Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah
Herpes kulit merupakan penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang area mulut dan alat kelamin. Simak di sini jenis-jenis virus penyebab herpes kulit.
Herpes kulit tidak bisa dipandang remeh. Sebab, virus penyebab herpes kulit itu bisa bertahan seumur hidup di dalam tubuh manusia. Selain muncul pada kulit, virus penyebab penyakit herpes kulit juga menyusup ke dalam sel saraf.
Pada umumnya herpes kulit menyerang area mulut dan alat kelamin. Akan tetapi juga tak menutup kemungkinan menyerang bagian tubuh lainnya.
Virus penyebab herpes kulit yang bertahan di sel saraf dapat aktif kembali atau kambuh. Misalnya ketika pengidap herpes kulit sedang banyak tekanan emosional atau stres. Selain itu herpes kulit juga dapat kambuh saat daya tahan tubuh sedang menurun karena sakit. Atau ketika mengalami demam, terlalu banyak terpapar sinar matahari, haid pada wanita, dan selesai menjalani operasi.
Penderita herpes kulit akan mengalami kondisi gatal pada bagian tubuhnya. Gatal-gatal terebut sudah pasti terasa sangat tidak nyaman dan menyakitkan. Pada hari ke delapan sejak infeksi virus herpes kulit terjadi, akan muncul kulit melepuh berukuran kecil.
Jenis virus penyebab herpes kulit
Virus penyebab herpes kulit telah lama dikenali oleh para ahli. Berikut adalah jenis-jenis virus herpes kulit.
Virus Herpes Simpleks (HSV)
Penyakit herpes kulit merupakan infeksi virus HSV. Virus tersebut dapat berpindah tempat atau menular dari satu penderita kepada penderita lain lewat kontak fisik langsung, terutama bila menyentuh luka herpes. Selain itu penularan juga dapat terjadi melalui peralatan makan, lipstik, pisau cukur, sisir, dan sebagainya yang biasa digunakan oleh penderita herpes kulit dan kemudian Anda gunakan.
Baca Juga: Kenali Penyebab Herpes di Wajah dan Cara Pengobatan
Kelompok Virus Herpesviridae
Terdapat beberapa varian virus herpesviridae yang dikenal cukup ganas menyerang kulit dan bagian tubuh penderita. Varian tersebut adalah:
Alfa Herpesvirus
Virus alfa herpesvirus memiliki siklus hidup untuk menggandakan diri yang pendek. Virus herpes varian ini dapat bersembunyi dan akan muncul kembali saat terjadi infeksi pada sel saraf. Contoh alfa herpesvirus adalah HSV tipe 1, HVS tipe 2, dan virus varicella-zoster.
Beta Herpesvirus
Berbeda dengan varian alfa, kelompok virus herpes varian beta memiliki siklus hidup untuk menggandakan diri yang panjang. Hal itu membuat infeksi virus akan berjalan lambat dalam tubuh manusia. Contoh beta herpesvirus adalah cytomegalovirus, herpesvirus 6, dan herpesvirus 7.
Gamma Herpesvirus
Sementara untuk varian Gamma Herpesvirus adalah Epstein-Barr virus dan human herpesvirus 8.
Herpes Simplex Virus Tipe 1 (HSV 1) virus penyebab herpes oral
Sebagaimana telah diutarakan di atas, bahwa virus penyebab herpes kulit diantaranya adalah Herpes simplex virus tipe 1 (HSV 1). HSV 1 dapat menyebar dengan cepat dan menyebabkan herpes oral pada area sekitar mulut penderita, dan alat kelamin.
Penularan dapat terjadi ketika melakukan hubungan seksual melalui oral, berciuman. Penggunaan alat makan, lipstik, dan kosmetik lain. HSV 1 juga bisa ditularkan dari orang yang mengalami infeksi HSV 1 tanpa gejala.
Gejala infeksi HSV 1 atau herpes oral biasanya diawali dengan dengan demam, nyeri otot, dan lemas. Lalu muncul rasa nyeri, gatal, rasa terbakar atau ditusuk pada tempat infeksi. Selanjutnya timbul blister, yaitu lesi kulit seperti melepuh yang pecah dan mengering dalam beberapa hari. Blister yang pecah dapat mengakibatkan luka dengan rasa nyeri. Kondisi ini sangat mengganggu terutama saat makan karena herpes kulit terjadi di area mulut.
