Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Masa Depan Perawatan Geriatri

Artikel dipublikasikan : 12 Mei 2024 06:43
Dibaca : 277 kali

Usia tua identik dengan peningkatan risiko gangguan kesehatan. Namun, tidak semua orang yang memasuki tahun-tahun menua memiliki kondisi yang perlu dirawat di rumah sakit. Dalam bidang medis, ada istilah geriatri yang berhubungan dengan pasien usia lanjut (lansia). 

Terdapat beberapa perbedaan antara lansia dan geriatri walaupun pengertiannya hampir sama. 

Masyarakat perlu mengetahui perbedaannya, terutama jika mereka memutuskan untuk memiliki pengasuh lansia di keluarganya.

Orang dewasa yang lebih tua mengalami kondisi tertentu dengan tingkat yang lebih tinggi dibandingkan yang lain. Masalah ringan seperti gangguan penglihatan atau pendengaran, atrofi otot, penyakit jantung, dan penurunan fungsi berbagai sistem organ mungkin terjadi.

Meskipun sebagian besar penyakit ini dapat berdampak pada kualitas hidup secara keseluruhan, penyakit ini tidak mengancam nyawa. Dengan adanya rencana perawatan medis yang baik, pasien lanjut usia mempunyai peluang besar untuk menjaga kesejahteraan mereka.

Namun ada beberapa kondisi tertentu yang harus dipantau. Tidak ada batasan usia pasti kapan kondisi ini yang secara kolektif dikenal sebagai “sindrom geriatri” mulai muncul.

Penting bagi dokter untuk mempertimbangkan rencana pengobatan agar masalah kecil tidak menjadi lebih parah.

Indikasi Sindrom Geriatri:

1. Imobilitas

Keadaan tidak bergerak atau tirah baring selama 3 hari atau lebih yang dapat disebabkan rasa nyeri, kekakuan otot dan sendi, ketidakseimbangan, depresi atau demensia.

Timbulnya komplikasi adalah luka pada bagian yang mengalami penekanan terus menerus sehingga timbul luka lecet sampai infeksi, kelemahan otot, infeksi paru-paru dan saluran kencing, serta konstipasi (sembelit). 

2. Tidak Stabil

Orang lansia mudah jatuh karena kecelakaan seperti terpeleset, kehilangan kesadaran mendadak atau vertigo. 

3. Sering Mengompol

Lansia sering mengompol atau buang air besar karena ketidakmampuan menahan buang air besar melalui anus. Pencegahannya dengan latihan kegel, latihan dasar otot panggul, dan obat-obatan.

4. Malnutrisi

Asupan makanan berkurang sekitar 25 persen pada orang usia 40-70 tahun. Anoreksia yang terjadi pada ini dipengaruhi faktor fisiologis (perubahan indera pengecap, pembauan, sulit mengunyah, gangguan pencernaan), psikologis (depresi dan demensia) dan sosial (hidup dan makan sendiri) yang berpengaruh pada nafsu makan dan asupan makanan.

5. Tidak Mampu Produktif

Penuaan membuat kemampuan tubuh dalam menyelesaikan pekerjaan berkurang sehingga tidak dapat memberikan penghasilan. Orang yang tidak bekerja berarti kehilangan teman bekerja sehingga interaksi sosial berkurang.

6. Konsumsi Obat 

Orang yang menderita penyakit lebih dari satu jenis membutuhkan obat lebih banyak dan bahkan dalam jangka waktu lama sehingga dapat menimbulkan efek samping dan interaksi dari obat-obat tersebut.

7. Insomnia

Perubahan siklus tidur atau beberapa penyakit mengakibatkan insomnia.

Masing-masing kondisi ini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi lain, dan dalam beberapa kasus, mungkin memerlukan perawatan khusus (geriatri).

Geriatri tercantum pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014. Geriatri adalah cabang disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari berbagai aspek kesehatan pada orang lanjut usia (lansia), termasuk pelayanan kesehatan kepada lansia yang mengkaji seluruh aspek kesehatan, seperti promosi kesehatan, pencegahan.

