Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah
Campak menjadi salah satu penyakit tertua yang menjangkiti manusia di dunia. Terdapat dua jenis virus yang menyebabkan campak yakni rubeola dan rubella. Virus ini awalnya hanya menginfeksi hewan namun kemudian mulai menular pada manusia di Eropa dan Afrika Utara pada ribuan tahun lalu.
Orang bangsa Eropa ke Benua Amerika pada masa penjajahan Spanyol kemudian 'menyebarkannya ke seluruh dunia'. Saat itu manusia yang tidak memiliki kekebalan alami menjadi korban dari ganasnya virus penyakit campak, hingga jutaan jiwa meninggal saat terjadinya wabah virus menular tersebut.
Lama berselang, Louis Pasteur dan Edward Jenner mengembangkan vaksin yang dapat melindungi dan meningkatkan imun manusia dari serangan infeksi virus yang mematikan ini.
Setiap virus menyebabkan jenis dan ciri campak yang berbeda. Contoh pada virus rubeola menyebabkan campak merah yang terkenal atau disebut juga campak keras. Meskipun kebanyakan orang sembuh dari penyakit ini, penyakit ini juga dapat menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa seperti pneumonia (radang paru-paru) dan ensefalitis (radang otak).
Sementara virus rubella menyebabkan campak Jerman. Meski dianggap bentuk campak yang lebih ringan, campak Jerman juga dapat menyebabkan beberapa kerusakan terutama pada ibu hamil, yang membuat anak yang belum lahir berisiko lebih tinggi memiliki cacat lahir. Baik rubeola maupun rubella bersifat sangat menular.
Karena cepat menyebar maka vaksin campak menjadi salah satu vaksin yang dinilai sangat efektif untuk mencegah berkembangnya virus. Setelah menerima satu dosis, 85 persen anak usia sembilan bulan dan 95 persen anak usia di atas dua belas bulan akan menjadi imun.
Hampir semua dari mereka yang tidak mengembangkan imunitas setelah dosis tunggal akan mengembangkannya setelah dosis kedua. Saat tingkat vaksinasi dalam sebuah populasi lebih besar dari 93 persen, biasanya wabah campak tidak akan terjadi.
Namun, wabah campak akan terjadi lagi jika tingkat vaksinasi menurun. Vaksin ini dapat tetap efektif selama bertahun-tahun meski belum diketahui seberapa lamanya. Demikianlah latar belakang penyakit campak yang juga dikenal di Indonesia.
Hingga sekarang secara global ratusan ribu orang sudah menjadi korban keganasan virus tersebut para ahli pun masih bekerja keras menemukan vaksin yang sanggup mengatasi penyakit tersebut.
Baca Juga: Jangan Anggap Remeh! Ketahui Penyebab Campak
Selain melalui vaksinasi, penyakit campak juga bisa dengan mengkonsumsi obat-obatan tradisional. Mengkonsumsi obat-obatan tersebut dipercaya dapat meningkatkan imunitas di tubuh.
Adapun beberapa obat-obatan tersebut adalah;
1. Kunyit
Salah satu rempah tradisional yang efektif mengatasi gejala campak adalah kunyit. Tanaman yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan ini dipercaya dapat mengatasi gejala campak. Tanaman tersebut dapat mengurangi ruam yang timbul pada kulit. Hal tersebut karena kandungan kurkumin. Kurkumin adalah senyawa aktif yang ditemukan pada kunyit, berupa polifenol dengan rumus kimia C21H20O6. Senyawa aktif itu dapat berguna sebagai antioksidan yang baik untuk mengatasi radang.
Pada kunyit putih, terdapat kandungan curcuminoids yang berguna sebagai antialergi dengan cara mencegah zat histamin, yaitu zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel di dalam tubuh ketika mengalami reaksi alergi atau infeksi pada tubuh. Selain itu, kandungan analgesik yang merupakan obat pereda rasa nyeri juga lebih kuat untuk mengatasi gejala-gejala dari campak. Itulah mengapa kunyit menjadi pilihan obat tradisional menangani orang yang mengalami campak atau gangguan radang lainnya.
Cara mengolah kunyit menjadi ramuan obat tradisional juga sangat mudah.
Pertama, kamu harus mencuci bersih beberapa rimpang kunyit.
