Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Maladaptive Daydreaming, Apakah Berbahaya ?

Artikel dipublikasikan : 8 Maret 2023 16:34
Dibaca : 3007 kali

Orang dengan maladaptive daydreaming akan menghabiskan begitu banyak waktu untuk melamun. Mereka tenggelam dalam lamunan atau fantasi yang terstruktur. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang muda dan anak-anak. Apa saja bahayanya? 

Maladaptive dreaming adalah masalah kesehatan mental, dimana seseorang melamun secara berlebihan, terkadang berjam-jam. Istilah “maladaptive” menunjukkan bahwa jenis lamunan ini adalah upaya yang tidak sehat atau negatif untuk mengatasi atau menyesuaikan diri dengan suatu masalah.

Orang yang melakukan lamunan maladaptive cenderung "kehilangan diri" dalam lamunan yang sangat jelas dan mendetail. Penelitian juga menunjukkan lamunan semacam ini mungkin bersifat kompulsif. Artinya, sulit — jika bukan tidak mungkin — untuk mengontrol bahwa Anda melakukannya.

Keseringan melamun dapat mempengaruhi kemampuan Anda untuk fokus pada studi atau menjadi produktif di tempat kerja. Bahkan, bisa mengalihkan perhatian Anda dari kehidupan nyata. Bagi sebagian orang, perilaku ini mengganggu pekerjaan, hobi atau persahabatan dan hubungan.

Maladaptive daydreaming dapat dipicu oleh berbagai peristiwa, topik pembicaraan, gambar, film, atau berita, penggunaan internet, rangsangan sensorik seperti suara atau bau, pengalaman fisik. 

Masalah ini juga tumpang tindih dengan beberapa kondisi kesehatan mental dan neurologis lainnya. Namun, ada bukti bahwa lamunan maladaptif berbeda dari kondisi lain tersebut dan harus dinyatakan sebagai gangguan tersendiri.

Siapa yang terpengaruh?

Maladaptive daydreaming paling sering terjadi pada orang dengan kondisi yang memengaruhi kesehatan mental atau jenis fungsi otak tertentu. Kondisi yang umum terjadi pada lamunan maladaptif adalah:

  • Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan perhatian, hiperaktivitas

  • gangguan kecemasan

  • jenis depresi tertentu

  • gangguan disosiatif

  • gangguan obsesif-kompulsif (OCD) 

Faktor usia juga bisa menjadi faktor dalam lamunan maladaptif. Beberapa penelitian menunjukkan, kondisi ini ebih sering terjadi pada orang yang lebih muda, terutama dewasa muda dan remaja, dan itu juga bisa terjadi pada anak-anak. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan seberapa umum hal itu pada orang tergantung pada usia mereka.

Banyak orang yang mengalami lamunan maladaptif memiliki riwayat pelecehan atau trauma, terutama pada masa kanak-kanak. Namun, ini bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh semua orang dengan lamunan maladaptif.

Bagaimana kondisi ini mempengaruhi tubuh Anda?

Lamunan maladaptif adalah masalah yang memengaruhi pikiran Anda. Pikiran Anda adalah kombinasi unik dari ingatan, pengalaman, pikiran, keyakinan, emosi, dan banyak lagi yang hanya Anda miliki. Pikiran dan otak Anda bukanlah hal yang sama. Otak Anda adalah bagian fisik dari tubuh Anda yang menghasilkan semua elemen di atas yang membentuk pikiran Anda.

Tetapi para ahli juga menduga bahwa lamunan maladaptif mungkin melibatkan perbedaan di otak Anda yang tidak dimiliki orang lain. Orang dengan ADHD memiliki perbedaan kecil, tetapi tetap penting, dalam ukuran bagian tertentu dari otak mereka. Area tersebut biasanya adalah area yang mengontrol fungsi eksekutif seperti pengambilan keputusan, perencanaan, dan motivasi diri.

Orang dengan lamunan maladaptif juga tampaknya bermasalah dengan disfungsi eksekutif, itulah sebabnya ada begitu banyak tumpang tindih antara lamunan maladaptif dan ADHD. Mereka juga mengalami masalah serupa dengan mengelola emosi mereka sendiri. Itu berarti orang dengan lamunan maladaptif juga lebih cenderung memiliki perbedaan serupa di otak mereka. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian sebelum para ahli dapat memastikan apakah ini masalahnya.

Gejala

Lamunan maladaptif adalah suatu kondisi di mana semua gejala berkisar pada lamunan itu sendiri. Gejalanya cenderung terbagi dalam dua kategori, yakni,  perilaku melamun dan bagaimana perasaan seseorang tentang lamunannya. 

Perilaku melamun

Jenis lamunan yang terjadi dengan lamunan maladaptif sering melibatkan hal-hal berikut:

  • Intensitas. Lamunan ini sangat jelas dan detail, lebih dari lamunan standar.

