Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Waspadai 6 Cara Penularan HIV AID, Terutama Bagi Ibu Hamil

Artikel dipublikasikan : 12 Oktober 2021 16:47
Dibaca : 447 kali

Mata rantai penularan HIV AIDS sangat perlu dipahami untuk menghentikannya menginfeksi orang lain terutama dari ibu ke bayinya. Perilaku hidup sehat ditambah terapi pengobatan antiretroviral bagi pengidap HIV yang dikerjakan seumur hidup harus selalu diawasi untuk mengurangi penularannya.

Banyak stigma negatif yang berkembang berkaitan dengan penularan HIV AIDS, misalnya berjabat tangan yang sebenarnya tidak menularkan. Lantas apa saja cara penularan HIV AIDS?

1. Hubungan Seksual

Hubungan seksual adalah cara penularan HIV AIDS paling utama. Apabila salah satu individu berhubungan seksual dengan pasangan yang sudah terserang virus HIV, maka bukan tidak mungkin apabila individu tersebut tertular virus HIV.

Berhubungan dengan sesama jenis, berganti pasangan, dan perilaku seks lain yang tidak normal adalah penyebab utama seseorang terinfeksi HIV. Aktivitas anal seks berbahaya karena anus sangat sensitif jika terluka dan merupakan bagian tubuh tempat mengeluarkan kotoran. Oral seks juga berbahaya terutama jika terdapat luka terbuka di mulut. Luka tersebut bisa menjadi jalan masuk dari virus HIV ke dalam tubuh.

2. Penggunaan Jarum Suntik Bergantian

Penggunaan jarum suntik bergantian adalah penyebab HIV AIDS yang paling sering terjadi, biasanya pada pemakai narkoba. Pemakai narkoba menggunakan satu jarum yang dipakai bersama untuk memasukkan sejumlah narkoba ke dalam tubuhnya. Apabila satu di antara pengguna obat terlarang tersebut mengidap HIV, maka sangat mungkin orang yang mendapat giliran setelahnya ikut terkena HIV. 

Baca Juga: Waspadai Empat Tahapan HIV Menjadi AIDS

3. Transfusi Darah

Transfusi darah juga merupakan salah satu cara penularan HIV AIDS, meskipun hal ini sangat bisa dihindari. Penularan HIV AIDS melalui transfusi darah cukup jarang terjadi. Pihak medis biasanya sudah memastikan bahwa darah yang akan ditransfusikan sehat dan layak. Walaupun begitu, kesalahan dalam tindakan medis bisa saja terjadi dan hal ini perlu diwaspadai.

4. Alat Tato

Penggunaan alat tato bisa menjadi penyebab HIV AIDS. Tato menggunakan bantuan jarum agar menghasilkan gambar yang diinginkan. Apabila jarum pada alat tato digunakan bergantian dan dipakaikan pada penderita HIV AIDS, bahkan juga orang yang mengidap penyakit lainnya seperti hepatitis, maka ini akan menularkan penyakit. 

5. Transplantasi Organ Tubuh

Transplantasi organ tubuh adalah penyebab HIV AIDS. Hal ini mungkin saja terjadi, jika pendonor memiliki riwayat terserang virus HIV dan mendonorkan organ tubuhnya. Meski biasanya dilakukan pengecekan, namun tetap saja perlu kehati-hatian baik bagi petugas medis maupun pasien untuk memastikan jika pendonor organ tidak terserang HIV. 

6. Sejak dalam Kandungan

Ibu hamil terinfeksi HIV bisa membahayakan janin dalam kandungannya. Hal ini mungkin saja terjadi saat ibu hamil tidak menyadari telah terinfeksi sebelumnya. Hubungan seks baik vaginal, anal atau oral dengan pasangan yang terinfeksi dapat menjadi penyebab HIV pada ibu hamil. Ini disebabkan oleh darah, air mani atau cairan vagina yang terinfeksi masuk ke tubuh individu lain.

Penularan HIV AIDS Ibu ke Bayi

Pada masa kehamilan, ibu bisa menularkan virus melalui ari-ari. Pada wanita menyusui, penularan terjadi melalui air susu ibu. Ibu hamil atau menyusui yang terinfeksi HIV harus mendapatkan pengobatan dan bisa mencegah penularan HIV kepada bayinya.

Mencegah Penularan HIV dari Ibu ke Bayi

Sekitar 2 persen ibu hamil terinfeksi HIV bisa menularkan ke janinnya. Ibu hamil yang positif HIV harus rutin melakukan pemeriksaan darah untuk membantu menentukan apa yang harus dilakukan untuk menekan risiko kemungkinan tertular pada janin. 