Kedua, kamu kemudian bisa memarut, membuatnya jadi jus, dan kemudian diperas untuk mendapatkan airnya.
Ketiga setelah mendapatkan cukup air, kamu rebus air perasan kunyit hingga matang.
Keempat, setelah matang, kamu bisa tambahkan pemanis yang menyehatkan misalnya madu atau gula rendah kalori.
2. Cengkih
Obat-obatan tradisional lainnya yang efektif dan ampuh untuk mengatasi gejala campak adalah cengkih. Tanaman herbal dipercaya ampuh untuk mengatasi peradangan yang terjadi, terutama yang disebabkan campak. Kamu dapat merendam bunga dari cengkih tersebut selama satu hari, lalu campur dengan dengan gula dan akhirnya siap diminum.
3. Daun jarak
Daun jarak juga termasuk salah satu obat-obatan tradisional yang juga dipercaya efektif dan ampuh atasi gejala campak. Air rebusan dari daun jarak sanggup mengatasi peradangan disebabkan penyakit karena virus tersebut. Air dari daun jarak tersebut dapat melawan bakteri yang dapat menyebabkan diare dan nafsu makan yang buruk sebagai salah satu gejala campak.
4. Bawang merah
Bawang merah juga sangat berguna bagi penderita campak. Dipercaya bawang merah dapat digunakan menangani peningkatan suhu tubuh atau demam yang dialami penderita campak.
5. Seledri
Selain empat di atas, ada tanaman lain yang mengandung zat antiperadangan dan bisa dimanfaaatkan sebagai solusi alternatif obat tradisional campak, yaitu seledri. Seledri mengandung sekitar 25 senyawa antiperadangan seperti apiin dan apiuman yang dapat menekan proses peradangan akibat penyakit campak.
Baca Juga: Jahe, Rempah Yang Kaya Manfaat Kesehatan
Itulah beberapa obat-obatan tradisional yang berasal dari dapur, yang bisa kamu manfaatkan untuk mengatasi gejala campak. Dengan mengatasi gejala-gejala yang terjadi, kita tentu berharap penyakit itu tidak semakin parah berkembang dalam tubuh, sehingga, gangguan-gangguan yang lebih parah dapat dicegah sebelum terjadi.
Kondisi global
Pada tahun 2013, sekitar 85 persen anak-anak sdi dunia telah menerima vaksin campak. Pada tahun 2008, setidaknya terdapat 192 negara yang menawarkan dua dosis.
Vaksin ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1963. Vaksin kombinasi campak-gondok-rubela (MMR) pertama kali tersedia pada tahun 1971. Vaksin cacar air ditambahkan ke ketiga vaksin ini pada tahun 2005 sebagai vaksin MMRV. Vaksin tersebut terdapat dalam Daftar Obat-Obatan Esensial dari Organisasi Kesehatan Dunia, daftar pengobatan yang paling penting dalam sistem kesehatan yang mendasar.
Kemudian pada tahun 2019 tercatat bahwa campak mampu membunuh 207.500 anak-anak. Angka ini melonjak 50 persen sejak 2016, dan membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringatan kepada beberapa negara untuk vaksinasi merespons sebaran penyakit campak.
Menurut data WHO, pada tahun 2016 di Indonesia terdapat lebih dari 800 kasus rubella yang sudah terkonfirmasi melalui pemeriksaan laboratorium.
Di Indonesia sendiri memerangi penyakit campak sudah dimulai sejak era hindia Belanda. Hingga sekarang pemerintah Indonesia pun sudah berupaya memerangi penyakit campak tersebut. Pada era sekarang pemerintah Indonesia ataupun dunia sedang mengalami pandemi covid 19. Virus yg tidak kalah mematikan dari campak.
Baca Juga: Waspadai Virus Penyebab Herpes Kulit
Kamu harus waspada karena penyakit campak dapat menyebar melalui kontak langsung, percikan air liur atau lendir dari hidung, mulut maupun tenggorokan orang yang terinfeksi, atau melalui udara dengan tetesan hasil pernafasan yang dihasilkan dari batuk atau bersin (air borne disease).
Masa inkubasi penyakit adalah 7-18 hari sebelum gejala muncul. Penderita penyakit ini bisa menularkan infeksi kepada orang lain dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam pada kulit dan 4 hari setelah ruam pada kulit ada