Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah
Disentri merupakan penyakit yang cukup sering terjadi, sehingga tak jarang banyak orang menganggap penyakit ini tidak berbahaya. Padahal penyakit ini dapat menjadi penyakit kronis jika tidak segera mendapat penanganan medis. Disentri adalah sebuah kondisi yang terjadi karena peradangan usus hingga menyebabkan diare yang disertai lendir dan darah. Disentri dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu karena bakteri dan amuba. Meski bukan termasuk penyakit kronis namun disentri dapat menjadi berbahaya jika penderitanya terus-menerus mengalami gejala yang parah. Pada umumnya disentri akan berlangsung selama 3 hingga 10 hari dan dapat menyebabkan komplikasi serius jika dibiarkan begitu saja tanpa penanganan medis.
Beberapa komplikasi disentri dapat menjadi hal yang berisiko pada tubuh seperti diantaranya adalah :
Postinfectious Artritis
Postinfectious artritis adalah suatu kondisi infeksi sendi yang diakibatkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Penyakit ini pada umumnya menyerang sendi-sendi besar dalam tubuh seperti sendi lutut atau pinggul. Postinfectious artritis dapat terjadi karena selaput sendi tidak dapat melindungi sendi dari infeksi secara menyeluruh hingga akhirnya tubuh bereaksi dengan menimbulkan peradangan pada sendi. Infeksi yang diakibatkan postinfectious artritis dapat berlangsung dengan cepat hingga mampu merusak jaringan lain dalam sendi seperti tulang rawan.
Kemungkinan seseorang mengalami postinfectious artritis karena komplikasi sendi ini hanya sebesar 2 persen, yang disebabkan oleh bakteri shigella flexneri. Postinfectious artritis memiliki tanda-tanda yang dapat dirasakan hingga beberapa bulan bahkan berlangsung tahunan, dengan gejala seperti nyeri sendi, iritasi mata, serta rasa sakit saat melakukan buang air kecil.
Kejang
Kejang dapat menjadi komplikasi disentri meski jarang ditemui. Disentri yang menyebabkan kejang adalah disentri yang sudah parah dengan demam tinggi dan biasanya dialami oleh anak-anak. Untuk menghindari komplikasi kejang yang diakibatkan oleh disentri, orang yang sedang mengalaminya perlu mencukupi asupan cairn dalam tubuh untuk membantu menurunkan demam sehingga menurunkan risiko kejang-kejang.
Baca Juga: Ketahui Penyebab Disentri Sedari Dini
Sindrom Hemolotik Uremik (SHU)
Sindrom Hemolitik Uremik (SHU) merupakan sebuah kondisi kompleks dimana terjadi reaksi sistem kekebalan tubuh yang pada umumnya terjadi setelah infeksi saluran pencernaan. Sindrom Hemolitik Uremik dapat menyebabkan kerusakan sel darah merah sehingga membuat kadar sel darah merah menurun, rendahnya kadar trombosit, hingga cedera pada ginjal. Kerusakan pada sel darah merah ini kemudian akan menyumbat sistem penyaringan pada ginjal hingga dapat berakibat fatal seperti gagal ginjal.
Sindrom Hemolitik Uremik kebanyakan dialami oleh anak-anak setelah menderita disentri selama 5 hingga 10 hari, namun ada pula orang tua yang mengalaminya pada beberapa kasus tertentu. Beberapa tanda dan gejala tahap lanjut pada SHU yang membutuhkan pertolongan medis segera adalah penurunan kesadaran, terdapat memar pada bagian tubuh tertentu, kurang atau hilang jumlah urin yang keluar, pucat pada bagian wajah, serta muncul bintik-bintik merah halus, dan juga kejang.
Abses hati
Abses hati dapat terjadi jika terdapat kumpulan nanah di dalam kantung-kantung yang berada dalam jaringan hati atau parenkim. Abses hati memiliki tiga penyebab utama yakni abses piogenik, abses amebik, dan abses fungal. Abses hati paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri seperti yang terjadi karena disentri, namun dapat juga disebabkan karena jamur atau parasite. Sebanyak 20 persen pasien abses hari amuba memiliki riwayat diare yang menjadi gejala disentri.
