Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Perbedaan Demam Berdarah dan Chikungunya

Artikel dipublikasikan : 28 Agustus 2022 14:14
Dibaca : 560 kali

Foto: Freepik

Meskipun sama-sama disebabkan oleh gigitan nyamuk, namun ada perbedaan antara demam berdarah dan demam chikungunya. Perbedaan itu terdapat pada jenis virus, masa inkubasi virus, tanda-tanda dan gejalanya, dan tingkat kematian. 

Penulis : Sholahudin Achmad

Perbedaan demam berdarah dan chikungunya sekilas agak samar. Karena keduanya menimbulkan demam tinggi dan sama-sama disebabkan oleh gigitan nyamuk. 

Namun jika dikenali lebih detail lagi, maka perbedaan demam berdarah dan chikungunya terlihat jelas.    

Baca Juga: Perbedaan Gejala DBD dengan COVID 19

Perbedaan penyebab demam berdarah dan chikungunya 

Penyebab demam berdarah adalah virus flaviviridae flavivirus yang dibawa oleh nyamuk. Dua jenis nyamuk yang bisa terinfeksi dan menularkan virus ini ke manusia adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus

Sedangkan penyebab chikungunya adalah virus Togaviridae alphavirus yang dibawa lewat gigitan nyamuk betina chikungunya yang terinfeksi virus tersebut.  

Satu dari empat orang yang terinfeksi virus demam berdarah akan mengembangkan penyakit tersebut.  Sedangkan pada chikungunya, probabilitasnya lebih tinggi, yakni tiga dari empat orang yang  terinfeksi virus ini akan mengembangkan penyakitnya. 

Masa inkubasi virus 

Perbedaan masa inkubasi virus demam berdarah dan chikungunya adalah sebagai berikut: 

Demam berdarah: Masa inkubasi virus berlangsung dalam empat hingga tujuh hari, atau dalam kisaran tiga hingga 14 hari. Beberapa pasien dapat mengalami konsekuensi yang mengancam jiwa dan memerlukan rawat inap.

Chikungunya : Masa inkubasi virus adalah tiga sampai tujuh hari, atau dalam kisaran dua hingga 12 hari. Gejala akut chikungunya biasanya sembuh dalam tujuh sampai sepuluh hari.

Kemungkinan dapat terserang kembali  

Apabila sudah pernah terserang, maka kemungkinan penyakit demam berdarah akan menyerang lagi dapat dimungkinkan. Hal ini karena ada 4 virus dengue yang berbeda, sehingga seseorang dapat terinfeksi hingga 4 kali. Misalnya infeksi pertama disebabkan oleh salah satu jenis virus dengue, maka orang tersebut masih bisa terserang tiga jenis virus dengue yang lain. 

Sedangkan pada demam chikungunya, setelah terinfeksi maka itu sudah dianggap memberikan kekebalan seumur hidup pada penderita. Jadi, pasien kemungkinan tidak akan terserang chikungunya lagi pada masa mendatang.  

Baca Juga: Waspadai Gejala DBD pada Remaja

Perbedaan gejala 

Dilihat dari waktu munculnya gejala, pada demam berdarah gejala akan muncul dalam tiga hingga empat hari setelah infeksi dan berkurang sekitar tiga sampai empat minggu dengan obat-obatan dan istirahat. 

Sedangkan gejala chikungunya dimulai dengan demam mendadak dalam dua hingga empat hari setelah terpapar,  dan bisa memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk penyembuhan. 

Pada gejala awal tampaknya hanya ada perbedaan sedikit antara demam berdarah dan chikungunya. Gejala awal demam berdarah pada saat awal meliputi demam, nyeri pada persendian, nyeri mata, dan ruam.

Sedangkan untuk gejala awal chikungunya,  meliputi demam, nyeri sendi dan otot, infeksi mata, dan ruam. 

Lokasi ruam pada chikungunya, muncul di dada dan lengan. Sedangkan pada demam berdarah, ruam muncul di lengan dan wajah. 

Sedangkan untuk lokasi nyeri sendi, pada pasien demam berdarah, nyeri sendi biasanya terjadi di bahu dan lutut. Sedangkan pada chikungunya, lokasi nyeri sendi adalah di tangan, pergelangan tangan, kaki, dan kaki. 

Nyeri sendi pada demam berdarah lebih berbahaya dari chikungunya. Namun, nyeri sendi karena chikungunya bisa bertahan selama bertahun-tahun. 