Istilah geriatri ini pertama kali diperkenalkan oleh Ignas Leo Nascher, seorang dokter asal Austria, pada tahun 1909. Kemudian, di tahun 1935 geriatri mulai berkembang menjadi bidang kedokteran yang berfokus pada diagnosis, penanganan, dan pencegahan penyakit pada lansia.

Secara umum, geriatri adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu geron yang berarti orang tua serta iatreia yang berarti pengobatan atau penanganan terhadap penyakit.

Geriatri unik, bukan hanya mengobati penyakit, tetapi juga tentang meningkatkan kualitas hidup para lansia.

Aspek kunci dari perawatan geriatri adalah mengenali bagaimana usia mempengaruhi strategi layanan kesehatan. Misalnya, seorang ahli geriatri, seorang dokter yang berspesialisasi dalam perawatan lansia, mungkin lebih fokus pada penanganan kondisi kronis dan kurang pada intervensi agresif. 

Rencana perawatan untuk pasien geriatri tersebut seringkali melibatkan pendekatan holistik, tidak hanya mempertimbangkan aspek medis tetapi juga aspek psikologis, sosial, dan fungsional.

Pendekatan itu membedakan antara geriatri dengan perawatan orang dewasa umumnya menangani berbagai usia dan berfokus pada perawatan pencegahan, pengelolaan penyakit kronis, dan kondisi akut. 

Dokter geriatri, bersama perawat geriatri dan pekerja sosial, memainkan peran penting dalam hal ini. Mereka tidak hanya menilai kondisi medis tetapi juga kapasitas fungsional, kesehatan kognitif, dan keadaan sosial pasiennya. Pendekatan komprehensif ini memastikan bahwa lansia menerima perawatan yang sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka.

Kebutuhan Pengobatan Geriatri Meningkat

Pentingnya pengobatan geriatri semakin meningkat secara global karena populasi yang menua. 

Bidang ini sangat penting dalam mengatasi kebutuhan kesehatan yang kompleks pada lansia, yang bertujuan untuk meningkatkan hasil kesehatan mereka secara keseluruhan. 

Kedokteran geriatri memainkan peran penting dalam menangani penyakit kronis, mencegah kecacatan, dan menjamin martabat dan kualitas hidup lansia.

Keahlian para ahli geriatri dan pendekatan mereka terhadap perawatan memastikan bahwa kebutuhan kesehatan para lansia dipenuhi dengan kasih sayang dan kompetensi.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut orang-orang di seluruh dunia hidup lebih lama.

Batasan usia lansia juga dapat dibedakan menjadi tiga kelompok utama, yaitu:

1. Usia lanjut (elderly): 60–74 tahun.

2. Usia tua (old): 75–90 tahun.

3. Usia sangat tua (very old): di atas 90 tahun

Diprediksi, pada tahun 2050, hampir satu dari lima orang di negara-negara berkembang akan berusia di atas 60 tahun.

Antara tahun 2015 dan 2050, proporsi penduduk dunia yang berusia di atas 60 tahun akan meningkat hampir dua kali lipat dari 12% menjadi 22%.

Pada tahun 2050 nanti, 80% lansia akan tinggal di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.

Harapan hidup yang lebih panjang patut dirayakan, namun kenyataan baru ini juga membawa tantangan baru.

Mempromosikan penuaan yang sehat berarti memaksimalkan kemampuan setiap orang untuk terus melakukan hal-hal yang penting bagi kita seiring bertambahnya usia.

Semua negara menghadapi tantangan besar untuk memastikan bahwa sistem kesehatan dan sosial mereka siap memanfaatkan perubahan demografi ini sebaik-baiknya.

Untuk mengingatnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Lansia Internasional. Pada perayaaan itu, setiap negara berusaha mengadakan kegiatan yang memanjakan kelompok lansia.

Sabar, Kunci Merawat Lansia

Bisa dibilang, merawat pasien lansia itu cukup tricky. Pasalnya, sebagian dari mereka tak mau dianggap sebagai anak kecil sehingga perlu cadangan kesabaran sebagai kuncinya.

