Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Perbedaaan Pengobatan Herbal vs Obat-Obatan Kimia

Artikel dipublikasikan : 24 Desember 2022 19:57
Dibaca : 2406 kali

Foto: Freepik

Masyarakat seringkali membandingkan efektivitas penggunaan obat herbal vs obat-obatan dari bahan kimia. Apakah pengobatan herbal lebih manjur dari obat-obatan dari bahan kimia, dapat disimak pada artikel ini. 

Penulis : Sholahudin Achmad

Indonesia terkenal sebagai negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satunya, adalah berupa herbal atau rempah-rempah. Berbagai macam tanaman, buah dan akar-akaran dihasilkan untuk kesehatan tubuh. Ada lebih dari 5.000 jenis tumbuhan yang berpotensi menghasilkan herbal dan obat-obatan medis. 

Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat menghasilkan berbagai metode pengobatan. Namun demikian, masyarakat masih banyak yang memperbandingkan penggunaan obat herbal vs obat-obatan kimia. 

Diyakini bahwa obat-obat herbal merupakan cara yang terbaik untuk menjaga kesehatan. Hal ini dikarenakan obat herbal berasal dari  bahan alami yang diyakini lebih aman. Padahal dalam kenyataannya,  obat-obatan kimia juga menggunakan bahan dasar alami yang juga mempunyai khasiat yang ampuh dan cepat dalam pengobatan. 

Jadi, baik pengobatan herbal atau kimia, keduanya sama-sama berkhasiat untuk kesehatan tubuh. Untuk itu, berikut adalah beberapa pembahasan tentang obat herbal vs obat-obatan kimia.

Perbedaan herbal vs obat-obatan berbahan kimia 

bat herbal memang sudah dikenal dari zaman nenek moyang. Herbal seringkali digunakan sebagai cara untuk menjaga kesehatan. Hal ini diyakini karena herbal terbuat dari bahan alami yang dipercaya lebih aman untuk tubuh. 

Pada faktanya, ternyata obat kimia juga menggunakan campuran bahan alami.  Obat kimia menggunakan campuran tanaman, buah, dan akar dalam bajan dasarnya. 

Hanya bedanya, dalam herbal, tanaman, buah dan akar biasanya digunakan secara utuh untuk mendapatkan senyawa aktif. Sedangkan obat kimia menggunakan  bahan dasar alami yang diolah dengan teknologi terkini. 

Ada banyak jenis obat kimia yang menggunakan bahan dasar tanaman, sebagai contoh antara  aspirin, digoxin, dan morfin. Perbedaan, obat kimia menggunakan teknologi khusus untuk mengambil ekstrak dari bahan aktif yang ada dalam tanaman, buah dan akar yang akan dibutuhkan sebagai campurannya. 

Sedangkan pada herbal, semua bahan seperti tanaman, buah dan akar dikonsumsi secara langsung, direbus, ditumbuk atau dibuat jamu tradisional sehingga tidak memerlukan proses. 

Salah satu cara yang sering  dilakukan masyarakat untuk menjaga kesehatan adalah dengan mengkonsumsi jamu tradisional. Selain karena harganya yang relatif murah, jamu juga mudah didapatkan di warung,  minimarket atau penjual jamu keliling.  

Saat ini, masyarakat memiliki banyak pilihan, apakah mau menggunakan herbal alami ataupun obat-obatan kimia. Namun, sebelum memutuskan mau pilih herbal atau obat kimia, sebaiknya masyarakat memiliki pengetahuan yang memadai agar dapat mempertimbangkan memilih produk herbal atau obat kimia. 

Terkadang obat herbal dan obat dari bahan kimia memiliki senyawa yang dapat berkolaborasi sehingga menghasilkan pengobatan yang lebih optimal. Obat kimia biasanya sudah diatur secara ketat oleh badan administrasi obat dan makanan. Obat kimia yang akan dijual diuji secara klinis sehingga aman dikonsumsi. Ada kalanya obat kimia bekerja lebih cepat daripada herbal. 

Adakah efek samping herbal dan obat kimia? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, diperlukan pengecekan secara langsung. Sebelum mengonsumsi herbal atau obat kimia, sangat penting untuk mengetahui efek sampingnya. Hal ini penting untuk mempertimbangkan mana yang akan Anda pilih. 

Walaupun obat herbal sudah ada sejak zaman dahulu, namun penelitian ilmiah yang mempelajari keamanan dari herbal tersebut masih terbatas. 

Oleh karena itu, tingkat keamanan dari herbal masih belum dapat dipastikan, meskipun obat herbal tersebut berasal dari alam dan dipercaya memiliki efek samping yang hampir tidak ada. 

