Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Waspadai Penularan HIV: Cara Umum dan Tak Terduga

Artikel dipublikasikan : 18 November 2021 20:44
Dibaca : 646 kali

Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah virus yang merusak imunitas tubuh dengan cara menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, maka sistem kekebalan tubuh akan makin melemah yang mengakibatkan tubuh makin rentan diserang berbagai penyakit. Infeksi HIV yang tidak segera mendapat penanganan akan berkembang menjadi kondisi serius yang dikenal dengan penyakit Acruired Immune Deficiency Syndrome atau AIDS. 

AIDS merupakan stadium akhir dari infeksi virus HIV, dimana infeksi sudah tidak dapat dilawan oleh tubuh karena kemampuan tersebut sudah hilang sepenuhnya. Hingga saat ini belum ada obat untuk menangani HIV dan AIDS. Namun demikian ada obat yang dapat digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit tersebut, sehingga mampu meningkatkan harapan hidup orang dengan HIV (ODHA).

Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, selama tahun 2016 terdapat lebih dari 40 ribu kasus infeksi HIV di Indonesia, dimana dari jumlah tersebut HIV banyak dialami pria dan wanita yang diikuti lelaki seks lelaki (LSL), dan pengguna NAPZA suntik atau penasun. Masih di tahun yang sama, setidaknya lebih dari 7000 orang menderita AIDS, dengan jumlah kematian melebihi 800 kasus. Sementara data Kemenkes RI pada rentang waktu Januari hingga Maret 2018, sudah tercatat lebih dari 10 ribu laporan infeksi HIV dengan kasus AIDS sebanyak 650 di Indonesia.

Meksi kesadaran masyarakat mengenai penyakit HIV dan AIDS kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir, namun bukan berarti upaya untuk memberantas penularan HIV berhenti sampai di situ. Sebab pada kenyataannya kasus HIV dan angkat kematian akibat AIDS secara global masih cukup tinggi. Pemahaman cara penularan HIV merupakan inti dari pencegahan penyebaran beserta komplikasi HIV yang merugikan. Apalagi masih banyak mitos yang berkembang tentang penyebaran HIV dan AIDS yang harus diluruskan sehingga kesalahpahaman tidak lagi menambah jumlah korban.

Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), penularan HIV hanya dapat terjadi melalui perantara cairan tubuh tertentu, yaitu air mani, cairan praejakulasi, cairan anus, cairan vagina, dan ASI. Penyebaran HIV dari orang yang terinfeksi dapat terjadi ketika cairan tersebut masuk ke dalam tubuh orang yang sehat, melalui:

  • Aliran darah dari suntikan jarum

  • Selaput lendir pada dinding vagina

  • Jaringan tubuh yang rusak seperti lecet pada anus

  • Luka terbuka pada kulit seperti luka di sekitar organ intim, sariawan terbuka di bibir, luka pada gusi atau lidah

Baca Juga: Waspadai Empat Tahapan HIV Menjadi AIDS

Penularan HIV dan AIDS dapat melalui dua cara yakni penularan dengan cara yang utama dan penularan yang tidak umum. HIV dan AIDS dapat menular dengan cara utama, seperti:

  1. Hubungan seks tanpa kondom

Hubungan seks yang melibatkan penetrasi vaginal melalui penis ke vagina atau penetrasi anus melalui penis ke dubur, tanpa menggunakan kondom adalah cara penularan HIV dan AIDS yang paling umum. Penularan HIV melalui hubungan seks rentang terjadi dari kontak air mani, darah, cairan vagina, atau cairan praejakulasi milik orang yang terinfeksi HIV. Cairan tersebut dapat dengan mudah menginfeksi tubuh orang lain saat terdapat luka terbuka atau lecet pada alat kelamin. 

Penularan HIV dan AIDS melalui seks vanigal paling banyak terjadi pada kelompok pasangan heteroseksual, sedangkan penularan HIV dan AIDS melalui seks anal lebih berisiko pada kelompok pasangan homoseksual. Untuk itulah penting untuk melindungi diri dengan menggunakan kondom saat melakukan aktivitas seksual untuk mencegah penularan HIV karena dapat menghalangi masuknya virus pada cairan sperma atau vagina. 

  1. Pemakaian jarum suntik bekas atau bergantian

Cara penularan HIV dan AIDS yang paling umum berikutnya adalah akibat penggunaan jarum suntik secara bergantian. Risiko ini akan lebih tinggi khususnya pada kalangan pengguna narkoba suntik. Setelah jarum digunakan oleh orang lain maka akan meninggalkan sisa-sisa darah. Jika sisa darah tersebut adalah darah orang yang terinfeksi HIV maka darah yang mengandung virus akan tertinggal pada jarum, dan dapat berpindah ke tubuh pemakai jarum selanjutnya melalui luka bekas suntikan. 

