikan oleh kacamata 3D atau helm yang memungkinkan pemakainya melihat objek nyata melihat ke bawah, bukan hanya menatap layar di helm.
Virtual Reality dalam dunia kesehatan dan keperawatan
Salah satu contoh penggunaan teknologi di bidang kesehatan adalah mesin CT Scan, yang dapat digunakan untuk mendiagnosis dan memonitor beragam kondisi kesehatan tubuh.
Selain itu, kita juga mengenal mesin USG (Ultrasonography) yang dapat digunakan untuk memeriksa kondisi kehamilan, mendeteksi berbagai masalah pada jaringan tubuh, organ-organ tubuh, maupun pembuluh darah.
Penggunaan teknologi Virtual Reality dapat memberikan visualisasi secara nyata mengenai rekonstruksi dari jaringan tubuh manusia secara rinci. Mulai dari jaringan otot, organ dalam, kerangka tubuh, dan lainnya. Selain itu, dapat juga memvisualisasikan kondisi dari suatu penyakit tertentu yang mungkin terjadi pada tubuh manusia.
Pemanfaatan lingkungan virtual untuk kesehatan
Contoh penggunaan lingkungan virtual secara lokal adalah dalam bedah endoskopi. Pada kegiatan tersebut, ahli bedah bisa memanipulasi instrumen dengan melihat monitor televisi dan memanipulasi alat yang dimasukkan melalui tabung ke pasien.
Pelatihan ahli bedah
Lingkungan virtual juga digunakan untuk membuat simulator atau pelatih bedah. Sistem ini mengurangi biaya pelatihan ahli bedah dan risiko pada pasien. Misalnya, kateterisasi jantung simulasi memungkinkan peserta pelatihan untuk memandu kateter balon melalui kawat pemandu berongga ke penyumbatan, dan kembangkan balon untuk melebarkan arteri dan mengembalikan aliran darah teratur.
Terapeutik
Pemanfaatan lingkungan virtual secara terapeutik mencakup penciptaan sistem interaktif yang membantu mengurangi kecemasan atau stres. Misalnya, dokter gigi menggunakan kacamata 3D untuk mengalihkan perhatian pasien saat di kursi.
Mungkin bidang terbesar yang dapat memperoleh manfaat dari VR dalam pelayanan kesehatan adalah layanan kesehatan mental. Headset realitas virtual dapat menempatkan pasien di lingkungan baru, dan pengalaman mendalam itulah yang telah hilang dari pendekatan pengobatan sebelumnya.
Terapi Fisik dan Rehabilitasi
Dalam beberapa penelitian, Range of Motion(ROM) sedini mungkin dapat mempercepat mobilisasi pasien ortopedi terutama pasca pembedahan. Menurut Mia Nur Ilmiani dalam jurnal Pelaksanaan Latihan Range Of Motion Dalam Upaya Mempercepat Mobilisasi Pasien Pasca Operasi Fraktur Tulang Belakang Di RSUP Fatmawati didapatkan hasil peningkatan rentang gerak mobilisasi dan kekuatan otot pada subjek penelitian. Dari penelitian tersebut, Virtual Reality (VR) dapat dimanfaatkan untuk Latihan ROM pasif sedini mungkin pada pasien pasca operasi. Tanpa harus mengeluhkan nyeri, perdarahan, dan lain-lain.
Mengurangi fobia
Lingkungan virtual juga digunakan untuk mengurangi fobia, mengembangkan keterampilan, dan melatih penderitanya kecacatan. Salah satu contoh penggunaan lingkungan virtual untuk pelatihan adalah program yang menggantikan perjalanan bus virtual dengan lingkungan nyata sehingga penyandang disabilitas dapat belajar menggunakan lingkungan virtual sistem transportasi umum.
Sarana untuk terapi rehabilitasi
Virtual Reality dapat digunakan juga sebagai sarana untuk terapi dan rehabilitasi pasien dengan kondisi kesehatan tertentu. Misalnya untuk mengobati pasien dengan kondisi mental PTSD (Post Traumatic Disorder) pada korban serangan teror Gedung World Trade Center (WTC) di New York, AS pada 2001.
Dalam studi penelitian University of Southern California Institute for Creative Technologies (ICT), yang ditampilkan di situs National Center for Biotechnology Information, ditemukan adanya dampak positif dari penerapan terapi trauma berbasis VR tersebut. Dalam terapi ini, peneliti menciptakan kembali tragedi teror itu secara virtual. Usai menyaksikan reka ulang virtual itu, peneliti menemukan terapi VR itu sukses mengurangi gejala PTSD akut.
Perawatan Pasien
Pasien dengan kondisi nyeri hebat, dengan menggunakan Virtual Reality (VR), dapat menurunkan tingkat nyerinya dengan metode penggambaran sesuatu yang disukai pasien pada VR tersebut sehingga dapat menurunkan tingkat nyeri secara efektif.
Tantangan yang perlu dipertimbangkan ketika berhadapan dengan penerapan realitas virtual dalam pelayanan kesehatan adalah masalah fisik, masalah etika, dan fakta sederhana bahwa realitas virtual bukanlah obat mujarab untuk perawatan kesehatan.
Penggunaan teknologi baru selalu menarik, namun harus ada kehati-hatian untuk tidak menggunakannya di semua kesempatan dan menyesatkan orang bahwa ini hanya tipu muslihat, padahal sebenarnya tidak.
Terdapat situasi di mana realitas virtual terlalu kalah dengan skenario tiruan di kehidupan nyata, permasalahan yang bahkan pengalaman yang disimulasikan memicu respons trauma, atau masalah ketika VR terlalu memperumit latihan pembelajaran sederhana (seperti mengukur denyut nadi atau memeriksa palpasi).
___________________
Referensi:
Moline, Judi, National Institute of Standards and Technology, (1995), Virtual Environments for Health Care
Difede, Joann, Hunter Hoffman (2003), Virtual Reality Exposure Therapy for World Trade Center Post Traumatic Stress Disorder : A Case Report.
Ilmiani, Mia Nur (2020) Pelaksanaan Latihan Range Of Motion Dalam Upaya Mempercepat Mobilisasi Pasien Pasca Operasi Fraktur Tulang Belakang di RSUP Fatmawati. Jakarta
Puspitaningrum,Ike, dkk (2019), Peningkatan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan Melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Virtual Reality.
Rapaport, Lisa (2017), Distraction Isn’t Only Way Virtual Reality Might Ease Pain.