Herpes simplex virus tipe 2 (HSV 2) virus penyebab herpes genital
Virus penyebab penyakit herpes kulit yang lain adalah herpes simplex virus tipe 2 (HSV2). Virus tersebut pada umumnya menyebabkan penyakit herpes genital. Penularan HSV 2 terjadi melalui kontak langsung dengan luka penderita herpes, saat berhubungan seksual, persalinan.
HSV 1 maupun HSV 2 dapat kambuh kembali atau menjadi infeksi laten di dalam sel-sel saraf manusia. Sehingga infeksi ini sangat berisiko kambuh ketika seseorang mengalami demam, cedera, stres, dan menstruasi.
Kaum wanita memiliki risiko terinfeksi HSV 2 lebih tinggi. Selain itu, orang yang sering bergonta-ganti pasangan seksual juga berisiko terkena herpes genital ini. Demikian pula orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, sedang mengalami penyakit menular seksual selain herpes, dan melakukan hubungan seks pada usia muda.
Gejala penderita herpes genital itu adalah rasa gatal. sakit pada saat buang air kecil, keluarnya cairan dari vagina, muncul benjolan di selangkangan, munculnya koreng yang menyakitkan pada kemaluan, pantat, anus, atau paha. Pada pria, herpes dapat menyebabkan kulit penis kering, perih, dan gatal.
Baca Juga: 7 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Wajah
Varicella-Zoster Virus (VZV)
Virus penyebab herpes kulit yang berikutnya adalah Varicella-zoster virus (VZV). Virus ini merupakan penyebab cacar air dan cacar ular (herpes zoster). Penularannya terjadi melalui kontak langsung dengan penderita cacar air dan percikan ludah atau droplet saat bersin atau batuk.
VZV menimbulkan bintil pada kulit atau vesikel yang berisi cairan dan merupakan perantara penularan virus. Parahnya dapat pula menular melalui percikan ludah.
Risiko infeksi virus varicella-zoster terjadi pada remaja berusia 12 tahun ke bawah. Terutama bila sedang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh akibat penyakit maupun obat-obatan dan kontak langsung dengan penderita cacar air. Para pekerja yang beraktivitas di sekolah atau fasilitas khusus anak-anak atau tinggal bersama anak-anak juga berisiko terkena virus cacar air ini. Namun jika pernah mengalami cacar air dan sembuh, risiko terkena kembali akan kecil.
Kekebalan terhadap VZV dapat diperoleh melalui vaksinasi, dan melalui transfer antibodi pada saat janin masih di dalam kandungan. Kekebalan dari transfer antibodi dapat bertahan sekurangnya dalam 3 bulan sejak bayi lahir.
Herpes-Zoster Virus
Virus penyebab herpes kulit berikutnya adalah herpes zoster virus. Herpes kulit ini kambuh akibat dari terjadinya infeksi, dan herpes zoster viru ini masih bertahan dalam sel-sela darah, meskipun sebelumnya penderita telah mendapat cacar air dan sembuh.
Herpes zoster virus bersifat laten, dapat muncul kembali. Risiko terkena herpes zoster terjadi pada kalangan berusia 60 tahun ke atas, pasien yang menjalani pengobatan kemoterapi atau radioterapi, serta orang-orang yang menjalani pengobatan yang dapat memengaruhi atau melemahkan sistem imun atau imunosupresan. Selain itu, penderita HIV/AIDS dan kanker juga berisiko terserang herpes kulit yang disebabkan oleh herpes zoster virus.
Gejala yang muncul adalah ruam kulit berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal, disertai demam, hilangnya nafsu makan, dan sakit kepala. Virus ini berada di dalam tubuh penderita selama 7-21 hari sebelum dapat menimbulkan ruam dan gejala lain. Penularan bisa terjadi sejak 48 jam sebelum munculnya ruam.
Kambuhnya herpes zoster akan dirasakan melalui gejala nyeri dan panas pada kulit, yang diikuti munculnya ruam kemerahan, membentuk lepuhan atau blister berisi air dan gatal.
Baca Juga: 5 Manfaat Lidah Buaya untuk Wajah dan Efek Sampingnya
Demikianlah jenis-jenis virus penyebab herpes yang perlu Anda ketahui. Konsultasikan dengan dokter profesional melalui layanan telemedicine yang disedikan oleh OkeKlinik. Unduh aplikasi OkeKlinik melalu Play Store dan lakukan resgistrasi sebelum Anda menggunakan layanan telekonsultasi kesehatan ini.