Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah
Penurunan suhu tubuh hingga di bawah 35 derajat Celcius kemungkinan adalah gejala hipotermia. Salah satu penyebabnya adalah suhu dingin. Usia, gangguan kejiwaan, pola hidup, dan kondisi medis tertentu dapat menjadi faktor resikonya. Bagaimana cara mencegah hipotermia?
Hipotermia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika suhu tubuh Anda turun di bawah 35 derajat Celcius. Penurunan suhu tubuh ini dapat menimbulkan sejumlah komplikasi pada tubuh, termasuk kematian. Hipotermia sangat berbahaya karena mempengaruhi kemampuan kamu untuk berpikir jernih.
Sebaliknya, saat suhu tubuh meningkat hingga di atas 38,5 derajat Celcius dinamakan hipertermia. Hal ini terjadi manakala sistem regulasi suhu tubuh mengalami kegagalan dalam mendinginkan tubuh. Suhu tubuh yang terlalu tinggi akan menyebabkan munculnya beragam gangguan, mulai dari kram otot hingga gangguan pada otak dan sistem saraf.
Adapun suhu tubuh yang normal berada pada rentang 36–37,5 derajat Celcius. Jika suhu tubuh berada jauh di bawah rentang normal disebut hipotermia. Dan jika suhu tubuh naik tinggi di atas rentang suhu normal, maka disebut hipertermia.
Gejala hipotermia yang paling umum adalah meliputi menggigil berlebihan, pernafasan lambat, mengantuk atau lemas, bicara lambat, bicara cadel, kecanggungan, tersandung, dan kebingungan.
Seseorang yang mengalami kelelahan berlebihan, denyut nadi lemah, atau tidak sadarkan diri mungkin juga mengalami hipotermia. Selain itu bibir berubah warna menjadi agak kebiruan, dan pupil mata yang melebar juga dapat menandakan hipotermia.
Pada bayi, gejala hipotermia dapat dilihat dari perubahan warna kulit menjadi berwarna merah terang. Selain itu, tubuh dingin dan tampak sangat tidak bertenaga.
Cara mencegah hipotermia adalah dengan mengatasi penyebab dan faktor resiko yang meningkatkan terjadinya hipotermia.
Musim dingin dengan cuaca yang ekstrim dapat menjadi penyebab utama hipotermia. Ketika tubuh kamu mengalami suhu yang sangat dingin, maka ia kehilangan panas lebih cepat daripada yang dapat dihasilkannya. Berada di air dingin terlalu lama juga dapat menyebabkan efek ini.
Ketidakmampuan untuk menghasilkan panas tubuh yang cukup itu akan sangat berbahaya. Suhu tubuh bisa turun dengan cepat dan signifikan.
Hipotermia juga dapat disebabkan oleh paparan suhu yang lebih dingin dari biasanya, misalnya ketika masuk ke ruangan ber-AC yang sangat dingin segera setelah berada di udara luar yang panas. Kondisi tersebut berisiko pada kehilangan terlalu banyak panas tubuh dalam waktu singkat.
Faktor resiko yang meningkatkan terkena hipotermia adalah usia, penyakit gangguan kejiwaan, pola hidup, dan kondisi medis tertentu.
Faktor usia maksudnya adalah, kelompok usia bayi memiliki resiko lebih tinggi terkena serangan hipotermia ini. Untuk mencegahnya adalah dengan selalu menutupi tubuh bayi, dari kaki hingga kepala, dengan kain. Selain itu, juga dengan selalu mengoleskan minyak telon penghangat tubuh.
Pada usia orang dewasa yang lebih tua, juga memiliki resiko tertinggi terkena hipotermia. Itu disebabkan oleh penurunan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh mereka. Orang-orang dalam kelompok usia ini harus berpakaian dengan tepat saat berada di cuaca dingin. Selain itu, suhu ruangan ber-AC di rumah juga harus diatur agar tidak terlalu dingin.
Gangguan jiwa
Penyakit gangguan kejiwaan seperti skizofrenia dan bipolar, demensia, juga dapat menjadi faktor resiko besar terkena hipotermia. Demensia adalah kehilangan ingatan yang sering terjadi, kepikunan, dengan kesulitan komunikasi dan pemahaman. Orang dengan gangguan penilaian mental mungkin tidak berpakaian dengan tepat untuk cuaca dingin. Sehingga mereka juga mungkin tidak menyadari bahwa mereka kedinginan dan mungkin tinggal di luar, di tengah suhu dingin terlalu lama.
Konsumsi alkohol dan narkotika
Pola hidup yang tidak sehat, seperti kebiasaan minum minuman beralkohol dan menggunakan narkoba juga dapat menjadi faktor resiko hipotermia. Saat cuaca dingin, dan terjadi kehilangan kesadaran akibat mabuk karena alkohol dapat memberikan kesan palsu pada tubuh seakan dapat menghangatkan bagian dalam tubuh. Pada kenyataannya, hal itu menyebabkan pembuluh darah melebar dan kulit kehilangan lebih banyak panas.
