Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Obat Pereda Nyeri: Cataflam VS Ponstan

Artikel dipublikasikan : 28 November 2021 10:15
Dibaca : 26082 kali

Sakit gigi merupakan kondisi munculnya rasa nyeri di dalam atau di sekitar gigi dan rahang. Tingkat keparahan rasa nyeri dapat bervariasi, mulai dari yang hingga hingga yang berat. Sakit gigi dapat terjadi secara terus-menerus dan dapat terasa timbul-hilang. Sakit gigi sering kali menjadi pertanda adanya gejala dari penyakit pada gigi atau gusi, namun pada kasus tertentu, sakit gigi dapat menjadi tanda adanya penyakit lain pada bagian tubuh sehingga menimbulkan nyeri yang menjalar ke sekitar gigi, seperti gangguan saraf di wajah atau serangan jantung.

Sakit gigi bukanlah penyakit berbahaya yang dapat mengancam nyawa, namun perlu mendapat penanganan medis atau diobati untuk menghindari terjadinya pembusukan gigi. Sakit gigi dapat membuat penderitanya mengalami rasa nyeri yang bahkan tidak nyaman, sampai mengganggu kegiatan sehari-hari. 

Saat ini banyak tersedia obat pereda nyeri akibat sakit gigi, dua diantaranya yang sering digunakan untuk meredam sakit gigi adalah Cataflam dan Ponstan. Lantas bagaimana kedua obat ini bekerja untuk meredakan sakit gigi? Berikut ulasannya.

  1. Penjelasan Cataflam dan Ponstan

Cataflam merupakan obat untuk meredam rasa nyeri seperti yang diakibatkan oleh sakit gigi, nyeri haid, atau sakit kepala ringan. Obat ini juga dapat digunakan sebagai pereda keluhan nyeri dan radang sendi akibat artritis rheumatoid, osteoarthritis, atau spondylitis ankilosa. 

Sedangkan Ponstan adalah obat yang bermanfaat untuk meredakan nyeri serta peradangan dan termasuk dalam golongan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).  Ponstan dapat digunakan sebagai obat pereda sakit pada keluhan nyeri sendi, sakit gigi, sakit kepala, atau nyeri haid.

Baca Juga: Berkenalan dengan Voltaren, Obat Pereda Nyeri Tubuh

  1. Kandungan Cataflam dan Ponstan

Cataflam memiliki kandungan diclofenac potassium atau diclofenac sodium. Diclofenac yang terkandung pada Cataflam bekerja dengan cara menghambar enzim yang memproduksi prostaglandin, yakni zat yang memicu munculnya gejala radang saat tubuh mengalami kerusakan atau luka. 

Sementara tiap tablet selaput Ponstan mengandung bahan aktif 500 mg asam mefenamat yang bekerja dengan cara menghambat pembentukan zat kimia tubuh yang disebut prostaglandin. Prostaglandin dihasilkan saat terdapat cedera pada jaringan tubuh, yang berfungsi mencegah perdarahan dan mempercepat proses pemulihan luka. 

  1. Jenis Cataflam dan Ponstan

Cataflam tersedia dalam kemasan tablet, sirop, dan serbuk. Jenis Cataflam yang banyak dijual di apotek adalah:

  • Cataflam 50 mg berbentuk tablet, yang pada tiap tabletnya mengandung 50 mg diclofenac potassium.

  • Cataflam 25 mg berbentuk tablet, yang pada tiap tabletnya mengandung 25 mg diclofenac potassium.

  • Cataflam Fast 50 mg berbentuk serbuk, yang pada tiap sachetnya mengandung 50 mg diclofenac potassium.

  • Cataflam D 50 mg berbentuk tablet dispersible, yang tiap tabletnya mengandung 50 mg diclofenac sodium.

  • Cataflam Drops berbentuk sirop, yang tiap mililiternya mengandung 15 mg diclofenac sodium.

Sedangkan Ponstan tersedia dalam bentuk tablet salut selaput, dengan ukuran dosis 250 mg dan 500 mg.

  1. Dosis Cataflam dan Ponstan

Ponstan diberikan untuk mengatasi nyeri orang dewasa dan anak di atas usia 14 tahun. Penggunaan dosis Ponstan akan tergantung pada kondisi medis dan respon seseorang terhadap pengobatan yang diberikan. Berikut adalah beberapa dosis-dosis yang direkomendasikan untuk beberapa kondisi kesehatan:

  • Sebagai pereda nyeri saat menstruasi (dismenore)

Gunakan Ponstan 500 mg yang dilanjutkan dengan dosis 250 mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan sejak menstruasi dimulai. Pada umumnya penggunaan Ponstan untuk kondisi ini digunakan selama 2 sampai 3 hari pertama menstruasi saja.

