Download OkeKlinik App

Temukan Dokter

Komunikasikan masalah kesehatan dengan mudah

Hidup Sehat

Yang Harus Dilakukan Sesudah Pap Smear Adalah Ini

Artikel dipublikasikan : 7 April 2022 16:26
Dibaca : 1401 kali

 

Pap Smear adalah prosedur untuk menguji kanker serviks pada wanita. Tes Pap ini merupakan pengumpulan sel-sel dari leher rahim, pada ujung rahim yang lebih rendah dan sempit yang berada di bagian atas vagina.

Mendeteksi kanker serviks sejak dini dengan Pap smear memberikan peluang lebih besar untuk sembuh dari kanker serviks. Pap smear juga dapat mendeteksi perubahan pada sel serviks yang menunjukkan bahwa kanker dapat berkembang di masa mendatang. 

Kanker serviks merupakan penyebab kematian akibat kanker yang menduduki peringkat kedua di Indonesia, setelah kanker payudara. Jadi, dengan mendeteksi sel-sel abnormal ini sejak dini dengan Pap smear adalah langkah pertama untuk menghentikan kemungkinan perkembangan kanker serviks. 

Pap smear biasanya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan panggul. Pada wanita berusia di atas 30 tahun, tes Pap ini dapat dikombinasikan dengan tes untuk human papillomavirus (HPV), yakni untuk mengetahui infeksi menular seksual yang umum yang dapat menyebabkan kanker serviks. Dalam beberapa kasus, tes HPV dapat dilakukan sebagai pengganti Pap smear.

Siapa yang harus melakukan Pap Smear?

Secara umum, dokter menyarankan untuk memulai tes Pap pada wanita berusia 21 tahun. Konsultasikan dengan dokter untuk memutuskan kapan saatnya kamu mengadakan tes pap smear ini, dan juga  seberapa sering kamu harus menjalani tes tersebut.

Seberapa sering Pap Smear harus diulang?

Dokter umumnya merekomendasikan untuk mengulang tes Pap adalah sebagai berikut:

  • Tiap tiga tahun sekali untuk wanita berusia 21 hingga 65 tahun.

  • Tiap lima tahun sekali untuk wanita berusia 30 tahun ke atas, jika prosedur ini dikombinasikan dengan tes HPV. 

Jika kamu memiliki faktor risiko tertentu, dokter mungkin merekomendasikan Pap smear lebih sering, berapapun usia mu. 

Adapun faktor risiko tersebut, meliputi:

  • Diagnosis kanker serviks atau Pap smear yang menunjukkan sel-sel prakanker

  • Paparan dietilstilbestrol (DES) sebelum lahir

  • infeksi HIV

  • Sistem kekebalan yang melemah karena transplantasi organ, kemoterapi atau penggunaan kortikosteroid kronis

  • Riwayat merokok

Diskusikan dengan dokter mengenai manfaat dan risiko Pap smear dan putuskan apa yang terbaik bagi kamu, berdasarkan faktor risiko yang ada pada dirimu.

Persiapan sebelum Pap Smear 

Agar efektif, persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan Pap Smear adalah dengan cara menghindari hubungan seksual, douching, atau menggunakan obat-obatan vagina atau busa spermisida, krim atau jeli selama dua hari sebelum melakukan Pap smear. Karena hal tersebut dapat menghilangkan atau mengaburkan sel-sel abnormal.

Selain itu, atur waktu yang tepat, jangan menjadwalkan Pap smear selama periode menstruasi. Sebaiknya hindari waktu siklus menstruasi, jika memungkinkan.

Apa yang terjadi selama Pap Smear berlangsung ? 

Pap Smear dilakukan di ruang praktek dokter dan hanya membutuhkan beberapa menit. Kamu mungkin diminta untuk membuka pakaian sepenuhnya atau hanya dari pinggang ke bawah. Kemudian kamu akan diminta berbaring telentang di meja pemeriksaan dengan lutut ditekuk. Posisi tumit bertumpu pada penyangga yang disebut sanggurdi.

Dengan lembut dokter akan memasukkan alat yang disebut spekulum ke dalam vagina kamu. Spekulum menahan dinding vagina, sehingga dokter dapat dengan mudah melihat leher rahim kamu.  Saat spekulum dimasukkan dapat menyebabkan sensasi tekanan di daerah panggul. 

Selanjutnya dokter akan mengambil sampel sel serviks kamu dengan menggunakan sikat lembut dan alat pengikis datar yang disebut spatula. Ini biasanya tidak menyakitkan.

Apa yang harus dilakukan setelah Pap Smear?

Setelah Pap Smear, kamu bisa menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa batasan.