  • Kompleksitas. Lamunan ini sering memiliki plot yang rumit, dan banyak orang memiliki karakter yang mereka bayangkan berulang kali, seperti karakter dalam acara TV.

  • Durasi. Orang yang melamun dengan cara ini dapat melakukannya untuk waktu yang lama, bahkan berjam-jam.

  • Maksud. Orang yang sering melakukan ini dapat — dan memang — mulai melamun dengan sengaja.

  • Putus hubungan dari apa yang terjadi di sekitar mereka. Orang yang memiliki ini dapat melamun dengan sangat kuat sehingga mereka terputus dari dunia di sekitar mereka. Ini mirip dengan disosiasi, mekanisme pertahanan atau koping untuk orang dengan kecemasan parah, depresi, atau riwayat pelecehan atau trauma.

Perasaan seseorang tentang lamunan maladaptive

Orang yang mengalami lamunan maladaptif sering bergumul dengan perasaan negatif dan efek dari masalah ini. Kondisi tersebut sering mengambil bentuk sebagai berikut:

  • Gangguan dalam kegiatan sosial. Orang yang memiliki lamunan maladaptif sering kali memilih untuk melamun daripada menghabiskan waktu dengan orang lain.

  • Gangguan dalam pekerjaan, hobi, dan pengejaran lainnya. Lamunan maladaptif dapat menyebabkan masalah dengan pekerjaan, belajar, atau mencapai tujuan lain yang ditetapkan seseorang untuk dirinya sendiri.

  • Perasaan malu dan bersalah. Orang yang mengalami lamunan maladaptif biasanya merasa tidak enak melakukannya, terutama jika hal itu mengganggu bagian lain dari kehidupan mereka.

  • Melamun secara kompulsif. Artinya, orang akan merasa perlu memiliki lamunan maladaptif. Jika mereka tidak memiliki kesempatan untuk melakukannya, mereka mungkin merasa kesal karena melewatkan kesempatan untuk melakukannya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan untuk melamun mungkin serupa dengan kecanduan.

  • Upaya untuk berhenti atau mengurani melamun. Orang yang mengalami lamunan maladaptif sering kesulitan untuk mengurangi lamunan atau berhenti sama sekali.

Penyebab lamunan maladaptif

Para ahli tidak tahu persis mengapa lamunan maladaptif terjadi. Namun, mereka menduga hal itu terjadi karena lamunan maladaptif dapat menjadi mekanisme untuk mengatasi masalah seperti kecemasan, depresi, dan kondisi kesehatan mental lainnya.

Lamunan maladaptif adalah masalah kesehatan mental, yang artinya tidak menular.

Bisakah melamun maladaptif berkembang menjadi kondisi lain?

Tidak ada bukti bahwa lamunan maladaptif dapat menyebabkan kondisi lain. Namun, kondisi ini  dapat memengaruhi kualitas hidup Anda secara keseluruhan, sepert: 

  • kemampuan untuk fokus

  • kemampuan untuk produktif dalam bekerja dan belajar

  • memperhatikan hubungan kehidupan nyata

  • kesejahteraan mental, karena kecemasan tentang mengelola lamunan

Kondisi lain meliputi:

  • depresi

  • gangguan kecemasan

  • gangguan stres pasca-trauma (PTSD)

  • OCD ( obsessive-compulsive disorder) 

  • ADHD

  • gangguan bipolar

  • gangguan kepribadian ambang

  • gangguan disosiatif

  • psikosis

Namun, belum jelas bagaimana gangguan-gangguan ini berhubungan dengan lamunan maladaptif.

Dalam sebuah penelitian, sekitar 25 persen orang dengan lamunan maladaptif telah mencoba bunuh diri setidaknya sekali, tetapi hubungan antara bunuh diri dan kondisi ini tidak jelas. 

_________________

Referensi: 

Healthline (2021), Maladaptive Daydreaming

Cleveland Clinic (2022), Maladaptive Daydreaming

Bigelsen J, et al. (2016), Maladaptive daydreaming: Evidence for an under-researched mental health disorder.
National Institute of Mental Health | nimh.nih.gov. Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) (diakses pada 2023).
Somer E. (2002). Maladaptive daydreaming: A qualitative inquiry.
Somer E. (2018). Maladaptive daydreaming: Ontological analysis, treatment rationale; a pilot case report.
Somer E, et al. (n.d.). The 16-item maladaptive daydreaming scale (MDS-16).
Somer E, et al. (2015). Development and validation of the Maladaptive Daydreaming Scale (MDS).
Pietkiewicz IJ, Nęcki S, Bańbura A, et al. Maladaptive daydreaming as a new form of behavioral addiction. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6426361/) J Behav Addict. 2018;7(3):838-843 (diakses pada 2023).


 

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com