Pelaku pengobatan herbal meyakini bahwa penggunaan tanaman secara utuh akan mengurangi efek racun atau efek samping dari penggunaan obat tersebut. Tetapi, pada kenyataannya, penggunaan obat herbal juga seringkali berpotensi menyebabkan efek samping jika digunakan bersamaan dengan obat sintetis konvensional. 

Salah satu efek samping yang pernah ditemukan adalah interaksi echinacea dengan steroid anabolik yang dapat memicu kerusakan hati (hepatotoksisitas).

Karena pengaturan pengobatan herbal masih belum ketat, maka gambaran pasti tentang efek sampingnya juga tidak terdokumentasi dengan baik.  Hal inilah yang menyebabkan berbagai efek samping dari suplemen organik seolah-olah tidak ada, padahal ada. 

Obat kimia tentunya memiliki efek samping. Hal ini selalu disebutkan dalam kemasan. Efek samping dapat ringan hingga berat, dan ini berbeda-beda pada setiap orang. 

Namun, dengan penggunaan dan dosis yang sesuai, maka akan mengurangi risiko efek samping berat sehingga aman digunakan. 

Mana yang lebih baik ? Herbal atau obat kimia? 

Jawaban dari pertanyaan manakah yang lebih baik antara herbal atau obat kimia adalah tergantung kondisi tubuh. Setiap orang memiliki kondisi yang berbeda-beda. Maka dari itu, dibutuhkan pengujian untuk mengetahui  respons tubuh. 

Anda harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi herbal atau obat. Apalagi ada aturan pakai dan larangan konsumsi bagi ibu hamil dan orang dengan penyakit tertentu.  

Konsultasi dengan dokter penting dilakukan  untuk memastikan hasil terbaik pada tubuh. Jika Anda tidak sedang hamil atau menyusui dan ingin mengonsumsi herbal atau obat-obatan, tanyakan kepada dokter untuk menentukan dosis yang tepat, memahami efek samping, dan mewaspadai reaksinya dengan obat lain.

Hingga saat ini, belum ada standar yang jelas untuk suplemen organik. Obat jenis ini dapat disediakan dalam beberapa bentuk, seperti ramuan untuk diencerkan atau bubuk. Selain itu, derajat kandungan bahan aktif pada suplemen herbal dan dosis yang disarankan juga belum ada.

Untuk pemakaian obat kimia sendiri, bukan berarti sepenuhnya  aman untuk dikonsumsi.  Beberapa obat kimia dapat merusak organ tubuh. Apalagi jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Ada juga beberapa obat kimia yang dapat menyebabkan kecanduan pada penggunanya.

Obat-obatan buatan manusia juga bisa disalahgunakan. Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati insomnia dan rasa sakit juga berfungsi ganda sebagai narkotika dan berisiko membuat pasien kecanduan.

Maka dari itu, penggunaan obat kimia pun harus dikonsultasikan terlebih dahulu supaya tepat sasaran dan dosis tidak berlebihan sehingga efek samping dapat diminimalisir.

Pada intinya, penggunaan obat herbal dan kimia memiliki plus minusnya masing-masing. Untuk memilih antara keduanya atau menggabungkan keduanya, sebaiknya ditanyakan lebih dulu kepada dokter.  

Sebagai kesimpulan, penggunaan herbal atau obat kimia adalah sama-sama bertujuan untuk mengobati. Keduanya pun bisa digabungkan sesuai anjuran dokter. Pilihan mana yang terbaik tergantung pada masing-masing orang sesuai dengan kondisinya. Untuk itu, dibutuhkan pengetahuan yang cukup agar kamu bisa menentukan dengan bijak mana yang lebih cocok untuk tubuh kamu. Sehingga bisa menghindari kesalahan pengobatan dan kesehatan yang diinginkan pun bisa terwujud. 

 

_____________________________ 

Referensi:

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 007 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional

Vickers A, Zolman C, Lee R. Herbal Medicine. ABC of Complementary Medicine (ISBN 0 7279 12372) London: BMJ Books; 2000, edited by Dr Zollman and Dr Vickers.

Ekor M. The growing use of herbal medicines, issues relating to adverse reactions and challenges in monitoring safety. Frontiers in Pharmacology; 2014:4(177).

IIK Bhakti WiyataMengembangkan Ahli Kesehatan

https://health.detik.com/ulasan-khas/d-2223105/sedang-minum-obat-dokter-boleh-tetap-minum-jamu-kok-asal.

https://www.suara.com/health/2020/08/07/210820/jamu-herbal-vs-obat-kimia-untuk-pengobatan-mana-yang-lebih-cespleng

https://www.suara.com/health/2021/06/23/115515/bolehkah-obat-herbal-dan-obat-kimia-diminum-bersamaan-ini-kata-dokter-zaidul-akbar

https://iik.ac.id/blog/amankah-kombinasi-obat-kimia-obat-herbal/

 
Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com