Sementara itu, tergantung jenis Pap Smear, dokter akan memindahkan sampel sel yang dikumpulkan dari leher rahim kamu ke dalam wadah berisi cairan khusus untuk mengawetkan sampel (tes Pap berbasis cairan) atau ke kaca objek (Pap smear konvensional).

Sampel dipindahkan ke laboratorium untuk diperiksa di bawah mikroskop,  untuk mencari karakteristik dalam sel yang menunjukkan kanker atau kondisi prakanker.

Silahkan tanyakan kepada dokter, kapan kamu bisa dapatkan hasil tes  tersebut.  

Jika hasil Pap Smear normal atau negatif

Jika hanya sel serviks normal yang ditemukan selama Pap Smear, maka dikatakan memiliki hasil negatif. Normal. Kamu tidak memerlukan perawatan atau pengujian lebih lanjut sampai dengan jadwal untuk Pap Smear dan pemeriksaan panggul berikutnya.

Jika hasil Pap Smear tidak normal atau positif

Jika sel abnormal atau tidak biasa ditemukan selama Pap Smear maka hasil pemeriksaan ini   disebut hasil positif. Hasil positif tidak berarti kamu menderita kanker serviks. 

Berikut adalah beberapa istilah yang mungkin digunakan dokter, dan apa tindakan yang harus kamu lakukan selanjutnya:

  1. Atypical squamous cells of undetermined significance (ASCUS)

Sel skuamosa atipikal dengan signifikansi tidak ditentukan atau ASCUS. Artinya, terdapat sel skuamosa tipis dan rata dan tumbuh di permukaan serviks yang sehat. Dalam kasus ASCUS, Pap Smear mengungkapkan sel skuamosa yang sedikit abnormal, tetapi perubahan tidak secara jelas menunjukkan adanya sel prakanker.

Dengan tes berbasis cairan, dokter dapat menganalisis ulang sampel untuk memeriksa keberadaan virus yang diketahui memicu perkembangan kanker, seperti beberapa jenis human papillomavirus (HPV).

Jika tidak ada virus berisiko tinggi, sel abnormal yang ditemukan sebagai hasil tes tidak terlalu mengkhawatirkan. Jika ada virus yang mengkhawatirkan, kamu perlu pengujian lebih lanjut.

  1. Squamous intraepithelial lesion (Lesi intra epitel skuamosa)

Lesi intraepitel skuamosa adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sel-sel yang dikumpulkan dari Pap Smear mungkin bersifat prakanker. Jika perubahannya kecil, artinya ukuran, bentuk, dan karakteristik lain dari sel menunjukkan bahwa jika ada lesi prakanker, kemungkinan akan bertahun-tahun lagi untuk menjadi kanker.

Jika perubahannya tingkat tinggi, ada kemungkinan lebih besar bahwa lesi dapat berkembang menjadi kanker lebih cepat. Tes diagnostik tambahan diperlukan.

  1. Atypical glandular cells (sel kelenjar atipikal)

Istilah ini artinya sel kelenjar yang menghasilkan lendir tumbuh di pembukaan serviks dan di dalam rahim. Sel-sel kelenjar atipikal mungkin tampak sedikit abnormal, tetapi tidak jelas apakah mereka bersifat kanker.

Pengujian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan sumber sel abnormal dan signifikansi nya.

  1. Squamous cell cancer or adenocarcinoma cells (Kanker sel skuamosa atau sel adenokarsinoma). 

Hasil ini berarti sel-sel yang dikumpulkan untuk Pap Smear tampak sangat abnormal sehingga ahli patologi hampir yakin bahwa ada kanker.

Kanker sel skuamosa itu mengacu pada kanker yang muncul di permukaan datar sel-sel vagina atau leher rahim. Adenocarcinoma mengacu pada kanker yang muncul di sel kelenjar. Jika sel-sel tersebut ditemukan, dokter akan merekomendasikan evaluasi segera.

Jika hasil Pap Smear tidak normal, dokter mungkin akan melakukan prosedur yang disebut kolposkopi menggunakan alat pembesar khusus (kolposkop) untuk memeriksa jaringan serviks, vagina, dan vulva.

Dokter juga dapat mengambil sampel jaringan (biopsi) dari area mana pun yang tampak tidak normal. Sampel jaringan kemudian dikirim ke laboratorium untuk analisis dan diagnosis definitif.

Hubungi Kami
Teras Mahakam (sebelah hotel Gran Mahakam)
Jl. Mahakam No.8, RT.1/RW.7, Kramat Pela,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130
0217392285
business.support@okeklinik.com
help@okeklinik.com