Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Perilaku Feminin Pada Pria, Dari Sudut Pandang Kesehatan

Artikel dipublikasikan : 1 November 2023 13:48
Dibaca : 11136 kali

Foto : Freepik

Beberapa pria memiliki sikap, gerak tubuh, dan gaya bicara yang kewanita-wanitaan. Perilaku feminin ini disebabkan oleh berbagai faktor penyebab, diantaranya, adalah masalah hormonal.

Di sekitar kita mungkin ada pria yang berperilaku feminin. Namun, mereka bukanlah sosok pria yang menyerupai wanita dalam berpenampilan, berdandan, berperilaku, sebagaimana yang biasanya ditunjukan oleh waria atau banci. Istilah banci pada umumnya merujuk pada pria yang memposisikan dirinya sebagai wanita. 

Perilaku feminin pada pria ditandai dengan gaya bicara dan gerakan tangan atau gerakan tubuh yang cenderung gemulai seperti wanita. Pria yang feminin juga mengikuti perkembangan fashion, memperhatikan perawatan penampilan dengan menggunakan kosmetik dan produk-produk perawatan kulit, suka berkumpul atau bersosialisasi dengan kalangan wanita dan bergosip, kemana-mana selalu membawa tisu, menyukai lagu-lagu melankolis romantis, memiliki perasaan yang sensitif, dan ketika mengambil sikap diam ia sering memendam potensi amarah yang besar. 

Mengapa ada pria berperilaku feminin?

Terkadang pria yang berperilaku kewanita-wanitaan tidak menginginkan dirinya menjadi seperti itu. Tak jarang, mereka mendapat perudungan dari lingkungan sekitar karena perilaku yang kewanita-wanitaan.  

Perilaku atau gaya keseharian pria feminin yang lebih mengarah ke perempuan dapat dipicu oleh faktor  lingkungan di sekitar, pengalaman pribadi,  terutama di masa kecil. Beberapa kemungkinan penyebab perilaku feminin pada pria diantaranya berupa:

  1. Kebiasaan sejak kecil bermain dengan perempuan

  2. Lingkungan keluarga yang dominan perempuan

  3. Kurangnya pengenalan karakter perempuan pada masa anak-anak

  4. Kedekatan Anda dengan sosok perempuan yang membuat Anda kagum atau terobsesi

  5. Trauma masa lalu atau trauma psikologis masa lalu

  6. Perlakuan orang di sekitar terhadap Anda di masa lalu atau di masa kecil

  7. Gangguan kesehatan, dimana terjadi gangguan hormonal pria. Sehingga pertumbuhan seks sekunder tidak berkembang optimal sesuai usia.

Kelebihan Kromosom X

Perilaku feminin pada pria, ditinjau dari sudut pandang kesehatan, mungkin dapat dipahami dari susunan kromosom. Pria dengan kelebihan kromosom X dalam tubuhnya memiliki ciri fisik yang agak mirip perempuan. Misalnya, payudara yang lebih besar dan menonjol.  

Dalam keadaan normal, memang susunan kromosom antara pria dan wanita berbeda. Pria mempunyai susunan kromosom X dan Y, sedangkan wanita memiliki dua kromosom X. Pada beberapa kasus yang cukup langka, pria dapat terlahir dengan kromosom X yang melebihi batas normal. Kondisi ini dalam dunia media kemudian disebut sebagai sindrom klinefelter.

Sindrom Klinefelter adalah kelainan genetik yang disebabkan oleh adanya salinan kromosom X tambahan. Akibatnya, laki-laki yang dilahirkan dengan kondisi ini akan memiliki beberapa karakteristik perempuan.

Kromosom adalah komponen di dalam sel tubuh yang berisi struktur genetik. Normalnya, laki-laki memiliki 46 kromosom dengan kromosom seks XY, sedangkan perempuan memiliki 46 kromosom dengan kromosom seks XX. Kromosom seks sendiri merupakan kromosom yang akan menentukan jenis kelamin seseorang. Saat mengalami sindrom Klinefelter, seorang laki-laki bisa memiliki kromosom seks X tambahan, yaitu 47XXY, 48 XXXY, atau 49 XXXXY.

Sindrom klinefelter bukanlah kelainan yang diturunkan secara genetik, melainkan sebuah kondisi cacatnya kromosom yang terjadi secara acak setelah pembuahan. Namun, beberapa penelitian mengemukakan bahwa sindrom ini dapat dipicu oleh faktor lingkungan dan usia ibu yang sudah lebih dari 35 tahun ketika hamil. Di Indonesia, kemungkinan terjadinya sindrom klinefelter adalah sekitar 1 banding 100 ribu kelahiran.

Gejala Sindrom Klinefelter

Sindrom Klinefelter merupakan penyebab dari penurunan kadar hormon testosterone. Kondisi ini akan memengaruhi kondisi fisik, mental, dan intelektual penderitanya. Tanda dan gejala sindrom Klinefelter pada umumnya sangat bervariasi. Sebagian penderita bahkan baru merasakan keluhan dan gejala pada masa puber atau dewasa.