Pola perawatan orang tua disesuaikan dengan kondisi keluarga masing-masing. Di sini yang perlu lebih mendapat atensi adalah ketika membawa lansia berobat ke rumah sakit atau bahkan sampai menjalani rawat inap.

Adapun langkah-langkahnya adalah:

1. Sebelum membawa lansia berobat yaitu menerapkan rutinitas sehat. Mengikuti olahraga, pola makan yang sehat, dan aktivitas yang melibatkan mental sebelum rawat inap akan membantu mempercepat waktu pemulihan bila harus diambil tindakan operasi dan mencegah dekondisi.

Orang berusia 65 tahun ke atas harus melakukan aktivitas intensitas sedang selama 150–300 menit per minggu, dengan penguatan otot selama dua hari atau lebih. 

Para lansia juga harus makan banyak protein tanpa lemak, buah-buahan dan sayuran, dan tetap menjaga mental tetap aktif di rumah dengan aktivitas seperti teka-teki.

2. Pilih Rumah Sakit yang Ramah Usia

Saat memutuskan ke mana akan mengirim anggota keluarga Anda yang lebih tua untuk menjalani prosedur rawat inap, ada baiknya Anda mencari layanan yang berfokus pada populasi geriatri.

Perawat navigator di Sistem Kesehatan Ramah Usia sering melakukan penilaian geriatri terhadap pasien ketika mereka pertama kali dirawat di rumah sakit. Penilaian ini melihat kemampuan fungsional, kesehatan mental dan kognisi, kesehatan fisik, situasi kehidupan saat ini dan alat bantu yang digunakan.

3. Kemasi Hal-hal Penting

Saat membantu anggota keluarga bersiap untuk rawat inap, pastikan mereka mengemas barang-barang penting seperti kacamata, gigi palsu, dan alat bantu dengar. Ini mungkin termasuk sandal, jubah, pakaian nyaman, buku, majalah atau puzzle. Bahkan hal-hal kecil seperti lipstik atau krim tangan favorit mereka.

Lansia juga harus membawa buku catatan dan alat tulis untuk membantu mereka mengingat pertanyaan dan informasi penting yang dibagikan oleh penyedia layanan selama mereka tinggal. 

4. Siapkan Dokumen Penting

Salah satu cara terbaik untuk mengurangi stres selama rawat inap dan menjaga jalur komunikasi tetap terbuka adalah dengan menyiapkan semua dokumen medis penting sebelumnya, dan pastikan Anda dan anggota keluarga Anda yang dirawat di rumah sakit memiliki salinannya. Pastikan untuk menyiapkan dokumen seperti:

● Kartu asuransi

● Surat izin mengemudi atau tanda pengenal berfoto

● Daftar rawat inap dan operasi sebelumnya

● Daftar alergi dan reaksi alergi

● Daftar obat-obatan (baik yang diresepkan maupun yang dijual bebas), termasuk frekuensi dan dosisnya

5. Pertahankan Rutinitas yang Biasa

Saat orang yang Anda kasihi dirawat di rumah sakit, penting bagi Anda untuk berkomunikasi dengannya secara teratur dan memastikan dia mengikuti rutinitas perawatan dirinya. 

Meskipun masa rawat inap setiap orang berbeda-beda, ada beberapa hal yang dapat dilakukan pasien agar tetap sehat selama dirawat di rumah sakit, seperti mengobrol atau bermain puzzle.

_______________________ 

Referensi:

Detik.com (diakses pada 2024), Hari Lanjut Usia Internasional2023: Simak Fakta Unik Populasi Lansia.

Geriatri.id (diakses pada 2024), Sejarah Hari Lanjut Usia Internasional 1 Oktober 2023.

WHO (diakses pada 2024), Ageing and Health.

Keystone, Health (diakses pada 2024), Adult vs Geriatric Medicine.

Decent.com (diakses pada 2024), Understanding Adult vs Geriatric Care a Comprehensive Guide.

Jefferson Health (diakases pada 2024), How Seniors and Families Can Prepare for a Hospital Stay. 

 
Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com