Selain itu, alkohol atau penggunaan narkoba juga dapat merusak penilaian kamu tentang pilek.
Kondisi medis Lainnya
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan suhu yang memadai atau mengatasi rasa kedinginan dipengaruhi oleh, salah satunya, kondisi medis. Misalnya, kondisi hipotiroidisme, yakni berkurangnya hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Selain itu, radang sendi, dehidrasi, diabetes, dan penyakit Parkinson juga dapat menjadi penyebab hipotermia.
Hal-hal yang juga dapat menyebabkan kurangnya rasa pada tubuh, menjadi faktor resiko hipotermia, adalah stroke, cedera tulang belakang, luka bakar, dan malnutrisi.
Saat terkena hipotermia, kamu dapat menggunakan beberapa obat antidepresan, obat penenang, dan antipsikotik untuk mempengaruhi kemampuan tubuh dalam mengatur suhu. Obat-obatan tersebut harus menggunakan resep dokter. Jika sering bekerja di luar dalam cuaca dingin, atau berada di negara yang suhunya dingin, sebaiknya obat-obat tersebut dibawa serta dengan petunjuk dokter.
Tinggal di daerah yang sering mengalami suhu dingin dapat mempengaruhi risiko suhu tubuh menjadi dingin. Bila kamu berada di Amerika Serikat, saat terserang hipotermia dapat hubungi 911 untuk mendapatkan pertolongan darurat medis.
Tujuan pengobatan hipotermia adalah untuk meningkatkan suhu tubuh ke kisaran normal. Sambil menunggu perawatan darurat, orang yang terkena dampak atau pengasuh mereka dapat mengambil beberapa langkah untuk memperbaiki situasi.
Menunggu datangnya bantuan medis ataupun evakuasi medis terhadap penderita hipotermia seringkali membutuhkan waktu yang lumayan lama. Oleh karenanya, pihak yang menolong penderita perlu segera melakukan pertolongan pertama, pada menit-menit awal serangan hipotermia.
Tangani secara hati-hati, jangan memijat
Tangani korban atau penderita hipotermia dengan hati-hati. Jangan memijatnya untuk memulihkan aliran darah. Setiap gerakan yang kuat atau berlebihan dapat menyebabkan henti jantung. Pindahkan atau lindungi mereka dari hawa dingin, berikan baju hangat.
Lepaskan pakaian basah orang tersebut
Jika pakaiannya basah, maka lepaskan pakaian yang basah. Bila perlu, potonglah pakaian itu untuk menghindari pemindahan pasien. Tutupi dengan selimut hangat hingga wajah, tetapi biarkan mulutnya tidak tertutup selimut. Jika selimut tidak tersedia, gunakan panas tubuh kamu yang menolongnya untuk menghangatkan tubuh pasien.
Jika pasien masih sadar, cobalah untuk memberi mereka minuman hangat atau sup yang dapat membantu meningkatkan suhu tubuh.
Kompres hangat
Kompres hangat menggunakan kain yang dibasahi air hangat, atau botol berisi air hangat, akan membantu penderita hipotermia. Gunakan yang hangat, bukan panas. Kompres pada bagian dada, leher, atau selangkangan. Jangan mengompres lengan atau kaki, dan jangan gunakan bantal pemanas atau lampu pemanas. Menerapkan kompres ke area ini akan mendorong darah dingin kembali ke jantung, paru-paru, dan otak, yang bisa berakibat fatal. Suhu yang terlalu panas dapat membakar kulit atau menyebabkan henti jantung.
Pantau pernapasan pasien
Pantau pernapasan penderita hipotermia. Jika pernapasan tampak sangat lambat, atau jika mereka kehilangan kesadaran, lakukan CPR jika kamu sudah terlatih untuk melakukannya.
CPR atau cardiopulmonary resuscitation, dalam istilah Bahasa Indonesia disebut RJP atau resusitasi jantung paru, adalah upaya pertolongan medis untuk mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh seseorang. Caranya dengan menekan atau memompa bagian jantung penderita dengan kedua telapak tangan kamu.
Perawatan medis
Setelah pertolongan pertama diberikan, dan pasien hipotermia parah itu telah berada di tangan dokter atau tenaga medis maka tindakan berikutnya adalah berupa perawatan secara medis. Pasien dapat diobati dengan cairan hangat yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah. Seorang dokter akan menghangatkan kembali darah, prosedur di mana mereka mengambil darah, menghangatkannya, dan kemudian memasukkannya kembali ke dalam tubuh.
Penghangatan kembali saluran napas juga dapat dilakukan melalui masker dan selang hidung. Menghangatkan perut melalui pompa perut, di mana larutan air asin hangat dipompa ke perut, juga dapat membantu.