Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah
Tekanan darah rendah (hiptensi) yang ditunjukan tensimeter di bawah angka 90/60 dikategorikan sebagai hipotensi. Hipotensi ini merupakan salah satu kondisi tekanan darah di dalam arteri lebih rendah dari tekanan darah normal.
Berapa tekanan darah normal? Tekanan darah normal berkisar di atas 90/60 hingga 120/80 mmHg. Di atas angka 120/80 mmHg, tekanan darah dikategorikan sebagai hipertensi.
Tekanan darah pada siapapun bisa berubah sepanjang waktu, hal ini tergantung dengan aktivitas yang dilakukan masing-masing orang.
Namun dalam konteks ibu hamil yang mengalaminya tekanan darah rendah, mereka bisa mengalami pusing dan mata berkunang-kunang, lemas, konsentrasi berkurang, dan sesak napas. Healthline menyebut hipotensi tidak berbahaya, namun hipotensi bisa menjadi gejala penyakit tertentu.
Untuk meringankan keluhan yang dirasakan akibat tekanan darah rendah, ibu hamil bisa menjaga pemenuhan asupan cairan dengan cara minum air putih kurang lebih sebanyak 2,5 liter per hari.
Disebutkan juga, meski tidak memerlukan penanganan khusus, tekanan darah rendah saat hamil biasanya akan kembali normal setelah melahirkan.
Namun kali ini Oke Klinik akan membahas tentang sebab mengapa ibu hamil sering kali mengalami tekanamn darah rendah. Para dokter melalui berbagai riset mengemukakan pendapat hal itu karena adanya perubahan hormon. Selain perubahan hormon, peningkatan aliran darah ke janin juga menjadi penyebabnya. Anemia, dehidrasi, infeksi, jantung berdebar-debar, minimnya asupan nutrisi, dan pengaruh obat yang dikonsumsi juga menjadi alasannya.
Baca Juga : Perbedaan Tekanan Darah Rendah dan Kurang Darah
1. Perubahan hormon
Ketika ibu sedang mengandung terjadi perubahan kadar hormon estrogen. Hormon estrogen ini meningkat sangat pesat. Dilihat dari sisi poositif, hormon ini akan menjadikan wajah ibu hamil bakal terlihat lebih bercahaya atau disebut juga dengan pregnancy glow.
Namun sayangnya peningkatan yang drastis itu membuat tubuh tidak siap sehingga ibu hamil akan mengalami mual dan kemudian muntah sehingga akan menjadikan kehilangan nutrisi di masa kehamilannya. Nutrisi yang kurang inilah yang kemudian menjadi penyebab tekanan darah rendah.
2. Anemia
Dalam sebuah ulasan dilansir dari Kompas.com, anemia pada ibu hamil perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi lahir prematur, dan kematian pada ibu. Ibu hamil berisiko mengalami anemia karena sebagian darahnya digunakan untuk mencukupi nutrisi bayi dalam kandungan.
Anemia sendiri adalah kondisi saat tubuh kekurangan sel darah merah sehat untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Saat jaringan tubuh kekurangan oksigen, kinerja organ jadi terhambat.
3. Dehidrasi
Bagi ibu hamil, waspadai jika telah mengalami haus yang terus menerus. Ini merupakan tanda awal dehidrasi. Umumnya, ibu hamil akan merasakan hal-hal tidak nyaman di seputar mulut hingga tenggorok seprti kering dan bibir pecah-pecah.
Sebagai tanda lebih lanjut, tubuh akan memberi sinyal melalui tanda seperti kulit terasa kurang elastis, jarang buang air kecil, merasa cepat lelah, sembelit, frekuensi urine menurun, urine berwarna kuning, dan sakit kepala.
4. Infeksi
Menurunnya tekanan darah karena infeksi disebut dengan septimesia, banyak juga yang menyebutnya dengsn sepsis atau septikemia dan akan menjadi lebih parah dengan sebutan sepsis. Sepsis dapat terjadi jika kuman berhasil masuk ke pembuluh darah dan menyebabkan shock serta membutuhkan penanganan serius dan lama.
Dalam theasianparent.com disebutkan sepsis bisa menyebabkan peradangan di seluruh tubuh dan bisa menyebabkan pembekuan darag yang akhirnya bisa menghalangi oksigen mencapai organ vital. Bahkan sepsis yang parah bisa mengakibatkan kegagalan fungsi organ penting tubuh.
