Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah
Rosuvastatin dan atorvastatin merupakan dua jenis obat golongan statin yang pada umumnya digunakan pada pasien yang sedang ingin menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi tingkat risiko penyakit jantung koroner. Kedua obat tersebut bekerja dengan menggunakan cara menghambat enzim HMG-CoA reductase, yang berkontribusi dalam produksi kolesterol.
Pilihan pengobatan diantara kedua jenis obat tersebut kerap bergantung pada faktor seperti respon pasien, efek samping potensial dan biaya. Meskipun keduanya terdengar efektif, tetapi beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa rosuvastatin mungkin memiliki sedikit lebih besar dalam menurunkan kadar kolesterol LDL.
Di samping itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter kesehatan untuk meminta saran yang personal.
Perbedaan
Pada umumnya atorvastatin dikenal dan disebut juga dengan nama mereknya yaitu lipitor. Kedua merek tersebut sama-sama tersedia dalam bentuk tablet oral. Obat ini tersedia dalam ukuran 10 mg 20, 40 mg dan 80 mg.
Di awal konsumsi atorvastatin, biasanya diberikan dalam dosis 10 hingga 20 mg oral sekali sehari atau 40 mg oral sekali sehari. Ketika telah memulai terapi, dosis dapat disesuaikan secara individual dalam kisaran 10 hingga 80 mg, berdasarkan tingkat lipid pasien, toleransi pasien dan penilaian klinis pemberi resep.
Kedua jenis obat ini, yaitu atorvastatin dan Lipitor, sama-sama dapat dikonsumsi kapan saja sepanjang hari dengan atau tanpa makanan.
Sedangkan untuk nama merek rosuvastatin adalah crestor. Rosuvastatin dan crestor tersedia dalam bentuk tablet oral dan kapsul oral. Cara minum kapsul oral dapat dibuka dan ditaburi saus apel untuk pasien yang kesulitan untuk menelan.
Ukuran dari tablet ini tersedia dalam bentuk 5mg, 10 mg 20 m 20 mg dan 40 mg. Untuk pemeliharaan, biasanya menggunakan dosis 5 sampai 40 mg secara oral sekali sehari. Sedangkan untuk dosis 40 mg diperuntukkan bagi pasien yang tidak mencari target LDL untuk dosis 20 gram.
Jalur metabolisme merupakan salah satu perbedaan signifikan antara atorvastatin dan rosuvastatin. Secara luas, metabolisme atorvastatin di hati oleh CYP3A4 berada di hati, enzim dan saluran pencernaan. CYP3A4 memiliki tugas untuk metabolisme berbagai obat. Namun sebaliknya, metabolisme rosuvastatin berada di metabolisme enzim 2C9 dan sedikit dipengaruhi oleh CYP3A4.
Maka dari itu, rosuvastatin menolak interaksi obat dan makanan yang lebih sedikit dibandingkan dengan atorvastatin.
Atorvastatin dan rosuvastatin telah disetujui oleh FDA sebagai terapi dalam menurunkan lipid pada lini pertama orang dewasa. Keduanya juga disetujui untuk pengobatan hiperkolesterolemia familial pada anak, yaitu kondisi dimana genetik yang mengancam jiwa dapat menyebabkan meningkatnya LDL atau rendahnya HDL.
Pengertian Hiperlipidemia
Hiperlipidemia atau dislipidemia disebut juga dengan kolesterol tinggi. Kolesterol adalah zat lilin yang dihasilkan oleh hati dan sangat penting untuk proses pembentukan sel.
Pada saat terjadi jumlah kolesterol yang berlebihan dalam darah, hal tersebut bisa menjadi potensi yang memicu terjadinya masalah yaitu:
LDL diklasifikasikan sebagai kolesterol jahat. LDL memiliki kadar yang diinginkan, yaitu kurang lebih 110 MG atau DL, dengan kadar kolesterol tersebut totalnya kurang lebih 170 mg/dL.
HDL dikenal sebagai kolesterol baik. Zat ini memiliki kadar yang ideal yaitu sebesar 6 mg atau DL.
Menurut penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2015-2016 lebih dari 12% orang dewasa yang berusia dari 20 tahun ke atas memiliki kolesterol tubuh lebih dari 240 mg/dl dan lebih dari 18% memiliki kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL) yang kurang dari 40 mg/dL.