Orang yang menderita abses hati pada umumnya akan merasakan demam, menggigil, terasa nyeri pada bagian perut kanan atas, nafsu makan berkurang, merasa lemas, batuk atau cegukan yang disebabkan oleh iritasi diafragma, penurunan berat badan, dan rendahnya tekanan darah. Pencegahan abses hati dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti selalu menjaga kebersihan, pola makan dan pola hidup sehat yang teratur, dan tidak mengonsumsi alkohol.
Baca Juga: Gejala Disentri Hingga Bahaya Dehidrasi Bagi Tubuh
Infeksi aliran darah
Komplikasi disentri lainnya yang berisiko parah adalah terjadinya infeksi aliran darah. Meski jarang terjadi namun infeksi aliran darah dapat terjadi para orang yang memiliki penyakit kanker, baru menjalani kemoterapi, atau orang yang mengidap HIV/AIDS, sehingga memiliki kekebalan tubuh yang lemah. Kondisi infeksi aliran darah akan menyebabkan beberapa gejala seperti demam, lemas, menggigil, nafas yang terengah-engah, tubuh berkeringat, hingga penurunan tekanan darah.
Infeksi aliran darah dapat terjadi saat bakteri yang menginfeksi usus masuk ke dalam aliran darah. Infeksi aliran darah terbagi menjadi infeksi aliran darah primer dimana tidak ada sumber infeksi lain selain di darah, dan infeksi aliran darah sekunder dimana infeksi terjadi akibat adanya infeksi pada bagian tubuh lain yang masuk ke dalam ailiran darah, seperti yang diakibatkan dari infeksi usus karena disentri.
Kematian
Komplikasi disentri paling membahayakan adalah dapat menjadi penyebab kematian pada seseorang. Hal ini dikarenakan disentri menyebabkan tubuh kehilangan banyak ion dan cairan hingga membuat penderitanya mengalami dehidrasi. Sebanyak 70 persen tubuh manusia didominasi oleh cairan, maka ketika kadar cairan dalam tubuh berkurang akan menyebabkan keseimbangan ion terganggu. Hal ini akan memberi dampak besar pada fungsi organ dan jaringan tubuh sehingga tidak dapat bekerja secara optimal.
Keenam jenis komplikasi yang dapat terjadi karena disentri di atas tentu saja tidak pernah diinginkan oleh siapapun. Untuk itulah sangat penting menjaga kesehatan tubuh karena seperti istlah mencegah lebih baik daripada mengobati, benar adanya. Lakukan hal-hal pencegahan agar tidak terkena disentri seperti selalu membiasakan diri mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah melakukan aktivitas, tidak melakukan kontak dengan penderita disentri karena dapat menyebabkan penularan amuba atau bakteri, pun jika harus bertemu dengan penderita disentri, hindari untuk menggunakan barang-barang yang sama. Cara lain yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan disentri antara lain adalah mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan higienis, menjaga kebersihan lingkungan rumah terutama area toilet dan gunakan disinfektan tiap kali selesai digunakan.
Baca Juga: Cara-cara Mencegah Disentri Secara Alami
Untuk menghindari gejala-gejala komplikasi disentri, lakukan pemeriksaan ke dokter atau juga dapat membuat janji untuk telekonsultasi melalui aplikasi android OkeKlinik atau dari website www.okeklinik.com. OkeKilinik tidak menyediakan layanan jasa kesehatan namun dapat menjadi penghubung pasien dengan mitra atau rekanan penyedia jasa kesehatan. Semua fasilitas layanan yang disediakan OkeKlinik sudah mendapat lisensi medis pada bidangnya masing-masing, sehingga dapat optimal dan professional selama memberikan layanan.
Hingga saat ini OkeKlinik memberikan pelayanan berupa telekonsultasi, paket corona care, dan juga layanan tes covid homecare seperti PCR. Berikutnya OkeKlinik akan menambah fasilitas layanan yang semakin memudahkan pasien seperti dapat melakukan reservasi klinik atau rumah sakit, reservasi tes laboraturium, reservasi layanan homecare, dan juga e-nursing. OkeKlinik akan memudahkan siapapun mendapat pelayanan medis, karena dapat diakses kapan dan dimanapun sehingga tak mengharuskan pasien langsung datang ke rumah sakit