Baca Juga : Pilihan Makanan Penambah Tekanan Darah untuk Ibu Hamil
5. Perubahan aliran darah ke janin
Sistem peredaran darah ibu hail berkembang selama kehamilan. Hal itu untuk mengakomodasi janin di kandungan. Masih menurut Healthline, ketika sirkulasi mengembang, ibu hamil sangat mungkin mengalami sedikit penurunan darah. Hipotensi biasa terjadi selama 24 minggu pertama kehamilan. Namun, hipotensi biasanya tidak cukup signifikan untuk menimbulkan kekhawatiran.
6. Jantung berdebar-debar
Beberapa gangguan pada jantung dapat menurunkan tekanan darah. Termasuk jika seseorang memiliki detak jantung yang rendah, masalah dengan saluran dan katup jantung, serangan jantung, dan gagal jantung. Tekanan darah menurun diakibatkan jantung gagal memompa darah agar mengalir lancar ke seluruh tubuh.
7. Kurangnya asupan nutrisi
Kekurangan vitamin terutama dari jenis vitamin B dan folat dapat menyebabkan anemia. Pada anemia, tubuh kekurangan sel darah merah yang notabene adalah pengantar oksigen bagi jantung. Ini bisa menyebabkan gangguan pada jantung dan memicu hipotensi.
Ibu hamil harus mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang. Makanan ini tidak terbatas bahan tertentu, tetapi semakin beragam kandungan nutrisunya maka akan semakin baik, contoh roti gandum, ikan, telur, buah-buahan, dan sayuran. Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan tinggi garam serta penyedap rasa buatan karena makanan tersebut dapat meningkatkan tekanan darah yang jutru berisiko lebih tinggi.
Konsumsi juga vitamin prenatal yang memiliki kandungan asam folat, zat besi, kalsium, zinc, vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin D, dan vitamin C dan E.
8. Pengaruh obat yang dikonsumsi
Beberapa jenis obat dapat memicu hipotensi. Obat tersebut antara lain jenis obat diuretik, beta bloker, obat bagi penyakit Parkinson, dan obat untuk masalah jantung.
Tekanan darah rendah sering juga membuat ibu hamil merasa lemas, dan bisa saja terjatuh tiba-tiba. Jatuh inilah yang kemudian akan membahayakan bayi yang ada dalam kandungan.
Seperti dilansir Popmama, biasanya ibu hamil akan mengalami pusing dan merasa berkunang-kunang setelah duduk lama atau jongkok. Jika Mama pengguna toilet jongkok, Mama harus berhati-hati saat bangun. Lakukan dengan perlahan.
Jika ibu hamil mulai merasakan tanda-tanda bertekanan darah rendah seperti sakit kepala, sesak napas, nyeri dada, pusing, atau lemas, cobalah hubungi dokter. Dokter akan melakukan dialog, pemeriksaan, dan mencari tahu penyebabnya.
Jangan khawatir untuk konsultasi dokter saat pandemi. Okeklinik akan mambantu siapaun termasuk ibu hamil yang akan berkonsultasi dengan cara yang mudah, biaya ringan, dan efisien secara waktu.
Baca Juga : Buah Yang Paling Cocok untuk Penderita Tekanan Darah Rendah
Sebagai pertolongan pertama untuk diri sendiri, ibu hamil yang telah mengenali gejala tekanan darah rendah juga bisa melakukan beberapa hal seperti yang dilansir Popmama ini:
1. Cobalah berbaring menghadap ke kiri karena posisi ini bisa meningkatkan aliran darah ke jantung.
2. Hindari beberapa gerakan tiba-tiba terutama ketika berdiri dari posisi duduk dan jongkok.
3. Hindari berdiri untuk jangka waktu yang lama.
4. Menggunakan support stockings atau maternity tights. Meski daster menjadi favorit karena dingin dan longgar, namun untuk perempuan aktif direkomendasikan untuk mengenakan maternity tights yang berbahan elastis agar membuat ibu hamil tetap mampu bergerak aktif.
5. Hindari minuman dan makanan mengandung kafein atau minuman beralkohol.
6. Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil beberapa kali seharian, bukan tiga kali makan besar. jangan lupa untuk memperhatikan kandungan nutrisi dan jangan telalu banyak gula atau terlalu banyak garam.
7. Berolahraga secara teratur karena mempertajam refleks dan membantu menjaga tekanan darah dalam kisaran normal.