Baca Juga: Chikungunya - Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Tingkat kematian demam berdarah lebih tinggi dari chikungunya 

Demam berdarah lebih beresiko pada kematian, jika tidak diobati,  dibandingkan dengan chikungunya. Tingkat kematian demam berdarah apabila tidak diobati mencapai 50 persen. Sedangkan apabila chikungunya tidak diobati, tingkat kematiannya adalah 0,1 persen. 

Virus chikungunya jarang berakibat fatat. Bahkan pasien bisa sembuh dengan sendirinya.  Memang gejalanya bisa parah,  dan melumpuhkan. Gejala nyeri sendi chikungunya dapat berlangsung beberapa bulan, bahkan setelah 1 tahun, 20 persen pasien melaporkan nyeri sendi berulang.

Penanganan demam berdarah dan chikungunya 

Penanganan demam berdarah dan chikungunya dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 

Atasi gejala: Dokter akan menganalisis status hidrasi dan hemodinamik dan memberikan perawatan sesuai kebutuhan. Jika cukup, dokter akan menganjurkan pasien untuk istirahat dan minum cairan.

Rawat atau kelola kondisi lain: Dokter mengevaluasi kondisi serius lainnya, seperti misalnya, malaria dan infeksi bakteri. 

Meredakan demam dan nyeri: Pasien direkomendasikan minum obat asetaminofen atau parasetamol sampai dengue disingkirkan. Aspirin dan NSAID (seperti ibuprofen) dapat meningkatkan risiko perdarahan pada penderita DBD. NSAID, kortikosteroid, atau fisioterapi dapat membantu mengobati nyeri sendi yang persisten.

Mengurangi risiko penularan lebih lanjut: Pasien harus melindungi diri mereka sendiri dari gigitan nyamuk lebih lanjut selama minggu pertama sakit untuk mengurangi risiko penularan lokal. 

Pencegahan demam berdarah dan chikungunya 

Cara terbaik untuk mencegah DBD adalah dengan mencegah gigitan nyamuk yang terinfeksi, terutama jika kamu tinggal atau bepergian ke daerah tropis. Ini melibatkan melindungi diri Anda sendiri dan melakukan upaya untuk menekan populasi nyamuk. 

Demikian pula dengan pencegahan chikungunya, cara terbaik dalam pencegahan adalah dengan meminimalkan kontak dengan nyamuk. 

Pencegahan gigitan nyamuk dan pengendalian populasi nyamuk masih menjadi metode utama untuk mencegah penyebaran demam berdarah dan chikungunya.

Apabila kamu berada di daerah yang sedang mengalami wabah tersebut, cara untuk  melindungi diri dari gigitan nyamuk, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 

  • Gunakan obat nyamuk, bahkan jika berada di dalam ruangan. Gunakan obat nyamuk yang mengandung DEET atau  diethyltoluamide atau picaridin pada kulit dan pakaian.

  • Saat berada di luar ruangan, kenakan kemeja lengan panjang dan celana panjang yang dimasukkan ke dalam kaus kaki. Gunakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh.

  • Saat berada di dalam ruangan, gunakan AC jika tersedia.

  • Pastikan tirai jendela dan pintu aman dan bebas dari lubang. Jika area tidur tidak disekat atau ber-AC, gunakan kelambu.

  • Jika  memiliki gejala demam berdarah, konsultasikan kepada dokter.

  • Untuk mengurangi populasi nyamuk, singkirkan tempat-tempat di mana nyamuk dapat berkembang biak. Yaitu ban bekas, kaleng, atau pot bunga yang menampung air hujan. 

  • Ganti air secara teratur di pemandian burung luar ruangan dan wadah air hewan peliharaan.

  • Sebisa mungkin tinggal di dalam rumah, terutama pada pagi dan sore hari. Hindari berjalan-jalan di wilayah yang sedang mengalami wabah.

  • Gunakan obat nyamuk bakar dan penguap insektisida. Gunakan produk yang mengandung minyak lemon eucalyptus atau PMD (p-Menthane-3,8-diol) bisa efektif.

__________________________ 

Referensi:

CDC (2022), Is it Chikungunya or Dengue?

Kompas.com (2020), Gejala Demam Berdarah dan Chikungunya Mirip, Ini Bedanya. 

Mayo Clinic (2020), Dengue fever: Symptoms & causes Diagnosis & treatment.

World Health Organization (2020), Dengue and severe dengue

Mayo Clinic (2022), What is chikungunya fever, and should I be worried? 

Medical News Today (2017), Chikungunya: What you need to know.

 
Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com