Manfaat
Baik rosuvastatin maupun atorvastatin memiliki manfaat yang serupa dalam menurunkan kadar kolesterol, terutama kolesterol LDL (kolesterol jahat), dan juga mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.
Di samping itu, kedua pengobatan tersebut juga dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) yang ada di dalam darah.
Manfaat tambahan yang ada dalam kedua pengobatan tersebut juga berhubungan dengan penggunaan statin. Contohnya seperti mengurangi peradangan, stabilisasi plak arteri, dan potensi efek antioksidan.
Tetapi, sama halnya dengan semua obat, manfaatnya bisa didapat sesuai dengan masing-masing individu yang memiliki kondisi kesehatan dan faktor risiko yang akan berbeda.
Efek samping
Rosuvastatin dan atorvastatin umumnya baik ditoleransi. Tetapi layaknya seperti semua lainnya kedua obat tersebut dapat menyebabkan efek samping. Efek samping yang umum yaitu rasa nyeri otot atau kelemahan, gangguan pencernaan, sakit kepala, dan gangguan tidur.
Pada sebagian orang obat tersebut dapat menyebabkan efek samping serius. Contohnya seperti hepatotoksisitas (kerusakan hati), rabdomiolisis (kerusakan otot yang parah), dan gangguan fungsi hati.
Bahkan, beberapa orang juga dapat mengalami gangguan seperti neurologis seperti kebingungan atau gangguan memori. Maka dari itu penting untuk memperhatikan dan melaporkan setiap gejala yang timbul atau gejala tidak biasa yang Anda rasakan kepada dokter saat mengkonsumsi obat tersebut.
Penting untuk diketahui
Berikut ini adalah hal-hal penting yang perlu diketahui tentang Rosuvastatin dan Atorvastatin.
___________________________
Referensi :
D. Pella, R. Rybar, and V. Mechirova, “Pleiotropic effects of statins,” Acta Cardiologica Sinica, vol. 21, no. 4, pp. 190–198, 2005.
M. Studer, M. Briel, B. Leimenstoll, T. R. Glass, and H. C. Bucher, “Effect of different antilipidemic agents and diets on mortality: a systematic review,” Archives of Internal Medicine, vol. 165, no. 7, pp. 725–730, 2005.
P. J. Neuvonen, J. T. Backman, and M. Niemi, “Pharmacokinetic comparison of the potential over-the-counter statins simvastatin, lovastatin, fluvastatin and pravastatin,” Clinical Pharmacokinetics, vol. 47, no. 7, pp. 463–474, 2008.
J. E. Edwards and R. A. Moore, “Statins in hypercholesterolaemia: a dose-specific meta-analysis of lipid changes in randomised, double blind trials,” BMC Family Practice, vol. 4, pp. 1–19, 2003.
M. Kurabayashi and T. Yamazaki, “Superior benefit of aggressive lipid-lowering therapy for high-risk patients using statins: the SUBARU study—more hypercholesterolemic patients achieve Japan atherosclerosis society LDL-C goals with rosuvastatin therapy than with atorvastatin therapy,” Journal of Atherosclerosis and Thrombosis, vol. 15, no. 6, pp. 314–323, 2008.
K. J. Liao, “Safety and efficacy of statins in Asians,” American Journal of Cardiology, vol. 99, no. 3, pp. 410–414, 2007.
N. J. Stone, J. Robinson, A. H. Lichtenstein et al., “ACC/AHA guideline on the treatment of blood cholesterol to reduce atherosclerotic cardiovascular risk in adults: a report of the American College of cardiology/American Heart Association task force on practice guidelines,” Circulation, 2013.
National Cholesterol Education Program, “Executive summary of the third report of the National Cholesterol Education Program (NCEP) expert panel on detection, evaluation, and treatment of high blood cholesterol in adults (adult treatment panel III),” Journal of the American Medical Association, vol. 285, no. 19, pp. 2486–2497, 2001.
J. H. O'Keefe Jr., L. Cordain, W. H. Harris, R. M. Moe, and R. Vogel, “Optimal low-density lipoprotein is 50 to 70 mg/dl: lower is better and physiologically normal,” Journal of the American College of Cardiology, vol. 43, no. 11, pp. 2142–2146, 2004.
P. H. Jones, M. H. Davidson, E. A. Stein et al., “Comparison of the efficacy and safety of rosuvastatin versus atorvastatin, simvastatin, and pravastatin across doses (STELLAR* trial),” American Journal of Cardiology, vol. 92, no. 2, pp. 152–160, 2003.