Untuk mendeteksi seberapa pengaruh dan tindakan yang akan dilakukan pada ibu yang positif terinfeksi HIV biasanya dengan mengetahui virus pada cairan yang keluar dari sekitar area organ intim. Di samping itu, sekitar 21 persen dari virus itu juga ditemukan pada bayi yang dilahirkan. Hanya saja besarnya paparan pada proses persalinan sangat dipengaruhi dengan beberapa faktor. Seperti kadar HIV pada cairan vagina, cara persalinan, ulkus serviks, dan permukaan dinding vagina. Selain itu, ada pula faktor infeksi cairan ketuban, ketuban pecah dini, serta persalinan prematur yang juga dapat mempengaruhinya.

Baca Juga: Jarang Disadari, Inilah Penyebab Utama Penularan HIV/AIDS

Penularan HIV juga dapat terjadi selama ibu menyusui bayi. Proses penularan melalui air susu ibu (ASI) bahkan dapat meningkat hingga dua kali lipat. Risiko penularan melalui ASI dapat mencapai 5 hingga 20 persen. HIV dapat terkandung dalam ASI dalam jumlah yang cukup banyak. 

Pada AIDS 2010, WHO merilis pedoman baru tentang PMTCT dan praktik pemberian makan bayi. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) atau Prevention of Mother-to-Child HIV Transmission (PMTCT) memberikan rekomendasi seputar pemakaian obat antiretroviral (ARV) pada terapi antiretroviral (ART) bagi ibu hamil dan menyusui. 

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat dan ini menjadi pedoman di beberapa negara lain, berikut ini beberapa hal yang bisa ibu lakukan untuk mencegah penularan HIV ke bayi:

1.Lakukan Tes HIV Secepat Mungkin

Bila ibu atau pasangan terlibat dalam perilaku yang membuat ibu berisiko terkena HIV, lakukan tes HIV lagi pada trimester ketiga kehamilan. Ibu juga perlu mendorong pasangan untuk melakukan tes HIV. Semakin dini diagnosis HIV dan diobati, semakin efektif obat HIV mencegah penularan ke bayi.

2.Minum Obat Pencegah HIV Bila Ibu Tidak Mengidap HIV, tapi Berisiko

Bila ibu memiliki pasangan dengan HIV dan sedang merencanakan untuk hamil, bicarakan dengan dokter kandungan tentang PrPP (profilaksis pra paparan). PrPP bisa membantu melindungi ibu dan bayi dari penularan HIV saat ibu mencoba hamil, selama kehamilan atau saat menyusui.

3.Minum Obat untuk Mengobati HIV

Bila ibu mengidap HIV, minumlah obat HIV seperti yang sudah diresepkan oleh dokter selama kehamilan dan persalinan. Hal itu bisa mengurangi risiko ibu menularkan HIV ke bayi menjadi 1 persen atau kurang. Setelah melahirkan, ibu sebaiknya jangan menyusui karena ASI mengandung HIV. Berikanlah obat HIV pada bayi selama 4–6 minggu setelah lahir. 

Perilaku Hidup Sehat

Pencegahan dan penanganan dini infeksi HIV adalah kunci utama agar kondisi ini tidak berkembang menjadi AIDS yang berbahaya.Oleh karena itu, menjalani gaya hidup sehat dan menghindari perilaku berisiko, seperti seks bebas atau menggunakan jarum suntik secara bergantian, merupakan cara efektif untuk mencegah HIV/AIDS.

Untuk menghindari penularan HIV dan AIDS bisa melakukan hal-hal berikut:

  • Menggunakan kondom saat berhubungan seksual. 

  • Tidak bergonta-ganti pasangan.

  • Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh orang lain, misalnya melalui luka atau seks

  • Tidak menggunakan peralatan pribadi seperti sikat gigi, alat cukur, dan sex toys secara bersama.

  • Memulai pengobatan ARV jika Anda berisiko terpapar virus HIV. Selain itu lakukan pemeriksaan status HIV secara rutin.

Baca Juga: Mengenal Terapi Antiretroviral Bagi Penyakit HIV AIDS

Cara penularan HIV AIDS patut dipahami. Misalnya, HIV ditularkan melalui cairan tubuh, seperti darah, ASI, air mani, dan cairan vagina. Tetapi, HIV tidak dapat ditularkan melalui air liur, gigitan serangga, makanan, atau minuman. Selain itu, HIV juga tidak menular melalui penggunaan toilet, atau berjabat tangan dan berpelukan dengan penderita.

Sampai saat ini, obat untuk menyembuhkan infeksi HIV belum ditemukan. Namun HIV masih bisa dikontrol dengan pengobatan yang dilakukan sedini mungkin yang dilakukan setelah tes yang dilkerjakan sesegera mungkin

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com