Gejala sindrom Klinefelter pada bayi bisa berupa:

  • Lemah otot (hipotonia)

  • Perkembangan bahasa terlambat

  • Perkembangan motorik terlambat

  • Testis tidak turun (kriptorkismus) atau letak uretra yang tidak normal (hipospadia)

Gejala sindrom Klinefelter pada anak-anak dan remaja berupa:

  • Lebih tinggi dibandingkan anak seusianya, dengan perbandingan kaki yang panjang, badan yang lebih pendek, dan pinggul yang lebih lebar

  • Masa pubertas terlambat, tidak sempurna, atau tidak terjadi, dengan tanda-tanda seperti buah zakar (testis) lebih kecil, penis lebih kecil, dan rambut kemaluan lebih sedikit

  • Payudara membesar (ginekomastia)

  • Kurang bersemangat, kesulitan bersosialisasi, atau pemalu

  • Gangguan belajar, seperti sulit membaca, mengeja, atau menulis

Pada laki-laki dewasa, masalah kesuburan atau infertilitas bisa menjadi gejala utama sindrom Klinefelter. Kondisi ini bisa diikuti oleh gejala lain, seperti:

  • Jumlah sperma rendah atau sperma tidak ada (azoospermia)

  • Ukuran testis dan penis yang kecil

  • Disfungsi seksual atau gairah seksual (libido) yang rendah

  • Lebih tinggi dari laki-laki pada umumnya

  • Osteoporosis

  • Massa otot kurang dibandingkan dengan pria lain

  • Pembesaran kelenjar payudara pria (ginekomastia)

Sindrom Klinefelter juga sering dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya beberapa penyakit, seperti diabetes tipe 2, gangguan jantung dan pembuluh darah, hipotiroidisme, penyakit autoimun, gangguan kecemasan, atau kanker payudara pria.

Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat  memengaruhi perilaku feminin pada pria. Salah satunya, adalah pola asuh yang salah dari lingkungan keluarga. Misalnya, ketika orang tua lebih suka memakaikan baju lelaki yang feminin daripada baju anak lelaki pada umumnya. Biasanya hal ini terjadi pada orang tua yang menginginkan anak perempuan. Dalam pertumbuhannya, anak laki-laki yang diperlakukan secara feminin ini akan bersikap feminin saat beranjak remaja dan dewasa. 

Selain itu, jika anak laki-laki tadi memiliki saudara perempuan maka hal itu dapat berpengaruh kuat pada dirinya. Hal ini dikarenakan semua yang dilakukan saudara perempuan selalu ditiru olehnya. Maka hal tersebut bisa memicu perilaku si anak tadi menjadi feminin. 

Faktor Psikologi

Sementara dari dimensi psikologis, faktor yang memengaruhi perilaku feminin pada pria dapat disebabkan oleh kurangnya sosok figur yang baik dari ayah pada anak saat fase usia 3-5 tahun. Jika ini terjadi pada laki-laki, dalam situasi kehidupan awal seorang anak, maka figur ibu menjadi dominan dalam keluarga.

Situasi tersebut bisa saja terjadi karena: 

  • Peran ayah yang lemah 

  • Perceraian  sehingga anak laki-laki tinggal dengan ibunya

  • Ayah meninggal sehingga identifikasi anak laki-laki cenderung ke arah perempuan

  • Pengasuhan oleh ayah terhadap anak laki-lakinya 

Sedangkan dari sudut pandang perilaku, pria feminin bisa disebabkan karena faktor : 

  • pembiasaan 

  • lingkungan 

  • adanya penguat positif (perasaan lebih nyaman menjadi feminin dibanding menjadi maskulin) dalam kegiatan sehari-hari. 

______________________________ 

Referensi:

Chen, W., et al. (2020). ART Strategies in Klinefelter Syndrome. Journal of Assisted Reproduction and Genetics, 37(9), pp. 2053–79.

Shiraishi, K., & Matsuyama, H. (2018). Klinefelter Syndrome: From Pediatrics to Geriatrics. Reproductive Medicine and Biology, 18(2), pp. 140–50.

KidsHealth (2021). For Parents. Klinefelter Syndrome.

National Health Service UK (2019). Health A to Z. Klinefelter Syndrome.

National Institutes of Health (2021). MedlinePlus. Chromosome.

National Organization for Rare Disorders (2020). For Patients and Families. 47,XXY (Klinefelter Syndrome).

Cleveland Clinic (2022). Disease & Conditions. Klinefelter Syndrome.

Kam, K. WebMD (2020). How Often Do I Need Prenatal Visits?

Shroff, A. WebMD (2021). Klinefelter Syndrome (XXY Syndrome).

 

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com