  • Sebagai obat sakit karena menstruasi berlebihan (menorrhagia)

Penggunaan Ponstan untuk sakit berlebihan yang diakibatkan menstruasi, sama halnya dengan pereda nyeri untuk dismenore. Hanya saja yang perlu diperhatikan Ponstan tidak boleh dikonsumsi lebih dari 7 hari, kecuali atas saran dokter.

  • Sebagai obat rasa sakit

Begitu pula dengan Ponstan sebagai peredam rasa sakit, dosis yang digunakan pun sama. Hanya saja, durasi waktu yang dibutuhkan menyesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan. 

Baca Juga: Ketahui 11 Cara Menghilangkan Sakit Kepala Tanpa Obat    

Sementara penggunaan dosis Cataflam yang disarankan adalah sebagai berikut:

  • Sebagai pereda nyeri menstruasi atau dismenore, dosisnya sebanyak 50 sampai 100 mg, untuk dikonsumsi 3 kali sehari.

  • Sebagai pereda keluhan osteoarthritis, dosisnya sebanyak 50 mg, untuk dikonsumsi 2 sampai 3 kali sehari

  • Sebagai pereda keluhan rheumatoid arthritis, dosisnya sebanyak 50 mg, dikonsumsi 3 sampai 4 kali sehari

Namun yang perlu diperhatikan adalah, baik Cataflam atau Ponstan sangat tidak disarankan jika dikonsumsi dengan menambahkan dosis sendiri tanpa saran dari dokter. 

  1. Interaksi Cataflam dan Ponstan dengan obat lain

Baik Cataflam dan Ponstan, keduanya sama-sama memiliki risiko interaksi jika dikonsumsi bersamaan dengan jenis obat lainnya. 

Berikut adalah beberapa interaksi yang dapat terjadi jika Ponstan dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan lainnya:

  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika dikonsumsi bersamaan dengan obat OAINS lainnya seperti aspirin

  • Penurunan efektivitas jika digunakan bersama dengan probenecid 

  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping obat golongan glikosida jantung, methotrexate, atau mifepristone

  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna jika digunakan bersama obat antidepresan, antikoagulan, atau kortikosteroid

  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan bersama obat antihipertensi, diuretic, digoxin, lithium, ciclosporin, atau tacrolimus

  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama zidovudine

  • Peningkatan risiko terjadinya hipoglikemia jika digunakan bersama metformin

Sedangkan beberapa interaksi yang dapat terjadi jika Cataflam dikonsumsi bersama obat lain, antara lain adalah:

  • Peningkatan efek toksik dari digoxin, lithium, cyclosporine, atau methotrexate

  • Peningkatan kadar Cataflam dalam darah jika dikonsumsi dengan voriconazole

  • Penurunan efektivitas jika dikonsumsi dengan rifampicin

  • Penurunan efek tekanan darah dan peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan dengan obat diuretic, ACE inhibitor atau ARB

  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika dikonsumsi bersama obat selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), antikoagulan seperti warfarin, atau antiinflamasi nonsteroid (OAINS) termasuk aspirin. 

  1. Efek samping Cataflam dan Ponstan

Efek samping yang dapat terjadi usai mengonsumsi Cataflam yang mengandung diclofenac sodium antara lain adalah rasa mual, perut kembung, konstipasi, diare, sakit kepala, pusing, rasa kantuk, dan heartburn.

Sedangkan Ponstan memiliki efek samping yang dapat dirasakan seperti diare, konstipasi, sakit kepala, pusing, telinga berdenging, sakit perut, sakit maag, mual, dan muntah.

Baca Juga: Ampuh! Cara Menghilangkan Nyeri Haid Tanpa Obat

Obat seperti Cataflam dan Ponstan memang berkhasiat untuk meredam rasa nyeri, namun lakukan pemeriksaan medis ke dokter di rumah sakit jika gejala nyeri yang dirasakan tidak berkurang atau bahkan menjadi lebih parah. Anda juga bisa melakukan telekonsultasi melalui website dan aplikasi OkeKlinik, yang dapat menghubungkan pasien dengan penyedia jasa dan layanan kesehatan, yang sudah terlisensi medis di masing-masing bidangnya. OkeKlinik dapat diakses oleh siapa saja, kapan, dan dimana saja hanya dalam genggaman gadget Anda, karena OkeKlinik; It’s Oke, OkeKlinik is Here and We Bring Clinic to Your Home.

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com