Virus penyebab HIV dapat hidup di jarun suntik selama 42 hari setelah kontak pertama kali, tergantung pada faktor suhu dan beberapa faktor lainnya. Sehingga terdapat kemungkinan bahwa satu jarum suntik bekas dapat menjadi perantara penularan HIV kepada banyak orang yang berbeda-beda. 

  1. Penularan HIV dari ibu ke bayi

Kondisi ibu hamil yang terjangkit HIV sebelum atau pada masa kehamilan dapat berpotensi menularkan infeksi kepada bayi yang dikandung melalui tali plasenta dalam kandungan. Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi juga dapat terjadi pada saat proses persalinan, baik melahirkan secara normal ataupun operasi Caesar. Tak hanya itu saja, ibu yang terjangkit HIV juga dapat menularkan pada proses menyusui melalui ASI yang diberikan kepada bayi. 

Untuk menghindari penularan HIV dari ibu ke bayi, sangat penting bagi ibu untuk selalu melakukan konsultasi ke dokter, mulai dari proses perencanaan kehamilan. Jika HIV pada ibu terdeteksi sejak awal maka penularan HIV ke bayi dapat dicegah dengan menggunakan obat yang diresepkan secara rutin.

Baca Juga: Waspadai 6 Cara Penularan HIV AID, Terutama Bagi Ibu Hamil

HIV dan AIDS juga dapat menular dengan cara tak terduga melalui beberapa cara seperti:

  1. Seks oral

Semua jenis hubungan seks oral memiliki risiko penularan HIV. Meski rendah namun bukan hal yang mustahil karena risiko penularan dari seks oral masih ada. Risiko ini menjadi lebih besar jika ada proses ejakulasi dalam mulut dan tanpa penggunaan kondom maupun pelindung lainnya. Penularan HIV dapat terjadi saat proses oral pada pasangan yang terinfeksi HIV menggunakan lidah dan sedang memiliki luka atau sariawan terbuka di dalam mulut.

Proses penularan HIV tidak menyebar melalui ciuman karena pada proses ciuman hanya terjadi pertukaran liur saja. Namun hal ini akan menjadi berbeda jika saat berciuman terdapat luka pada mulut, sariawan, atau kontak darah antara pasangan yang memiliki HIV. Begitu pula dengan lidah atau bibir yang tergigit oleh pasangan dengan HIV, maka luka baru tersebut dapat menjadi gerbang masuknya HIV melalui air liur pasangan.

  1. Donor darah dan cangkok organ

Transfuse darah langsung dari donor darah yang terinfeksi memiliki risiko tinggi penularan HIV. Namun penularan melalui donor darah cangkok oran termasuk yang kurang umum karena sebelum melakukan kedua hal tersebut harus melalui seleksi yang cukup ketat sebelum melaukan donor darah, termasuk tes darah HIV yang bertujuan untuk meminimalisir penularan HIV. 

  1. Penggunaan mainan seks

Penggunaan mainan seks memiliki risiko penularan penyakit termasuk HIV, terlebih jika mainan seks yang digunakan tidak dilapisi oleh pelindung dan dipakai bergantian. Mainan seks yang masih basah oleh sperma, darah, atau cairan vagina dapat menjadi perantara virus berpindah ke orang lain.

  1. Sulam alis, tato alis, sulam bibir, piercing

Melakukan tindakan tindik pada bagian tubuh atau membuat tato juga dapat menjadi risiko penularan HIV. Proses ini dapat terjadi jika pada saat menindik atau membuat tato, kulit yang ditusuk terluka hingga mengeluarkan darah. Jika alat tersebut dipakai bergantian maka bisa saja orang yang terinfeksi HIV meninggalkan bekas darahnya yang mengandung virus. Untuk mencegah penyebaran HIV, sebaiknya berdiskusi dengan petugas untuk memastikan peralatan yang digunakan steril.

Baca Juga: 4 Fakta Terapi Anti Retroviral Pengobatan HIV AIDS

Itulah beberapa cara penularan HIV dan AIDS yang perlu diketahui. Jangan takut untuk memeriksakan kesehatan tubuh agar HIV dapat terdiagnosa sedari dini. Lakukan telekonsultasi melalui website atau aplikasi android OkeKlinik, yang dapat menghubungkan pasien dengan penyedia layanan jasa kesehatan yang sudah terlisensi medis di masing-masing bidang.

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com